Pelantikan Relawan: Menjalankan Misi Cinta Kasih

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Anand Yahya dan Hadi Pranoto
 
 

foto
Barisan insan Tzu Chi mengikuti pelatihan dan pelantikan relawan biru putih pada hari Sabtu-Minggu, 3-4 November 2012 di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Suara kerumunan orang jelas terdengar lambat laun mulai menghilang, para Bodhisatwa dunia menyusun barisan Tzu Chi nan indah memasuki gerbang cinta kasih di ruang Guo Yi Ting, Aula Jing Si Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara mengikuti pelatihan dan pelantikan relawan biru putih Tzu Chi pada hari Sabtu, 3 November 2012. Semangat dan suka cita terpancar dari wajah para Bodhisatwa dunia ini bersama-sama bergandengan tangan mengikuti langkah Tzu Chi secara lebih mendalam.

 

Menapakkan Kaki Bersatu Hati
Pelatihan dan pelantikan relawan biru putih yang diikuti oleh para insan Tzu Chi dari berbagai daerah di Indonesia berjalan dengan khidmat. Dimulai dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen, para insan Tzu Chi menundukkan kepala penuh hormat dan rendah hati. Alunan lagu Mars Tzu Chi dan ikrar Sepuluh Sila Tzu Chi menggema memenuhi ruangan dengan nyaring dan ria dipandu oleh Mei Rong Shijie selaku pemandu acara. Dilanjutkan dengan tour Jing Si Tang yang dibagi menjadi beberapa grup dalam menyusuri dan mengenal ruangan-ruangan Jing Si Tang. Terlebih dahulu pengenalan Aula Jing Si oleh Suriadi Shixiong untuk mengawali sesi tour Jing Si Tang. “Rumah yang begitu besar ini dimulai dari langkah-langkah kecil beberapa relawan, beberapa ibu-ibu pada tahun 1993 dan hasil karya sumbangsih para Shixiong Shijie,” jelas Suriadi Shixiong. Suriadi Shixiong menambahkan bahwa Jing Si Tang dibangun karena adanya pengembangan misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, misi budaya humanis yang merupakan misi utama Tzu Chi.

Sharing para Bodhisatwa dalam menapaki jalan Tzu Chi melalui pintu misi amal menggerakkan hati turut merasakan dalam membantu sesama yang memerlukan. Salah satunya Iea Hong Shixiong yang memiliki kelainan pada tulang belakang dan sakit yang dirasakan sehingga lebih sering duduk, jika sering bergerak merasakan sakit pada tulang. Meski begitu,  hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk ikut serta menapaki jejak langkah Master Cheng Yen menjalankan misi amal. Perubahan hidup pun terlihat pada kehidupan masing-masing insan Tzu Chi yang sekian lama belajar dan turut serta di jalan Tzu Chi. “Dulu saya seorang yang pemarah dengan merasakan sakit dan permasalahan yang lain. Sekarang setelah menjadi relawan Tzu Chi menjadi lebih sabar dan tersenyum kepada semua orang,” ungkap Iea Shixiong. Nada serupa disampaikan oleh Wie Siong Shixiong yang merasa banyak perubahan yang terjadi dalam dirinya setelah menapaki jalan Tzu Chi. “Saya merupakan tipikal orang yang keras, pendiam dan tidak gampang menerima sesuatu dan pemarah. Saya suka minum-minuman keras, setelah menjadi relawan Tzu Chi, emosi saya menjadi terkontrol dan sudah berhenti minum-minuman lagi,” cerita Wie SiongShixiong. Iea Shixiong merasakan telah mendapatkan Dharma paling banyak dengan terjun langsung di lapangan menangani kasus melalui misi amal. Demikian juga dengan Wei Shiong Shixiong mengungkapkan setelah belajar dan memahami di Tzu Chi bisa belajar menerima semua kondisi apapun baik di lingkungan pertemanan dan keluarga. “Apapun yang ada di Tzu Chi merupakan tempat belajar, dan 3 hal yang saya pegang di Tzu Chi yang sudah saya jalani yaitu sabar, tenang, senyum,” ungkap Wie Siong Shixiong.

foto  foto

Keterangan :

  • Tour Jing Si Tang dibagi dalam beberapa kelompok mengelilingi Aula Jing Si sebagai pengenalan rumah batin para insan Tzu Chi Indonesia (kiri).
  • Sharing kisah-kisah menyentuh para Bodhisatwa dunia di misi amal pada pelatihan dan pelantikan relawan biru putih (kanan).

Komitmen Terus Bersumbangsih
Pelatihan dan pelantikan ini diikuti oleh 332 relawan abu putih yang akan dilantik menjadi relawan biru putih. Tekad dan komitmen para insan Tzu Chi yang akan dilantik tertanam dalam diri masing-masing para Bodhisatwa dunia ini. Seperti halnya Ati al Sumarno Shixiong yang datang dari Batam untuk mengikuti pelatihan dan pelantikan relawan biru putih. Ati Shixiong yang memiliki tiga orang anak ini mulai bergabung melangkah di gerbang Tzu Chi sejak tahun 2010 dan sangat aktif di berbagai bidang kegiatan Tzu Chi, mulai dari daur ulang pelestarian lingkungan, sebagai wakil Xie Li 1 daur ulang, misi amal, bedah buku, dan kebaktian tiap Sabtu sebagai wakil pengurus seksi kebaktian. Demikian juga dengan Pipit Kusdariyah Shijie bersama-sama suami dan insan Tzu Chi Sinarmas lainnya bertekad dan berkomitmen belajar dan mengabdi di jalan Tzu Chi. Tidak berbeda dengan Ati Shixiong, Pipit Shijie berjodoh dengan Tzu Chi pada tahun 2010 dan mengikuti kegiatan pada misi amal dengan ikut terjun langsung dalam kegiatan bantuan kemanusiaan pengobatan penyakit umum, gigi, dan mata.

foto  foto

Keterangan :

  • Ati Shixiong sangat aktif di berbagai bidang kegiatan Tzu Chi dan menjadi wakil pengurus seksi kebaktian di Tzu Chi Batam. Ia bertekad untuk terus berkomitmen di jalan Tzu Chi (kiri).
  • Pipit Shijie dengan komitmennya terus mau melangkah lebih dalam bersumbangsih di Tzu Chi dengan menjadi relawan biru putih (kanan).

Para insan Tzu Chi telah belajar banyak dari apa yang sudah dilakukan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Tzu Chi di berbagai misi Tzu Chi. Para insan Tzu Chi menyadari perubahan-perubahan karakter yang nampak pada diri mereka masing-masing. “Sebelum menjadi relawan Tzu Chi, apa yang saya lakukan saya minta mereka untuk melakukan, dan saya sebagai pemimpin tidak pernah melakukan sendiri, hanya pakai tunjuk. Selain itu, (saya) merasa hidup hanya satu arah, yaitu kerjaan dan rumah, tidak ada variasi,” cerita Ati Shixiong mengenang. Kebiasaan-kebiasaan negatif dalam keseharian yang sering dilakukan bisa berubah menjadi kebiasaan baik dengan melakukan kebajikan-kebajikan setiap hari. Ati Shixiong menceritakan pula perubahan yang dirasakan setelah menjadi relawan Tzu Chi bahwa ternyata nilai kehidupan tidak hanya itu saja, melainkan ada hal yang lebih bermakna untuk bisa bersumbangsih dengan terjun langsung membantu orang lain selain menjadi pengusaha. “Saya sekarang melakukan aktivitas apapun dengan melakukan sendiri,” Ati Shixiong kembali mengungkapkan.

Komitmen terpatri dalam diri Ati Shixiong dalam mengikuti berbagai kegiatan Tzu Chi begitu besar. Dapat saling menghormati, rendah hati, kerja sama dan bertanggung jawab dengan terjun ke lapangan mengerjakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan itulah yang dirasakan Ati Shixiong selama bergabung di barisan insan Tzu Chi. “Dengan menjadi relawan biru putih akan menjadi lebih mendalam di Tzu Chi dalam menggalang dana menggalang hati,” tegasnya. Sama halnya dengan Pipit Shijie, ia senantiasa bersyukur dengan keadaan yang dirasakan dan bisa terus bersumbangsih di Tzu Chi dengan menjadi relawan. Pipit Shijie dengan komitmennya terus mau melangkah lebih dalam bersumbangsih di Tzu Chi dengan menjadi relawan biru putih. “Saya melihat Tzu Chi dari sisi kemanusian sehingga membuat saya mau menjadi relawan untuk turut bersumbangsih membantu orang lain meskipun saya bukan dari Buddhis,” tutur Pipit Shijie. Sungguh merupakan jalinan jodoh yang baik diantara para insan Tzu Chi, bersama-sama menjalankan tekad dan komitmen bersumbangsih membantu sesama.

  
 

Artikel Terkait

Kickoff Bakti Sosial Imlek Nasional 2022: Berbagi Sepuluh Kilogram Beras, Berbagi Kebahagiaan

Kickoff Bakti Sosial Imlek Nasional 2022: Berbagi Sepuluh Kilogram Beras, Berbagi Kebahagiaan

07 Februari 2022

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyelenggarakan Kickoff Bakti Sosial Imlek Nasional 2022 yang dihadiri oleh Menteri BUMN Republik Indonesia Erick Thohir.

Paket Kue Bulan untuk Keluarga Prasejahtera

Paket Kue Bulan untuk Keluarga Prasejahtera

16 September 2022

Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi membagikan 250 paket Kue Bulan kepada warga prasejahtera di Tebing Tinggi pada Minggu, 4 September 2022. 

Menyehatkan Grace dan Keluarga

Menyehatkan Grace dan Keluarga

17 April 2018
Rombongan relawan Tzu Chi beserta dokter dan ahli gizi dari RS Cinta Kasih Tzu Chi (RSCK) mengunjungi satu pasien anak-anak bernama Grace Imanuel pada Selasa, 17 April 2018. Kunjungan ini merupakan kegiatan rutin dam merupakan salah program dari Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi Cengkareng untuk menyehatkan masyarakat.
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -