Peduli Merapi : Berpindah Lokasi Pengungsian
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya Relawan Tzu Chi tengah bermain dan menghibur anak-anak di pengungsian. Selain memberikan bantuan secara materi Tzu Chi juga memberikan perhatian dan hiburan kepada para pengungsi, terutama anak-anak.. |
| ||
Kekhawatiran Warga Menurut Rosyidin Koordinator Pengungsi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinaskertrans) Magelang, besarnya jumlah pengungsi erupsi Gunung Merapi 2010 ini, karena warga yang tinggal di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) III merasa cemas dan takut sehingga ikut mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Ketakutan warga ini, akibat letusan gunung Merapi kali ini lebih besar dibanding letusan tahun 2006. Dijelaskan Rosyidin, jumlah pengungsi sebanyak ini ditampung di 39 titik pengungsian yang tersebar di sejumlah kecamatan. Berdasarkan catatan Satlak Penanggulangan Bencana (PB) Kabupaten Magelang, jumlah pengungsi mencapai 28.900 orang. Menurut Rosyidin para pengungsi berasal dari 19 desa dari tiga kecamatan di Kabupaten Magelang, serta satu desa dari Kabupaten Boyolali, yakni Desa Tlogolele. Ribuan warga lereng Gunung Merapi yang berasal dari daerah dusun Mungkit, Nggatak, Sirat, Jetak 1 dan 2, Sanggrahan, Ungkit 1 dan 2, Rejosari, mengungsi ke daerah-daerah yang aman. Mereka ada yang mengungsi di kantor pemerintahan, masjid, gereja, sekolah bahkan ada yang di rumah warga. Salah satunya Widodo yang saat ini mengungsi di gudang bulog Mertoyudan Magelang. Widodo dengan 3 orang anggota keluarganya terpaksa harus mengungsi karena daerahnya termasuk zona bahaya yang dialiri oleh lahar dingin dari puncak Merapi. Widodo tinggal di dusun Jumoyo yang berdekatan dengan kali putih.
Keterangan :
Zona Aman Merapi Curah hujan yang turun pada hari Sabtu dan Minggu membuat warga penduduk dusun semakin cemas, belum lagi hujan angin yang mengakibatkan rumah Widodo tertimpa pohon bambu. “Sebagian atap rumah saya bagian belakang rusak sedikit karena ketiban pohon bambu yang patah,” ujar Widodo. Lain lagi halnya dengan Eko, warga Dusun Garonan, Kecamatan Dukun yang sudah tiga kali pindah-pindah dari tempat pengungsi yang satu ke pengungsian lainnya hingga Eko sampai di pengungsian Bulog Desa Danurejo, kecamatan Mertoyudan Magelang.
Keterangan :
Pertama kali mengungsi keluarga Eko mengungsi di Balai Desa Garonan Kecamatan Dukun selama satu minggu. Karena erupsi Merapi makin membesar, Eko bersama warga Desa Garonan lainnya diungsikan lagi ke Desa Ketep Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang selama satu minggu, dan terakhir di pengungsian Bulog Mertoyudan ini sejak 4 November 2010 lalu. Sementara itu kondisi warga yang terkena imbas abu vulkanik Merapi yang tidak mengungsi kondisinya juga tidak lebih baik dari mereka yang tinggal di pengungsian. Seperti yang terjadi di Desa Borobudur, mereka yang hidup dari hasil kebun dan berdagang di pelataran Candi Borobudur juga sangat mengkhawatirkan, perekonomian mereka juga lumpuh akibat letusan Merapi. Karena itu, harus menjadi perhatian kita semua untuk turut memperhatikan warga yang tidak mengungsi, namun mereka terkena imbas abu vulkanik, mereka juga wajib mendapat prioritas bantuan dari pemerintah dan kita semua. | |||