Pelantikan Relawan: Membangun Ikrar
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya , Hadi Pranoto, Stephen Ang (He Qi Utara), dan, Wimala (He Qi Selatan)
|
| ||
Tapi, jika setelah mereka aktif mengikuti kegiatan Tzu Chi dan mendalami filosofi Tzu Chi maka sikap untuk “menghindar” dari tanggung jawab itu pun perlahan-lahan akan luntur. Terlebih jika mereka kemudian “naik kelas” menjadi relawan biru putih, maka sedapat mungkin mereka harus mau memikul tanggung jawab untuk meringankan beban Master Cheng Yen dalam menyucikan hati manusia, menciptakan masyarakat aman dan damai, serta dunia terhindar dari bencana. Jika dilihat dari warna seragam relawan Tzu Chi, abu-abu sendiri bermakna sederhana atau jalan tengah, jadi wajar saja jika komitmen dan kesungguhan mereka di Tzu Chi masih dalam tahap pembelajaran. Sementara biru bermakna langit, dan putih melambangkan bersih dan suci. “Jadi relawan biru putih adalah relawan yang memiliki hati seluas jagat raya, memiliki pikiran yang positif dan murni,” kata Like Shijie, He Xin Training Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam acara Pelantikan Relawan Biru Putih pada tanggal 3-4 November 2012 di Aula Jing Si Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Menjadi biru putih juga bukan berarti telah lulus dari ujian dan kemudian berhenti melatih dan membina diri. “Justru dengan menjadi relawan biru putih mulai harus bisa mendampingi relawan baru,” tegas Like Shijie. Ada sebanyak 332 relawan yang dilantik menjadi relawan biru putih, dan ada 321 relawan biru putih lainnya yang hadir, sehingga total peserta ada 653 relawan biru putih yang memenuhi ruangan Guo Yi Ting (Auditorium Internasional) Lantai 3 PIK, Jakarta Utara. Belajar Membimbing Orang Lain
Keterangan :
Selama terlena dalam kebiasaan ini, Hui Hui mengaku perasaannya kerap diliputi kegelisahan. “Ada ketamakan, berharap dapat lebih banyak lewat berjudi,” ungkapnya, “bahkan kadang ini membuat saya kasar sama anak-anak. Kalau masang kalah, anak-anak yang jadi sasaran.” Nyatanya, ‘jauh panggang dari api’, ia lebih banyak kalah daripada menang undian. Puncaknya adalah tatkala ia nekat menjual perhiasan dari suaminya untuk pasang taruhan. “Dari situ saya merenung, nggak ada guna, sia-sia,” terangnya. Merasa bersalah pada sang suami, Hui Hui pun bertekad menjauhkan diri dari kebiasaan buruknya. Dengan semangat yang kuat akhirnya ia berhasil menghentikan kebiasaan buruknya. Keyakinan dan keputusannya semakin bulat setelah ia kemudian mengenal Tzu Chi. Hui Hui bahkan sudah menjalani pola hidup vegetarian. “Gan En Master Cheng Yen,” ujarnya di penghujung wawancara. Dari Sebutir Benih Tumbuh Ribuan Benih Lainnya
Keterangan :
Niat itu pun terus berlanjut dengan dijalankannya “Program 5 Km Bebas Katarak, Hernia, dan Bibir Sumbing” di lingkungan sekitar perkebunan. Kegiatan ini mencakup di 3 kecamatan dan 14 desa di wilayah perkebunan Sinar Mas di Padang Halaban. Dengan program tersebut Ruslianto pun pro aktif turun ke lapangan untuk mencari pasien-pasien yang mengidap penyakit tersebut (katarak, hernia, dan bibir sumbing). Ia juga melibatkan karyawan di lingkungan kerjanya untuk program ini. Selain melibatkan para karyawan, Ruslianto pun memberdayakan anak-anak yang magang di lingkungan perkebunan untuk menjadi relawan informasi, mengingat mereka adalah warga sekitar dan tahu secara langsung kondisi di lingkungan mereka. “Awalnya saya sangat khawatir karena mereka (siswa-siswa) itu berasal dari lingkungan pendidikan Muslim (MA=Madrasah Aliyah-red), tetapi ternyata respon mereka sangat baik. Bahkan, dari relawan informasi ini akhirnya berkembang, bukan hanya dari anak-anak magang dan keluarganya saja, tetapi juga dari “pasien-pasien” yang dulu pernah dioperasi dan ditangani Tzu Chi. Tercatat ada 11 pasien yang akhirnya bergabung menjadi relawan informasi setelah dibantu Tzu Chi. Seperti relawan Tzu Chi lainnya yang dilantik hari itu, Ruslianto pun bertekad untuk lebih mengembangkan Tzu Chi. “Sekembalinya dari sini (Jakarta), Padang Halaban akan menjadi lebih baik,” tekadnya. | |||