Pelatihan Komite dan Calon Komite: Menjamu Para Relawan Komite dan Calon Komite Tzu Chi

Jurnalis : Mieyoda (He Qi Barat), Fotografer : Mieyoda (He Qi Barat)

Suasana di dapur Tzu Chi dipenuhi oleh relawan tim konsumsi yang tengah menyiapkan hidangan vegetaris bagi peserta Pelatihan Komite dan Calon Komite di hari pertama, 11 Maret 2017.

Pada Maret ini Tzu Chi kembali mengadakan Pelatihan Relawan Komite dan Calon Komite. Pelatihan ini juga dihadiri oleh segenap relawan Tzu Chi dari berbagai penjuru Indonesia di mana seluruh peserta berkumpul, menginap, dan saling membaur di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari 1 malam yakni sejak hari Sabtu hingga Minggu, 11-12 Maret 2017.

Dalam setiap kegiatan yang diadakan tentunya selalu ada tim konsumsi yang bekerja dibalik layar guna menyiapkan dan menyajikan makanan dengan aneka menu yang variatif. Kali ini tim konsumsi He Qi Barat yang dipimpin oleh Qiao Qiao dibantu oleh 15 relawan lainnya tergabung dalam bagian juru masak bersama-sama bekerja bakti di dapur Tzu Chi.

Sabtu, 11 Maret 2017 sekitar pukul 07.00 pagi tim konsumsi sudah berkumpul dan memulai kegiatannya. Sekitar pukul 10.00 pagi masakan sudah siap dan diantar ke tim pelayanan untuk dihidangkan di meja makan. Qiao Qiao juga turut membantu menata makanan di meja. Menu makanan kali itu adalah: Ayam woku vegetarian, sayur hati pedas, tumis bayam, lodeh, dan bakwan jagung. Hidangan tersebut dipersiapkan bagi relawan Tzu Chi.

Memasak tidak mengenal gender, siapapun bisa turut berpartisipasi mengambil ladang berkah ini.

Qiao Qiao tampak sedang membantu tim pelayanan dalam menata makanan.

Cita Rasa Masakan Vegetaris Ala Tzu Chi

Dengan perawakannya yang lembut, Qiao Qiao memaparkan mengenai proses pemilihan menu hingga pembuatannya. Sebelum menentukan pilihan menu yang akan disajikan, tim konsumsi mendiskusikannya terlebih dahulu. Dalam menentukan menu, selain menimbang penampakan, tekstur, rasa, dan bau, tim konsumsi juga perlu memperhatikan aspek psikologis penyantapnya. “Contoh ayam woku vegetarian, sebelumnya kita pernah menyajikannya untuk tamu dari Malaysia dan sekarang kita sajikan kembali. Makanan dengan rasa cukup pedas seperti sayur hati ini sengaja disajikan supaya selain untuk mengunggah selera makan juga dapat membangkitkan kembali semangat dan kesadaran para peserta yang kelelahan akibat training seharian,” jelas Qiao Qiao.

Persiapan makanan juga sudah dilakukan sehari sebelumnya mulai dari belanja, meracik bumbu, dan lainnya. Menurut Qiao Qiao, dalam tim konsumsi tidak ada yang lebih rajin atau lebih unggul, baginya setiap relawan yang datang membantu di ladang berkah tersebut telah memberikan yang terbaik dari masing-masing yang mereka miliki dan kita patut beryukur atas kontribusi yang telah diberikan.

doc tzu chi

Menu makan siang telah dipersiapkan oleh tim konsumsi untuk menjamu relawan peserta training.

Seluruh hidangan yang disajikan adalah hidangan vegetaris yang tidak hanya mengutamakan sisi kelezatan dan kesehatannya saja namun dengan bervegetaris kita dapat turut serta memberi kebaikan oada bumi dan lingkungan. Kita tidak perlu menanam sejuta pohon untuk menyelamatkan bumi namun dengan melakukan hal yang paling kecil saja yaitu dengan menahan nafsu makan kita, kita sudah turut berpartisipasi menjaga alam dan lingkungan.


Artikel Terkait

Kamp Pelatihan Relawan Komite & Calon Komite 2017: Tzu Chi sebagai Ladang Pelatihan Diri

Kamp Pelatihan Relawan Komite & Calon Komite 2017: Tzu Chi sebagai Ladang Pelatihan Diri

13 Maret 2017

Selama dua hari, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan Kamp Pelatihan Relawan Komite & Calon Komite 2017. Kamp berlangsung di Gedung Aula Jing Si, Tzu Chi Center. Kamp dibuka tanggal 11 Maret 2017 dan dihadiri oleh 580 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Pelatihan Komite dan Calon Komite: Bersungguh Hati

Pelatihan Komite dan Calon Komite: Bersungguh Hati

15 Maret 2017

Sebagai konsultan keuangan Haryo awalnya merasa kesulitan menjalankan Sila Tzu Chi (Tidak Berbohong dan Berspekulasi). Pekerjaannya kerap berbenturan dengan aturan dan hati nuraninya. “Sebagai konsultan kita harus bisa memberikan pelayanan yang maksimal. Masalah orang lain menjadi masalah kita,” ungkapnya. Lalu, bagaimana cara ia mengatasinya?

Mendalami Dharma, Memupuk Kebijaksanaan

Mendalami Dharma, Memupuk Kebijaksanaan

22 Maret 2019

Mengapa relawan Tzu Chi disebut sebutir benih? Karena dari masing-masing relawan, masyarakat di luar bisa mengenal Dharma. Karena dengan menjadi relawan, orang lain di luar bisa ikut menjadi relawan. Bukan karena ajakan semata, tapi bisa juga karena mereka melihat perubahan positif dalam diri relawan Tzu Chi yang membuat mereka terinspirasi.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -