Pelatihan 4 in 1 : Menghimpun Niat Baik dan Menyucikan Hati Manusia
Jurnalis : khusnul Khotimah , Fotografer : Arimami Suryo AMenjadi seorang relawan kemanusiaan tentu memerlukan keterampilan dan kebijaksanaan agar dapat mengatasi berbagai persoalan yang ditemukan di lapangan. Namun sesungguhnya yang terpenting adalah ketulusan hati tanpa pamrih. Dengan hati yang tulus dan suci seberat apa pun persoalan, akan terasa mudah mencari jalan keluarnya. Ini karena hati yang tulus membuat pikiran tetap jernih, menghindarkan kita dari energi negatif dan yang pasti mampu menebarkan cinta kasih. Lalu bagaimana caranya?
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali menggelar Kamp Pelatihan Relawan 4 in 1 yang berlangsung selama dua hari, yakni 28-29 Mei 2016 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Sebanyak 710 relawan yang terdiri dari mentor dan peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia , seperti Batam, Tanjung Balai Karimun, Pekanbaru, Surabaya, Singkawang, Palembang, Medan, Tebing Tinggi, Padang, Lampung, Biak, Makassar, Bali, Manado, Bandung, dan Jakarta.
Istilah 4 in 1 mengacu pada semua bagian dari komunitas relawan, baik dari He Xin, He Qi, Hu Ai dan Xie Lie yang turut serta dalam pelatihan ini. Pelatihan 4 in 1 ini digelar dua kali dalam setahun. Kamp pelatihan diadakan supaya para relawan lebih memahami ajaran-ajaran Master Cheng Yen (pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi) sehingga bisa menjalankan misi-misi di dalam Tzu Chi.
Dalam pelatihan ini para peserta diberikan banyak pembekalan, termasuk dari tiga relawan senior asal Taiwan yakni Ji Ma Mi, Chen Ming Ze, dan Wei Liang Xu yang berbagi pengalaman bagaimana mulanya mengenal Tzu Chi dan akhirnya mengabdikan hidup menjadi relawan. Ji Ma Mi bahkan membuktikan sendiri bahwa bersama Tzu Chi, ia menjalani hidup dengan bahagia dan makin sehat.
Para peserta dengan seksama mendengarkan materi yang dibawakan oleh relawan Tzu Chi dari Taiwan dan Indonesia.
Menggandeng Bodhisatwa Lebih Banyak Lagi
Pembicara lainnya, seorang relawan Komite Tzu Chi Indonesia, Livia memberikan materi tentang bagaimana menghimpun niat baik dengan menyucikan hati manusia. Livia mengatakan bahwa salah satu yang diharapkan oleh Master Cheng Yen adalah manusia menyucikan hatinya masing-masing. Caranya dengan mengubah diri sendiri dahulu dari sifat-sifat yang kurang baik sehingga dapat menjadi teladan untuk orang lain dan bahkan menginspirasi orang lain.
“Master Cheng Yen sering mengatakan sekarang ini dunia ini sering ada bencana. Baik bencana yang diakibatkan faktor alam maupun yang disebabkan oleh manusia. Kalau kita mau menolong dunia ini caranya hanya dengan menolong hati, menyucikan hati manusia. Karena itu semua orang wajib menggandeng atau menggalang lebih banyak lagi Bodhisatwa, “ jelas Livia.
Untuk menggandeng Bodhisatwa lebih banyak lagi, kata Livia, caranya tidaklah susah. Dan selama ini memang sudah dijalankan, yakni empat dasar persaudaraan: dana, tutur kata penuh cinta kasih, tindakan bermanfaat, dan yang keempat adalah kebersamaan. Jika ini selalu dijalankan dalam setiap kegiatan, baik dalam lingkungan keluarga maupun di antara sesama relawan maka akan membangkitkan cinta kasih.
Sebanyak 710 relawan mengikuti Kamp Pelatihan 4 in 1 di Aula Jing Si lantai 4, PIK, Jakarta Utara.
Salah satu peserta, dari Ancol Jakarta, Atik Wati (46 tahun) mengaku mendapatkan banyak ilmu dan juga inspirasi dari keteguhan hati para relawan senior. Dari pelatihan ini, Atik pun bertekad akan lebih banyak belajar lagi supaya bisa melakukan lebih banyak hal dalam kegiatan kerelawanan. “Kesan saya acara ini sangat menarik, menambah wawasan dan menambah persaudaraan. Jadi kita bertemu relawan antar daerah. Sharing tadi banyak yang mengena di hati, “ kata Atik Wati usai kamp pelatihan.
Salah satu panitia kamp, Anie Wijaya mengatakan, kamp pelatihan relawan ini sejatinya adalah ajang untuk belajar melatih diri. Namun tentunya melatih diri tak hanya saat di sini saja. Melainkan untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari mulai jalan yang rapi dengan berbaris, cara makan hingga posisi duduk yang tegak.
“Misalnya, kita tersenyum, jangan cuma senyum di sini. Senyumlah ke keluarga, sama tetangga juga baik. Mungkin di sini kita pura-pura tegak, tapi karena lama-lama pura-pura, maka jadi sungguhan karena jadi kebiasaan. Jadi ini cara melatih diri, “ jelas Anie Wijaya.
Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dalam sambutannya mengungkapkan kebahagiaannya karena selama 23 tahun Tzu Chi di Indonesia, totalitas para relawan dalam bekerja membuat Master Cheng Yen tak khawatir tentang Tzu Chi di Indonesia. Karena itu dalam kesempatan ini, para relawan harus menguatkan tekad untuk bersumbangsih lebih luas lagi ke seluruh Indonesia.
“Karena ada Tzu Chi, karena ada Master Cheng Yen, kita semua ada di sini. Kita harus bersyukur karena Master mendirikan Tzu Chi, kita menjadi keluarga besar, menjadi saudara se-Dharma," kata Liu Su Mei.
Dalam pesan cinta kasihnya, Liu Su Mei juga mengatakan agar apa yang dipelajari hari ini bisa disebarkan di wilayah dan komunitasnya masing-masing.
Artikel Terkait
Menjadi Seorang Relawan dengan Hati yang Nyaman dan Bahagia
10 Maret 2023Pelatihan Relawan Abu Putih di Kantor Tzu Chi Medan mengangkat tema “Hidup berdampingan dengan bumi.” Pelatihan ini diikuti oleh 91 peserta pelatihan.
Mengenal Tzu Chi Lebih Dalam
29 Desember 2014 Semangat relawan untuk mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih pertama mulai terlihat saat mereka memasuki Kantor Sekretariat He Qi Pusat, Gedung ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Utara. Para relawan yang hadir berasal dari Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Bogor, Cibinong, dan Bekasi, yang merupakan relawan komunitas dari He Qi Pusat dan He Qi Selatan.Dharma Dalam Tindakan Nyata
16 September 2016Pelatihan ke-4 Relawan Abu Putih kembali digelar pada 11 September 2016 di kantor Tzu Chi He Qi Pusat yang diikuti sebanyak 33 relawan berseragam dan 58 relawan Tzu Chi setempat. Dalam pelatihan ini, relawan diajak lebih mendalami Misi Amal Tzu Chi.