Seluruh peserta yang hadir ada 28 orang, yaitu calon anggota TIMA, anggota TIMA dan relawan komunitas, bersama sama mengikuti rangkaian pembelajaran secara daring dari Jakarta.
Tzu Chi International Medical Association (TIMA) merupakan badan misi yang menjalankan misi kesehatan di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi. TIMA Pusat bermarkas di Taiwan, TIMA Indonesia bermarkas di Jakarta, dan TIMA daerah bermarkas di masing-masing daerah di Indonesia. Anggota TIMA Indonesia terdiri dari tenaga medis dan paramedis profesional, antara lain dokter (dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis), perawat, bidan, analis laboratorium, radiografer, teknisi elektromedis, fisioterapis, apoteker, asisten apoteker, psikolog klinis dan ahli gizi klinis, yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP).
TIMA awalnya didirikan di Hualien, Taiwan, pada tahun 1966. Sedangkan TIMA Indonesia diresmikan di Jakarta pada 10 November 2002 bertepatan dengan Hari Pahlawan. Sampai hari ini sudah ada anggota TIMA di 23 negara didunia termasuk Indonesia. Dan TIMA telah mengukuhkan kehadirannya di banyak negara di dunia, menjadikan banyak peluang bagi para tenaga medis profesional melayani orang sakit di daerah-daerah yang kekurangan layanan kesehatan.
Para peserta memperagakan isyarat tangan lagu Satu Keluarga.
Sebelum seorang tenaga medis menjadi relawan TIMA, maka ia wajib mengikuti sosialisasi calon relawan TIMA agar mengenal dan memahami visi dan misi Tzu Chi serta mengenal dan memahami visi dan misi TIMA dan bersedia untuk bersumbangsih. Pada Minggu, 9 Oktober 2022 calon anggota TIMA Medan berkumpul di Kantor Tzu Chi Medan untuk mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan dan sosialisasi gabungan (secara terpusat) anggota TIMA Indonesia secara daring dengan dipandu dr Willey Eliot dan di ikuti oleh 28 peserta.
Wakil Ketua TIMA Medan, drg Shirley Andriana mengharapkan calon anggota TIMA yang mengikuti sosialisasi hari ini bisa memperpanjang barisan tim medis TIMA, khususnya TIMA Medan, menjadi tim medis yang humanis, penuh welas asih dan bisa menjadi teladan sebagai insan Tzu Chi.
Drg Shirley Andriana.FICCDE,Sert.KGI,AIFO.K, Wakil Ketua TIMA Medan menjelaskan tujuan acara sosialisasi ini yaitu untuk merekrut tim medis sebagai anggota TIMA.
“Dengan pelatihan secara offline ini kita bisa langsung praktikkan. Seperti tata krama makan, berpakaian, bersikap, bertutur kata, bagaimana budaya humanis itu bisa langsung dipraktikkan. Jadi ya peserta bisa langsung mempelajari, bisa langsung menghayati bagaimana visi dan misi Tzu Chi, bagaimana budaya humanisnya Tzu Chi,” terangnya.
Pada sesi tata krama, peserta yang mengikuti pelatihan diperagakan cara memegang alat makan yang benar.
TIMA di Medan sekarang anggotanya ada 102 orang dan hari ini yang mengikuti sosialisasi sebanyak 12 peserta. Ada yang dokter, dokter gigi, dan farmasi.
“Harapan saya setelah mereka mengikuti acara sosialisasi dan sekaligus pelatihan dihari ini, mereka bisa mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi lebih dekat, tahu visi dan misi serta kegiatan kita terutama di misi kesehatan. Dan mereka bisa berniat untuk lanjut ke jenjang pelantikan serta menjadi anggota TIMA yang seutuhnya,” tutur drg Shirley Andriana.
dr Suvi Novida M.Kes mengikuti sosialisasi TIMA karena ingin mengenal lebih dalam visi dan misi Tzu Chi dan TIMA.
dr Suvi Novida, M.Kes. adalah salah seorang dokter yang mengikuti pelatihan sosialisasi TIMA. “Saya mengetahui TIMA itu adalah suatu organisasi Tzu Chi yang bergerak di bidang kesehatan dan memiliki misi amal untuk membantu sesama. Walaupun saya baru hari ini mengikuti sosialisasi karena ingin mengenal TIMA lebih mendalam tetapi saya memang sudah mengenal TIMA sebelumnya,” katanya.
Ia menambahkan, dirinya sudah sering bekerjasama dengan relawan Tzu Chi dalam kegiatan bakti sosial misalnya donor darah, operasi katarak, dan terakhir ia bergabung dalam upaya vaksinasi di masa pandemi Covid-19.
“Di sini kita belajar membantu sesama dan harus mempunyai budaya humanis, hidup sederhana, tanpa memandang status sosial, saling tolong menolong dan harmonis, penuh cinta kasih yang harus kita lakukan sehari-hari. Itulah yang membuat saya tertarik dan ingin bergabung dengan TIMA. Harapan saya semoga TIMA ke depan ini semakin maju dan sukses dan semakin bertambah banyak anggotanya, terutama di Medan,” sambung dr Suvi Novida, M.Kes.
Seluruh peserta sosialisasi dan pelatihan TIMA melakukan foto bersama di penghujung acara.
“Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya memahami dan mempraktikkan. Perlu pelatihan diri. Di kesehatan, kita belajar melayani dengan hati, kita belajar menjadi lebih baik, kita bersatu hati dan pikiran,” pesan dr Ruth dari TIMA Indonesia di penghujung acara.
Editor: Khusnul Khotimah