Pekan Amal Tzu Chi 2018: Siapapun Bisa Bersumbangsih
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Arimami Suryo A, YuliatiDepo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Kosambi turut berpartisipasi dalam kegiatan Pekan Amal Tzu Chi 2018 dengan membuka stan Barang Secondary Depo Kosambi.
Pekan Amal Tzu Chi yang diadakan selama dua hari di Basement Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara melibatkan partisipasi banyak orang. Tidak ada batasan dalam bersumbangsih, siapapun bisa turut serta. Salah satunya Andi, penerima bantuan Tzu Chi (gan en hu). Andi mengalami kecelakaan pada Februari 2017 silam yang mengharuskan dirinya merelakan kaki kanannya diamputasi hingga dengkul dan beberapa ruas jari pada kaki kirinya. Sejak itulah Andi harus melewati hari-harinya menggunakan kaki palsu.
Berkat bantuan kaki palsu, Andi bisa kembali menjalankan aktifitasnya. Ia menerima jasa reparasi barang-barang elektronik di rumahnya untuk menambah penghasilan keluarga. Ia juga aktif di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Duri Kosambi, Jakarta Barat. Di sana, Andi juga memperbaiki barang-barang elektronik yang disumbangkan ke depo. Ada kipas angin, jam dinding, setrika, mixer, bohlam, dan barang-barang elektronik lainnya. Ternyata banyak sekali barang-barang yang telah diperbaiki oleh Andi.
Andi, salah satu gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi) yang juga aktif di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Duri Kosambi ikut berpartisipasi dalam pekan amal dengan menjaga stan depo.
Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Kosambi pun turut berpartisipasi dalam kegiatan Pekan Amal Tzu Chi 2018 ini dengan menjual barang-barang elektronik secondary hasil reparasi Andi. Tidak hanya barang-barang hasil perbaikannya, Andi juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini pada hari pertama Pekan Amal, Sabtu (21/4/2018). Meski tidak terlalu leluasa dengan kondisinya, ia sangat senang bisa bersumbangsih.
“Saya juga pengen bersumbangsih. Kita dibantu jadi kita juga harus membantu, makanya ada bazar ini saya minat untuk membantu,” ujar Andi di sela-sela melayani pengunjung pekan amal.
Duduk di kursi depan stan Depo Kosambi, Andi penuh antusias melayani setiap pengunjung yang mampir ke stan yang ia jaga. Jika ada yang berminat untuk membeli barang-barang second tersebut, Andi mengetes satu per satu barang itu. Meski barang-barang yang dijajakan terbilang second tapi Andi tetap mengutamakan kualitas barang. Harganya pun bervariasi. Kisaran 40.000 hingga 120.000 rupiah tergantung jenis dan nilai barang tersebut.
“Kita lihat kelayakannya, (barang) bisa pakai silahkan beli kalau nggak bisa ya jangan (dibeli) kita simpan lagi,” ucapnya.
Memupuk Niat Bajik
Merry yang datang bersama suaminya, Kajuli tertarik untuk membeli barang second di stan Depo Kosambi berupa setrika. Andi pun mengetes barang tersebut dan menunjukkan kepada mereka.
Sejak pagi stan Depo Kosambi dipadati pengunjung. Ada saja pengunjung yang mampir ke stan untuk membeli atau hanya sekadar melihat-lihat. Rata-rata pengunjung yang mampir ke stan ini pasti tertarik untuk membawa pulang barang yang terpajang di stan.
Merry yang datang bersama suaminya, Kajuli pun tertarik untuk membeli barang second di stan Depo Kosambi ini. Ia membeli setrika seharga 40.000 rupiah. “Ini beli setrika aja, masih bagus barangnya masih panas,” kata Merry tersenyum. Meski setrika tersebut bukanlah barang baru, namun Merry dan suaminya tetap membelinya. “Asalkan masih bagus nggak apa-apa ya, niatnya kan memang mau bantu rumah sakit ini, nggak peduli baru atau enggak,” ujarnya.
Selain setrika second, Merry dan suaminya sudah membeli banyak barang lainnya. Ia yang datang dari Bekasi, Jawa Barat ini sejak pagi sudah tiba di lokasi pekan amal. “Tadi beli gula, tisu, sapu, kompor,” ucap Merry. “Ini masih mau muter lagi beli barang yang lain,” sambung sang suami, Kajuli.
Kirman (jaket hitam) berdiskusi dengan rekan kerjanya, Muksin sebelum membeli barang-barang di stan depo ini. Merekapun membeli kipas angin dan dua setrika listrik.
Sepasang suami istri ini memang setiap ada kegiatan pekan amal yang digelar oleh Yayasan Buddha Tzu Chi selalu datang untuk berbelanja. “Tiap tahun selalu berpartisipasi, ini (pekan amal) untuk amal bangun rumah sakit dan rumah sakit juga untuk amal jadi saling membantu. Kebetulan saya kerja di kantor yang dekat sini,” ujar Kajuli. “Jadi semua buat amal, ini bagus sekali. Yang di atas memberi yang di bawah,” timpal sang istri.
Bahkan jika pada tahun yang akan datang diadakan pekan amal lagi, merekapun akan turut berpartisipasi kembali. “Jika diberi kesehatan tahun depan jika ada (pekan amal) lagi pasti datang,” tukas sang suami.
Adapula Kirman yang datang bersama rekan kerjanya, Muksin. Mereka merupakan petugas keamanan di Taman Permata Buana, Jakarta Barat. Keduanya mengetahui kegiatan Pekan Amal Tzu Chi ini dari salah satu warga perumahan tersebut. “Kami dikasih tahu warga lalu dikasih kupon untuk berbelanja ke sini,” ujar Kirman.
Barang pertama yang dibeli adalah kipas angin dan dua setrika dari stan Depo Kosambi. “Ini beli kipas angin untuk dipakai di pos tempat kerja, dan setrika untuk di tempat tinggal masing-masing,” kata Kirman tersenyum.
Mereka memilih membeli kipas angin dan setrika second ini karena merasa barangnya tergolong masih layak pakai. “Barangnya masih bagus, masih nyala,” ucap Kirman yang dianggukkan Muksin tanda setuju.
Dalam waktu kurang dari sehari, barang-barang secondary yang terdapat pada stan Depo Kosambi inipun ludes terjual. Melihat banyak peminat barang-barang hasil reparasinya ini, Andi merasa senang. Meski hanya duduk seharian dalam melayani pengunjung yang membeli barang-barang tersebut telah membuatnya bahagia.
“Kita bawa banyak barang ke sini. Barang laku terjual kita happy,” ungkap Andi bahagia. Andi pun berharap Tzu Chi Hospital yang masih dalam proses pembangunan ini segera terlaksana agar bisa membantu lebih banyak orang lagi yang membutuhkan.