Pekan Amal Tzu Chi 2018: Muara dari Kumpulan Cinta Kasih

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Anand Yahya, Arimami Suryo A, James Jip (He Qi Barat 2), Yusniaty (He Qi Utara 1)


Shelly Widjaja (kanan) bersama relawan Tzu Chi lainnya mengumpulkan mangkuk dan memilah plastik sampah di Pekan Amal Tzu Chi 2018. Bukan hanya relawan Tzu Chi, berbagai pihak lain turut bekerja sama untuk menyukseskan pekan amal tersebut.

Terlaksananya Pekan Amal Tzu Chi 2018 bukan hanya sumbangsih dari satu atau dua orang semata. Sebaliknya, pekan amal merupakan kumpulan dari niat baik dan cinta kasih dari berbagai pihak: relawan Tzu Chi, para donatur, dan yang pasti masyarakat umum. Kumpulan cinta kasih ini bermuara menjadi satu untuk Tzu Chi Hospital yang kini sedang dalam tahap pembangunan.

Ada 206 stan di Pekan Amal Tzu Chi 2018. Stan tersebut terdiri dari berbagai makanan vegetaris juga barang kebutuhan pokok (beras, minyak goreng, gula, dan lainnya). Ada pula perlengkapan rumah tangga, pakaian, hingga barang-barang elektronik. Semuanya merupakan sumbangsih dari para donatur.


Tidak hanya melayani para pengunjung dalam pekan amal, relawan juga memberikan hiburan bagi para pengunjung dengan nyanyian, tarian, juga peragaan isyarat tangan.

Shelly Widjaja, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1, mengaku senang karena donatur begitu tulus menyumbangkan produk-produk miliknya untuk dijual melalui Pekan Amal Tzu Chi 2018 ini. Ia juga berterima kasih kepada rekan-rekannya yang bersedia membuka stan di pekan amal. “Saya memang ada mengajak beberapa kenalan saya untuk berpartisipasi. Tentunya saya lihat dulu, kira-kira produk mereka cocok untuk di pekan amal atau tidak,” kata Shelly.

Tidak susah bagi Shelly untuk mengajak rekannya bergabung dalam pekan amal. Karena menurutnya, semua orang mempunyai keinginan untuk berbuat baik. “Setiap saya menjelaskan tujuan dan berkata ‘Ini adalah tabungan karma baik kesehatan’, sebagian besar langsung menerima dan mau ikut serta,” jelasnya.


Henking Wargana, Direktur PT. Gistex (Textile Division) – Rumah Mode, Bandung berbagi kisah mengenai jalinan jodohnya dengan Pekan Amal Tzu Chi 2018.

Salah satu rekanan Shelly yang menerima ajakan membuka stan adalah Henking Wargana, Direktur PT. Gistex (Textile Division) – Rumah Mode, Bandung. Sebelumnya, Henking mengenal Tzu Chi dari seorang teman yang aktif di Tzu Chi University Continuing Education Center (TCUCEC) lalu berkenalan dengan relawan-relawan Tzu Chi lainnya. Dalam kesempatan memberikan sharing, ia kemudian diajak bersumbangsih untuk Tzu Chi Hospital melalui pekan amal. “Saya senang karena bisa ikut meramaikan pekan amal ini. Kegiatan ini juga merupakan ladang untuk bersosialisasi,” kata Henking.

Henking bercerita bahwa untuk ikut dalam Pekan Amal Tzu Chi 2018, karyawannya berangkat sejak pukul 03.00 pagi dari Bandung, Jawa Barat. Selain untuk menghindari macet, mereka juga tak ingin melewatkan waktu dan kesempatan begitu saja. Dari Bandung, mereka membawa serta produk Gistex berupa pakaian pria dan wanita. Sementara itu, ia dan ibunya menyusul pergi pukul 07.00 pagi. Ia juga mengaku ingin melihat bagaimana pekan amal dilaksanakan.


Stan Gistex ikut meramaikan Pekan Amal Tzu Chi 2018. Henking, Direktur PT. Gistex (Textile Division) tak menyangka Pekan Amal ternyata sangat ramai dikunjungi masyarakat.

Sampai di Tzu Chi, Henking tak menyangka pekan amal ternyata sangat ramai dikunjungi masyarakat. Di tengah keramaian itu pula, ia melihat hal lain yang begitu mencolok. “Semua relawan turut serta bersumbangsih. Mereka bukan hanya mengeluarkan materi, tapi ternyata juga mengeluarkan tenaga, dan kelihatannya tidak capek untuk bersosialisasi dengan banyak orang,” kata pria yang juga gemar berkegiatan sosial ini.

Henking berharap Pekan Amal Tzu Chi dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Selain karena peruntukannya bagi pembangunan Tzu Chi Hospital, juga karena relawan telah bekerja keras dengan tulus dan penuh kesungguhan. Seperti tagline sekolah (Bimasena School) yang ia dirikan di Bandung: Loving, Giving, Serving, begitu pula ia ingin berbagi semangat kepada relawan. “Intinya kalau kita bisa loving, giving, serving more ya pasti akan ada perasaan very happy,” ucap Henking. “Pokoknya setiap ada kesempatan, jalan,” lanjutnya.


Menurut Henking, ada hal yang mencolok di Pekan Amal Tzu Chi, yaitu sumbangsih dan interaksi relawan Tzu Chi dengan masyarakat sejak pekan amal dibuka pada Sabtu hingga berakhir di hari Minggu (21-22 April 2018).

Ditemui di tempat yang sama, Shelly begitu bahagia mendengar pernyataan Henking. “Sangat senang rasanya begitu para donatur ini menerima ajakan saya,” kata PIC penjualan kupon Pekan Amal Tzu Chi 2018 di He Qi Utara 1 ini. Perasaan bahagia yang ia rasakan bukan karena keberhasilannya mengajak donatur untuk bergabung. Namun lebih karena menyadari bahwa di sekelilingnya masih ada banyak sekali orang-orang berhati mulia yang memiliki cinta kasih.

“Saya semakin yakin dengan apa yang dikatakan Master Cheng Yen bahwa semua orang memiliki hati cinta kasih yang menunggu untuk dibangkitkan. Jadi saya bukan hebat atau gimana. Tapi saya hanya menjadi perantara saja, menjadi jembatan antara para donatur dan Master Cheng Yen,” tutur Shelly. “Semoga relawan lainnya bisa merasakan hal yang sama,” harapnya.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Berwiraniaga di Pekan Amal

Berwiraniaga di Pekan Amal

02 November 2015 Partispasi para mahasiswa/i di Pekan Amal karena sejak tahun lalu, Tzu Chi telah mensosialisasikan celengan bambu Tzu Chi di kampus STIE Trisakti dan sudah dilakukan beberapa kali penuangan celengan, sehingga mereka pun tertarik untuk bergabung.
Semangat Bersumbangsih

Semangat Bersumbangsih

23 Desember 2016

Dua relawan yang turut bersumbangsih memanfaatkan waktu libur dalam Pekan Amal penggalangan dana pembangunan rumah sakit Tzu Chi tanpa melihat sekat-sekat agama, ras, golongan di dalamnya. 

Pekan Amal Tzu Chi 2015 : Bazar untuk Pembangunan Rumah Sakit

Pekan Amal Tzu Chi 2015 : Bazar untuk Pembangunan Rumah Sakit

31 Oktober 2015 Pekan Amal Tzu Chi disambut antusias oleh semua orang, buktinya sebanyak 200 stan berpartisipasi dalam kegiatan ini yang menjual barang-barang keperluan sehari-hari seperti sembako, pakaian, makanan, hingga kendaraan motor.
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -