Pelajaran dari Sebuah Kunjungan Kasih
Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara) Bapak Endrik, salah seorang penerima bantuan pengobatan Tzu Chi menyumbangkan sampah daur ulang yang dikumpulkannya kepada Tzu Chi. |
| ||
Detak detik yang terus berlalu telah membawa pergi tahun 2010, tanpa terasa kita telah melangkah memasuki lembaran baru di tahun 2011. Minggu tanggal 9 Januari 2011, relawan Tzu Chi dari He Qi Utara mengadakan kegiatan kunjungan kasih pertama di awal tahun 2011. Sejak pukul 8 pagi relawan mulai berkumpul di Jing Si Books and Café Pluit, dan tepat pukul 9 perjalanan pun dimulai. Tujuan pertama para relawan adalah rumah seorang Gan En Hu (penerima bantuan pengobatan Tzu Chi) bernama Bapak Endrik, berusia 61 tahun. Bapak Endrik dan istrinya begitu senang melihat relawan datang berkunjung. Sewaktu relawan datang Bapak Endrik sedang sibuk membuat nanas dari kertas untuk dijual. Semenjak sakit 2002 akibat serangan stroke Bapak Endrik sudah tidak bisa bekerja lagi seperti dulu. Sambil menghela napas dan mata menerawang jauh Bapak Endrik berkisah, “Sebelumnya saya memang mengidap hipertensi. Tahun 2002 saya mendapat serangan stroke. Saya kemudian berobat dalam waktu cukup lama dan panjang di sana-sini dan menghabiskan banyak biaya, sampai-sampai rumah saya yang terletak di Jelambar Jakarta Barat dijual untuk biaya berobat.” Kini Bapak Endrik tinggal menumpang di rumah adik perempuannya. Memang akhirnya kondisi Bapak Endrik mulai membaik. Ia pun sudah bisa berjalan dan beraktivitas seperti biasa. Harapan keluarga ini pun mulai tumbuh. Namun, akibat banyaknya obat-obatan yang beliau konsumsi selama pengobatan ketika sakit stroke mengakibatkan ia mengalami gangguan ginjal. Setelah melalui pemeriksaan dokter Bapak Endrik dinyatakan mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah. Setelah menjalani cuci darah seminggu 2 kali selama beberapa waktu semua sisa uang milik Bapak Endrik pun ludes tak bersisa.
Keterangan :
Atas saran beberapa teman Bapak Endrik mendatangi Yayasan Buddha Tzu Chi dan mengajukan permohonan bantuan pengobatan. Dari sinilah jalinan jodoh dengan Tzu Chi dimulai. Setelah dilakukan survei dan meeting maka Bapak Endrik diberi bantuan pengobatan cuci darah. Saat melihat wajah-wajah penuh cinta kasih para relawan yang berkunjung hari itu, Bapak Endrik beserta Isteri menyatakan banyak terima kasih atas bantuan Tzu Chi kepada mereka selama ini. Sambil sedikit menunduk dan mata memerah ia berkata, “Saya sudah tidak bisa sembuh lagi selamanya, napas saya hanya akan tersambung apabila saya pergi cuci darah. Jikalau Yang Maha Kuasa setiap saat memanggil saya, saya sudah pasrah.” Dengan penuh welas asih Anna Tukimin menasehatinya, “Ketika sehat kita harus menjaga kesehatan kita dan mensyukuri mendapat badan yang sehat. Ketika sakit kita juga harus pandai menjaga pola makan dan lain sebagainya. Kita harus punya semangat yang tinggi dan disertai selalu berdoa. Bapak Endrik harus bersyukur masih ada dua orang putri dan seorang istri yang menemani. Jadi jangan merasa bersedih. Memang Bapak sedih, namun masih banyak yang lebih menderita dan tidak punya keluarga.” Mendengar itu wajah Bapak Endrik pun mulai tersenyum. Setelah berbincang-bincang maka relawan pun pamit. Ketika hendak beranjak pulang Bapak Endrik memangil, mengatakan bahwa ia ingin menyumbangkan sampah daur ulang yang dikumpulkannya selama ini untuk Tzu Chi. Ternyata Gan En Hu kita ini sering menonton siaran DAAI TV Jakarta sehingga Bapak Endrik dan istrinya mulai mempraktikkan pengumpulan sampah daur ulang.
Keterangan :
Bersyukur Atas Tubuh yang Sehat Begitu juga komentar Lim A Lien, seorang relawan yang juga sering ikut kunjungan kasih. “Dengan melihat banyak orang yang sakit dan menderita maka dalam kehidupan kita akan merasa bahwa kesehatan adalah hal yang harus disyukuri sepenuh hati,” katanya. Ketika ditanya apakah ada perubahan dalam kehidupan setelah sering ikut serta dalam kegiatan kunjungan kasih ini. Lim A Lien menjawab, “Sekarang saya mulai agak sabaran dan tidak gampang emosi seperti dahulu. Sikap saya itu berubah seiring dengan seringnya saya mengikuti kegiatan kunjungan kasih dan kegiatan Tzu Chi lainnya.” Ternyata dalam kegiatan kunjungan kasih tidak saja para Gan En Hu semangatnya termotivasi untuk lebih tegar dalam menjalani cobaan hidup ini. Gan En Hu juga merasa sangat gembira menyambut datangnya relawan yang selalu hadir menenangkan kekhawatiran hati mereka. Di sisi lain ternyata relawan juga mendapatkan banyak sekali pencerahan dan sukacita yang tiada tara. Salah satunya antara lain sikap yang dulu kurang baik sekarang telah menjadi seorang yang lebih sabar, dan dahulu seseorang yang tidak pernah merasa bahwa kesehatan adalah sebuah karunia yang patut disyukuri kini menjadi sangat tahu bersyukur atas kesehatan dirinya. | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih: Kembali ke Jalan Kebenaran
20 Februari 2012Hari Ibu Internasional: Kasih Ibu Sepanjang Masa
31 Mei 2024Perayaan Hari Ibu di Tzu Chi Surabaya menekankan betapa pentingnya seorang anak untuk berbakti sejak kecil kepada orang tuanya. Kegiatan dilaksanakan Minggu, 12 Mei 2024.