Pelatihan 4 in 1: Setia Hati Mengemban Ajaran Jing Si
Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo AJi Ma mi, relawan Tzu Chi Taiwan sedang memberikan sharing dalam kamp Pelatihan Relawan 4 in 1 di ruang Guo Yi Ting, lantai 3, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada 28-29 Mei 2016.
Kesungguhan hati untuk ikut membantu Master Cheng Yen dalam menyebarkan cinta kasih di penjuru dunia, serta tekad melatih diri para penerus semangat Bodhisatwa terwujud dalam sebuah kegiatan yang merangkul seluruh relawan Tzu Chi Indonesia. Kamp pelatihan relawan 4 in 1 diadakan pada tanggal 28-29 Mei 2016 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Kamp ini dihadiri oleh 710 peserta yang terdiri dari relawan-relawan Tzu Chi dari seluruh Indonesia. Salah satunya adalah dr. Elvira Cesarena, relawan Tzu Chi Biak yang aktif dalam TIMA. Kerinduannya untuk kembali pulang ke rumah batin memang berjodoh dengan adanya kegiatan ini.
Dokter umum ini dilantik menjadi anggota TIMA (Tzu Chi International Medical Association) pada tahun 2014. Kesehariannya praktik di wilayah Kabupaten Supiori, Biak, Papua. Elvira mengarahkan pasien-pasien yang susah mendapatkan pelayanan kesehatan untuk bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan menangani beberapa pasien yang sulit diobati kemudian bisa dirujuk ke kota.
dr. Elvira Cesarena, relawan Tzu Chi Biak yang juga merupakan salah satu anggota TIMA (Tzu Chi International Medical Association) turut hadir dalam kemp ini.
Dokter Elvira saat membantu salah satu peserta kamp yang mengalami gangguan pada bagian perut dan pencernaannya.
Kedatangannya untuk mengikuti kamp di Aula Jing Si ini bukan tanpa perjuangan. Lokasi wilayah yang cukup terpencil dari kota besar serta mahalnya biaya untuk transportasi menuju Jakarta menjadi pertimbangan untuk ikut atau tidaknya dalam kegiatan ini. Setelah melakukan koordinasi dan menyelesaikan semua pekerjaan-pekerjaan di sana, berkat keteguhan hati dan ketertarikan pada kegiatan ini, Elvira berjodoh dan berangkat mengikuti kamp pelatihan relawan 4 in 1 di Jakarta.
Menurutnya, kegiatan ini melatih kesungguhan hati menjadi relawan Tzu Chi. Karena awal ikut menjadi relawan Tzu Chi semangatnya masih besar, tapi lama-kelamaan semangat tersebut mulai berkurang dan menurun. Ketika tiba di pelatihan ini, Elvira bertemu dengan relawan yang lain sehingga membangkitkan kembali semangatnya. “Sebagai junior relawan Tzu Chi, saya banyak mendapat pelajaran berharga. Terutama sharing dari relawan Taiwan, hal tersebut membangkitkan semangat untuk lebih giat menjadi relawan Tzu Chi,” ungkapnya.
Tugasnya sebagai dokter tidak berhenti walapun menjadi peserta kamp. Di sela-sela kegiatan, ia tetap menjalankan tugasnya dengan merawat salah satu peserta kamp yang menderita gangguan pada perut dan pencernaannya. Sebagai seorang muslim yang taat, ia juga tetap menjalankan ibadahnya tanpa merasa terganggu dengan jadwal selama kamp tersebut berlangsung.
Harapan Elvira ke depan setelah mengikuti kegiatan ini, ia akan terus giat menjadi relawan Tzu Chi di Biak walaupun tempat kelahirannya di Samarinda, Kalimantan Timur. Ia juga bertekad untuk menumbuhkan insan-insan Tzu Chi di kota kelahirannya. “Kota Samarinda komunitasnya cukup besar dan jika Tzu Chi di sana akan lebih baik lagi melebarkan sayap untuk membantu sesama,” tutupnya.
Megawati, relawan Tzu Chi Batam sedang menunjukkan album tentang kelas budi pekerti Tzu Chi Batam kepada teman satu kelompoknya dalam kamp Pelatihan Relawan 4 in 1 di sela-sela waktu istirahat.
Megawati bersama relawan lainnya dengan sungguh hati berdoa sebelum kamp dimulai.
Keselarasan Dua Peran
Kamp pelatihan relawan 4 in 1 ini juga terjalin jodoh dengan salah satu ujung tombak misi pendidikan budi pekerti Tzu Chi di Batam. Megawati, komisaris salah satu perusahaan di Batam ini merupakan relawan Tzu Chi sejak 2010. Kegiatannya di Tzu Chi menjadi penanggung jawab misi pendidikan budi pekerti Tzu Chi Batam.
Menurutnya, kamp ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan kebijaksanaan diri dan pelatihan yang sangat berharga, karena bisa mengikuti sharing dengan semua relawan Tzu Chi. Megawati mendapat banyak pelajaran dan pelatihan diri dari kegiatan ini. Ia begitu mendalami sharing-sharing yang dituturkan oleh relawan seperti Ji Ma mi yang berbagi pengalaman tentang kehidupan keluarganya di Taiwan. Megawati mendapatkan inspirasi, dalam keluarga ia memang sebagai istri, tapi di sisi lain ia juga sebagai relawan Tzu Chi. “Ya harus siap dan cerdas dalam menyelaraskan waktu antara kehidupan keluarga dan menjadi relawan Tzu Chi,” ungkapnya.
Ia juga bersyukur bisa mendapatkan pencerahan dari materi empat dasar persaudaraan, karena Megawati menjadi penanggung jawab misi pendidikan budi pekerti di Tzu Chi Batam. Materi 4 dasar persaudaraaan merupakan kunci dalam membina hubungan dengan sesama, apalagi ia seorang yang harus berhubungan baik dengan banyak orang.
Setelah mengikuti kamp Pelatihan Relawan 4 in 1, Megawati bertekad membawa pulang pencerahan yang telah didapat selama dua hari dari pelatihan ini untuk terus mengemban misi pendidikan. Sebagai murid, ia berharap dapat terus membantu gurunya dalam mengemban tanggung jawab untuk mencerdaskan sesama. Seperti yang ia kutip dari Master Cheng Yen dalam salah satu kata perenungannya. “Tidak ada anak yang tidak bisa diajar, yang ada hanya guru yang tidak bisa mengajar. Tidak ada guru yang tidak bisa mengajar, yang ada hanya guru yang tidak bersungguh hati,” tutupnya.
Artikel Terkait
Pelatihan 4 in 1: Setia Hati Mengemban Ajaran Jing Si
01 Juni 2016Pada tanggal 28-29 Mei 2016, diadakan kamp pelatihan relawan 4 in 1 di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari ini diikuti oleh 710 relawan yang berasal dari Jakarta, kantor perwakilan dan kantor penghubung Tzu Chi di seluruh Indonesia.