Pelatihan Diri Sejak Dini

Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Riani Purnamasari (He Qi Utara)
 
 

fotoBersama dengan orang tuanya, para xiao pu sa berlatih gerakan isyarat tangan yang merupakan bahasa universal di seluruh dunia.

Kesederhanaan adalah keindahan, keserasian adalah keanggunan. (Master Cheng Yen)

Melatih diri sudah seharusnya dimulai dari nol. Lebih cepat, lebih baik, namun lebih baik dimulai sekarang juga. Kelas budi pekerti Tzu Chi He Qi Utara bernama “Qing Zi Ban”, suatu kelas budi pekerti yang melibatkan anak dan orang tua. Kegiatan ini dilaksanakan di kantin Aula Jing Si, PIK, Jakarta Utara. Setiap bulan, tema kelas budi pekerti selalu berbeda dan bervariasi. Minggu, 10 Oktober 2010, Yuli Natalia yang merupakan koordinator kelas ini, mengambil tema tata cara makan dan tata cara pradaksina (meditasi berjalan) di Tzu Chi.

Tepat pukul 09.30 WIB, kelas budi pekerti dimulai dengan gerakan isyarat tangan lagu “Gan Xie” dari para Xiao Pu Sa (Bodhisatwa kecil). Dengan antusias para xiao pu sa lainnya mengikuti dengan bersemangat dan tertawa karena lagu yang jenaka dan menyenangkan. Lim Ai Ru dan Kevin Tan kemudian mengajarkan gerakan isyarat tangan terbaru yang berjudul Xiao Xiao De Shu (Pohon Kecil Ibarat Anak Kecil). Dengan begitu maka pohon harus kita jaga dan perhatikan supaya bisa tumbuh dengan sehat dan kuat. Berterima kasih dan bersyukur ada air dan udara yang bersih dan sinar matahari yang cukup. “Dengan adanya air, udara dan sinar matahari yang cukup, pohon atau anak kecil baru bisa tumbuh dengan baik dan kuat,” ujar Kevin Tan.

Dengan 3 kali latihan, sebagian besar xiao pu sa telah dapat mengikuti gerakan para Shiqu (relawan wanita) di depan. Merangkai barisan dengan indah, para pembimbing kelas budi pekerti melanjutkan kegiatan dengan mengajak seluruh xiao pu sa dan orang tuanya untuk bangkit berdiri dan membentuk suatu barisan. Mereka diajarkan untuk melakukan meditasi berjalan atau yang biasa disebut pradaksina. Anak-anak memulai jalan satu per satu dengan cara beranjali, lalu tak lama kemudian meletakkan tangan dalam posisi beristirahat di depan perut— di atas ikat pinggang. Karim Baharuddin, salah seorang relawan yang hadir saat itu, bertugas  membenarkan posisi tangan para xiao pu sa saat melakukan pradaksina. Banyak anak yang belajar cara berjalan yang benar, namun latihan selama 20 menit membuahkan hasil yang memuaskan, karena baik xiao pu sa maupun orang tuanya dapat melakukan pradaksina dengan benar, rapi, dan indah.

foto  foto

Keterangan :

  • Para xiao pu sa membuka kelas budi pekerti dengan gerakan isyarat tangan "Gan Xie" pada hari Minggu, 10 Oktober 2010. (kiri)
  • Yuli Natalia, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator acara ini tengah memperagakan cara memegang sumpit yang benar. (kanan)

Tata Cara Makan yang Baik
Para peserta kemudian duduk kembali di tempat masing-masing. Tiba-tiba sebuah meja diangkat dan diletakkan di atas panggung yang kemudian diisi oleh 2 orang xiao pu sa yang lebih besar: 1 relawan abu putih dan seorang relawan yang menjadi koordinator acara hari itu, Yuli Natalia. “Mau ngapain lagi ya, Ma?” ujar salah seorang xiao pu sa. Tak lama kemudian, pertanyaan itu terjawab. Tiga buah piring berisi makanan ringan diletakkan di atas meja bersama sepasang sumpit sayur dan masing-masing memegang alat makan mereka.

