Pekan Amal Tzu Chi 2015 : Kreasi Sehat Vegetarian
Jurnalis : Erli Tan, Fotografer : Erli TanSalah satu stan yang menarik adalah menu stan muda mudi Tzu Chi yang menjajakan makanan ala barat seperti spageti dan burger vegetarian
Kondisi bumi yang semakin panas dan tidak seimbang dapat mengakibatkan berbagai bencana yang tidak diinginkan. Insan Tzu Chi tiada henti-hentinya mengimbau dan mensosialisasikan pola makan vegetaris yang aman bagi kesehatan tubuh, bumi, dan lingkungan. Karena itu, Pekan Amal Tzu Chi 2015 yang diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi pada 31 Oktober - 1 November 2015 selain bertujuan menghimpun cinta kasih melalui sumbangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi, juga sebagai sarana memperkenalkan berbagai cita rasa masakan vegetaris. Dari 200 stan yang terletak di lantai Basement Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, tidak kurang dari setengahnya adalah stan yang menyediakan makanan, baik itu makanan basah ataupun kering.
Berbagai macam menu pun ditawarkan kepada ribuan pengunjung yang datang, dari makanan berat hingga cemilan kecil, semuanya lengkap. Agar dagangannya dapat diterima pengunjung, para penjual harus dapat mengkreasikan bermacam menu yang menarik. Beberapa menu yang menarik minat pengunjung di antaranya adalah Burger Hitam. Menurut Willsen, salah satu relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) pemilik stan, mereka memilih produk ala barat karena stan yang menyediakan masakan ala Indonesia sudah cukup banyak. “Makanan ala barat itu kan banyak yang tidak vegetarian, kita membuat yang unik, kita mengubahnya menjadi vegetarian,” tutur Willsen. Warna hitam pada Burger Hitam terbuat dari arang bambu yang memiliki fungsi kesehatan yaitu berkhasiat membuang toksin (racun) dalam tubuh. Melalui masakan vegetarian, Willsen dan teman-teman ingin menyampaikan pesan bahwa masakan vegetarian juga enak dan sehat, dan makanan enak tidak harus terbuat dari daging. “Burger itu biasanya kan isinya ayam, jadi kita ganti menjadi jamur-jamur. Dan spageti kan biasanya pake daging, jadi kita ganti juga menjadi jamur dan bumbu vegetarian,” ungkap Willsen. Antusias pembeli di stan ini sangat banyak dan rata-rata berasal dari kalangan anak-anak dan remaja.
Burger yang dijajakan adalah burger hitam yang warna hitamnya berasal dari arang bambu yang berkhasiat sebagai detoksifikasi racun dalam tubuh.
Berbagai menu ditawarkan, beberapa jenis pasta dengan berbagai pilihan topping dan burger hitam dan putih
Seperti Merintis Usaha Sendiri
Salah satu stan yang juga cukup menarik perhatian karena menunya adalah stan yang kebetulan kepunyaan muda mudi Tzu Chi juga. Choco Banana dan Kai Xin Tang (Happy Ice) adalah 2 jenis makanan yang mereka tawarkan. Kai Xin Tang sudah menjadi menu andalan mereka sejak bazar tahun lalu. Diadaptasi dari es campur Hongtang Taiwan, happy Ice ini terbuat dari campuran berbagai makanan sehat yaitu jelly, agar-agar rumput laut, jelly kelapa, selasih, ubi, biji salak, kemudian di-topping dengan serutan es dicampur strawberry. Sedangkan Choco Banana adalah pisang beku yang dibalut cokelat cair kemudian ditaburi dengan serpihan kacang, roti, biscuit, sereal, biji coklat warna warni, dan dihias lagi dengan cokelat cair berbentuk zigzag di atasnya. Beda dengan Kai Xin Tang, Choco Banana bisa dikatakan adalah menu dadakan yang berhasil diproduksi tanpa diduga. Victor Antony, yaitu relawan Tzu Ching yang mencetus ide pembuatan ini tadinya merasa pesimis. “Awalnya bukan Choco Banana, tapi mau bikin kelapa isi. Karena kita berusaha membuat produk vegan, kemarin sempat mau bikin es krim banana tapi hasilnya tidak sesuai harapan. Lalu akhirnya ada saran untuk bikin Choco Banana saja, setelah itu kita lihat di internet, sepertinya sih tidak sulit lalu akhirnya kita realisasikan, kita kumpul bahan bareng teman-teman. Awalnya Choco Banana sempat gagal juga, tapi hari ini kaget juga, ternyata bisa berhasil,” ungkap Victor dengan wajah sumringah.
Kai Xin Tang atau Happy Ice yang dijajakan di stan muda mudi Tzu Chi
Victor Antony (Tzu Ching) sedang menjajakan Choco Banana kepada pengunjung yang mampir
Lebih dari 80% dana yang digunakan untuk membeli bahan di stan mereka adalah kumpulan hasil donasi dari Victor sendiri dan teman-teman Tzu Ching yang juga sekaligus menyumbangkan tenaganya dalam mempersiapkan bahan hingga produksi dan menjajakannya. Hal tersebut terwujud tak lain adalah karena ajakan Victor, “Saya mengajak mereka bersumbangsih nggak cuma tenaga aja, tapi bisa lebih lengkap kan kalau beramal juga dengan dana. Mereka juga enggak keberatan dan antusias juga, karena ini adalah ide kita bersama. Dan setelah kita jalani bersama, kita semua merasa senang,” tuturnya semangat. Dalam mempersiapkan bahan ini mereka menganggap seperti merintis usaha sendiri, semuanya dilakukan bersama, berbagi tugas bersama. Ada yang tugasnya menyiapkan cokelat cair, ada yang mencari dan membeli pisang yang cocok ke pasar, bahkan ada yang memasak air gula hingga jam 1 subuh karena baru bisa dilakukan usai kesibukan aktivitas harian. Usaha tersebut berbuah manis, dessert kreasi mereka mendapat sambutan baik dari pengunjung. Menu vegetarian yang enak, kreatif, sehat, dan ramah lingkungan, bukan hanya dapat mensosialisasikan pelestarian lingkungan, tapi juga membawa kebahagiaan bagi mereka yang turut bersumbangsih dengan hati penuh kerelaan dan ketulusan.