Pelatihan Diri Ke Dalam Dan Ke Luar
Jurnalis : Lisda Martono (He Qi Utara 2), Fotografer : Aris Widjaja (He Qi Utara2)Training Abu putih
ke-4 ini diikuti 119 peserta dari Jakarta, Bandung, Cianjur, Tasikmalaya, dan
Palembang.
Komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Utara 2 kembali mengadakan Pelatihan Abu Putih ke-4 secara online via aplikasi Zoom, Minggu 29 November. Ada 119 peserta, mereka berasal dari berbagai kota, seperti Bandung, Cianjur, Tasikmalaya, Palembang dan Jakarta. Pelatihan ini dimaksudkan agar para relawan lebih mengenal Tzu Chi dan mau belajar membina diri, melatih kesabaran, dan mengembangkan kebijaksanaan.
Hoklay shixiong pembicara dalam pelatihan ini memulai materi dengan Sepuluh Sila Tzu Chi yaitu 1.Tidak membunuh, 2.Tidak mencuri, merampok, 3.Tidak berbuat Asusila, 4.Tidak berbohong, mengada-ada, 5.Tidak mengkonsumsi alkohol, 6.Tidak merokok, menggunakan narkoba, dan makan buah pinang, 7.Tidak berjudi atau berspekulasi, 8.Mematuhi peraturan lalu lintas, 9.Berbakti pada orang tua dan lemah lembut dalam berperilaku dan berbicara, 10.Tidak ikut berpolitik atau berdemonstrasi.
“Di Tzu Chi, Sila sebagai Sistem, Cinta kasih sebagai Manajemen. Sila Tzu Chi sebagai pelindung kita, relawan harus mau mempraktikkan dan mau menjaga sikap,” katanya.
Hoklay, pembicara materi Sepuluh Sila Tzu Chi mengatakan bahwa Sila sebagai pelindung kita, relawan harus mau mempraktikan dan menjaga sikap.
Banyak orang, tambah Hoklay, menganggap Sila sebagai aturan yang mengekang kita tidak boleh begini dan tidak boleh begitu, sehingga kita melawan karena kita tidak suka dan kita ingin bebas. “Waktu masuk Tzu Chi, saya merasa banyak aturan, baju seragam harus dikancing, duduk di bangku tidak boleh bersila, penampilan harus rapi, tidak boleh merokok,” kenang Hoklay ketika menjadi relawan abu putih.
“Namun sekarang baju tidak dikancing, saya merasa risih sekali seakan melupakan budaya humanis Tzu Chi. Saya pribadi senang melihat relawan Tzu Chi berseragam rapi dan kompak,” katanya.
Selanjutnya Hoklay menampilkan video animasi yang menggambarkan seseorang berada di dalam ruangan yang setiap ruang mempunyai banyak pintu. Orang ini pun berjalan dan tanpa tujuan membuka pintu ke pintu lainnya karena setiap ruangan membuka banyak pintu pilihan.
“Suka atau tidak suka, kita dihadapkan banyak pilihan, tergantung apa yang ingin kita capai mau memilih ke mana. Seperti kita memilih pergi ke sebuah negara, entah itu di Amerika, Tiongkok, atau di manapun kita berada akan selalu ada sistem atau peraturan. Begitu pula di organisasi,” terang Hoklay.
“Sila itu pedoman moral, pelindung batin, Sila itu memberi jalur dalam hubungan antar manusia, semoga tidak mudah terjadi gesekan,” lanjutnya.
Hoklay kemudian menciptakan suasana pelatihan supaya lebih bersemangat dengan mengadakan polling materi 10 sila Tzu Chi. Setiap polling mempunyai empat jawaban yang bisa dipilih peserta. Dalam pelatihan ini semua peserta sangat antusias mengikuti polling sampai selesai.
Para peserta sangat antusias mengikuti sesi polling 1 dan polling 2.
Selanjutnya Hoklay memberikan penjelasan secara singkat dan jelas satu persatu inti pengertian 10 sila Tzu Chi agar lebih mudah dipahami peserta. Setiap pengertian dan sharing yang diberikan pembicara tidak menjenuhkan, Hoklay selalu menjabarkan dengan kisahnya yang membuat peserta tersenyum dan tertawa.
Tayangan selanjutnya video kisah induk itik dan anak-anaknya yang sedang jalan bersama-sama mendapat sebuah rintangan, di mana anak anak itik yang masih kecil ini harus melampaui beberapa anak tangga yang cukup tinggi. Jatuh bangun dan susah payah anak-anak itik ini berusaha dan berusaha terus yang akhirnya mereka berkumpul kembali dengan ibunya yang sabar menunggu.
“Melihat kisah ini, relawan harus mempunyai tekad dan semangat. Tanpa tekanan tidak akan ada kekuatan pendorong, tanpa kekuatan pendorong tak akan dapat mengembangkan potensi diri,” terang Hoklay.
“Dengan mau melatih diri dan mau membina diri, kita menjaga sebersit pelita batin yang bisa menerangi penjuru dunia,” harapnya mengakhiri materi 10 sila Tzu Chi.
Kesan Peserta Training
Kesan peserta pada pelatihan ini, dengan mempraktikan sila Tzu Chi berarti melatih diri agar terbebas dari hal-hal yang tidak baik.
Darma Saputra, peserta mengatakan bahwa dengan mempraktikkan Sila Tzu Chi, ia sudah melatih diri kita agar terbebas dari hal-hal yang tidak baik. Sila adalah Sistem dan Cinta kasih adalah management. Menurut Darma, Master Cheng Yen sangat mengetahui apa saja yang bisa membuat seseorang mempunyai kotoran batin, yang membuat seseorang tersebut dalam kesulitan, dan tidak bahagia.
Lain pula sharing dari Okmonrow Muliawan, Ia bersyukur dapat mengikuti pelatihan ini. “Saya mengingat kembali ajaran ajaran dasar Tzu Chi yang mungkin sudah lama tidak direfresh dan materi pelatihan yang dibawakan sangat baik dan tidak membosankan karena diselingi polling yang membuat para peserta turut aktif,” katanya.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Memulai Langkah Pertama
06 Desember 2016Kisah Motivasi di Training Abu Putih
08 September 2015Minggu, 6 September 2015, bertempat di Aula Jing Si Lantai 2, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Training Abu Putih ke-4 diselenggarakan. Sebanyak 110 peserta memperoleh pengalaman baru dalam menerapkan budaya humanis Tzu Chi.
Memaknai Keindahan Budaya Humanis Tzu Chi
19 September 2016Sekitar 130 relawan abu putih memenuhi Aula Gedung C Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng pagi itu, Minggu, 18 September 2016. Dengan antusias mereka mengikuti training relawan abu putih ke-4 yang bertajuk “Keindahan Budaya Humanis” yang digelar oleh Komunitas relawan Tzu Chi He Qi Barat.