“Kita akan belajar tata cara makan. Nah, xiao pu sa, tau nggak kenapa kita harus pakai sumpit atau sendok sayur untuk mengambil makanan?” tanya Yuli. “Supaya makanannya tetap bersih!“ ujar Jesse, salah seorang xiao pu sa menjawab. “Betul. Jadi pada saat makan, kita tidak boleh pakai sumpit kita sendiri untuk ambil makanan ya. Harus pakai sumpit sayur, baru kita makan dengan sumpit kita,” jelas Yuli.

Tak lama, Yuli kemudian mempraktikkan tata cara makan yang benar. “Begini caranya memegang sumpit yang benar.” Kemudian Yuli mengangkat sumpitnya untuk ditunjukkan kepada para xiao pu sa. “Bagaimana kalau mau ambil makanan yang ada di seberang kita? Kan jauh?” tanya salah seorang xiao pu sa. “Pertanyaan bagus. Nah, kalau kita mau mengambil makanan yang ada di seberang kita, kita angkat makanan yang ada di depan kita, lalu kita tukar dengan yang ada di seberang kita. Jadi tidak perlu berdiri,” kata Yuli menjelaskan.

foto  foto

Keterangan :

  • Karim Baharuddin, salah seorang relawan yang hadir saat itu, membenarkan posisi tangan para xiao pu sa saat melakukan meditasi berjalan (pradaksina).  (kiri)
  • Indira Tando, salah satu xiao pu sa memegang mangkok dan sumpit dengan benar. Indira pun menjadi contoh di kelompoknya. (kanan)

“Ayo, mari kita praktikkan!” ajak Yuli kepada semua xiao pu sa. Kemudian para pembimbing kelas budi pekerti meletakkan 3 jenis makanan ringan di meja. Setelah saling mengucap salam, para xiao pu sa mempraktikkan tata cara makan yang benar. “Setiap kali kita sedang makan, kita biasakan untuk tidak mengobrol,” kata Yuli sembari mengontrol cara xiao pu sa memegang alat makan. Indira Tando, salah seorang xiao pu sa di meja terdepan, memegang alat makan dengan benar dan mempraktikkan apa yang telah diajarkan sehingga menjadi contoh di kelompoknya. Indira pun makan dengan tenang tanpa berbicara dengan temannya dan menghabiskan makanannya karena ia mengambil makanan secukupnya.

Apa yang diajarkan di dalam kelas budi pekerti merupakan suatu pelatihan diri sejak usia dini. Berkah yang ada di kelas budi pekerti ini, sudah seharusnya dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena, bila dilakukan setiap hari maka dapat menjadi sebuah kebiasaan baik yang dapat bermanfaat hingga dewasa nanti. Bagaimana para orang tua menyikapinya, semua kembali kepada individu masing-masing. Dengan adanya kelas budi pekerti, anak-anak dapat berlatih menjadi anak yang berbakti dan berada di jalan yang benar. Dengan kesederhanaan, kelas budi pekerti ini membuat keindahan, dengan keserasian dalam budaya humanis yang menjadi kebiasaan baik, dapat membentuk keanggunan bagi setiap insannya di masa depan.
  
 

Artikel Terkait

Tzu Chi Jambi Menggenggam Kesempatan dalam Pelayanan Baksos Kesehatan

Tzu Chi Jambi Menggenggam Kesempatan dalam Pelayanan Baksos Kesehatan

15 November 2024

Tzu Chi Jambi untuk kali pertama mengadakan screening baksos kesehatan. Baksos Kesehatan Tzu Chi ini bekerja sama dengan RS Bratanata, Puskesmas Koni, dan PT. Kalbe Nutritional.

Training Relawan: Bersungguh Hati Mempraktikkan Dharma

Training Relawan: Bersungguh Hati Mempraktikkan Dharma

25 Maret 2013 Kebaktian yang dipimpin oleh Shi fu dari Taiwan berlangsung dengan hening dan khidmat. Kebaktian menjadi salah satu sesi pada acara Training 4 in 1. Menurut De Ning Shifu, dengan mengikuti kebaktian dapat membersihkan batin bersama-sama dan menenangkan batin.
Menjaga Kesehatan, Menghargai Kehidupan

Menjaga Kesehatan, Menghargai Kehidupan

01 November 2018
Sejalan dengan salah satu misi Tzu Chi yakni misi kesehatan, dan untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan, juga sebagai bentuk sumbangsih kepada masyarakat sekitar yang tidak mampu, relawan Tzu Chi komunitas Bogor mengadakan Baksos Kesehatan Degeneratif berkelanjutan.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -