Pelatihan Komite dan Calon Komite: Sharing tentang Karma
Jurnalis : Felicite Angela Maria (He Qi Timur), Fotografer : Felicite Angela Maria (He Qi Timur)
Relawan Tzu Chi, Hendry Chayadi mengisi materi pelatihan calon komite dan komite 2017 dengan tema tentang hukum karma.
Apakah yang dimaksud dengan hukum karma? Di dalam ajaran Buddha mengatakan, setiap tindak-tanduk, perilaku, perbuatan, ucapan kata-kata, dan pikiran kita menciptakan Karma. Karma baik tercipta saat kita melakukan hal-hal baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Ketika orang-orang merasakan manfaat dari bantuan kita, saat itulah kita menjalin jodoh baik dengan mereka.
Sementara karma buruk tercipta ketika kita melakukan hal yang membahayakan, dan meresahkan orang lain. Saat itulah kita tengah menjalin jodoh buruk dengan orang-orang yang terkena imbas dari perbuatan kita. Pembahasan tentang karma, menjadi salah satu materi sharing yang disampaikan relawan Hendry Chayadi di depan peserta pelatihan calon komite dan komite 2017, Sabtu 11 Maret 2017.
“Karma baik yang kita ciptakan memungkinkan kita menjalani hidup penuh berkah, penuh keberuntungan. Sedangkan karma buruk menuntun pada keburukan, kemalangan, ketidak beruntungan, dan penderitaan,” papar Hendry.
Mengutip juga apa yang diceramahkan oleh Master Cheng Yen, bahwa Karma yang diambil dari Bahasa Sansekerta, merupakan hasil perbuatan sendiri. Sebagaimana benih ditanam demikian buah yang dituai. Hukum Karma berarti kita menuai apa yang kita tanam. Ketika kita menciptakan karma, kita menyimpan benih karma dalam kesadaran kita. Benih ini dapat berbuah di kehidupan kita saat ini, kehidupan kita berikutnya, atau di berbagai kehidupan yang akan datang.
Dijelaskan juga ajaran dari Master Cheng Yen agar memiliki hati murni seperti seorang anak kecil. Dalam berbuat baik pun terdiri dari dua hal, yaitu perbuatan baik yang benar-benar datang dari niat yang baik, dan perbuatan baik dari niat buruk. Ada orang melakukan perbuatan baik memang benar-benar tulus dari niat dirinya yang baik. Ada juga orang melakukan perbuatan yang kelihatannya baik dengan maksud-maksud tertentu yang tidak baik.
Sebanyak 580 relawan mengikuti pelatihan yang digelar di Gedung Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara, 11-12 Maret 2017.
Dalam sharing, Hendry Chayadi juga menceritakan pengalamannya saat tinggal selama tiga bulan bersama para Shifu Griya Jing Si pada tahun 2015 lalu. Hendry mengalami benar apa yang dimaksud dengan pelatihan diri, melatih tabiat, dan membina kebiasaan. Hingga akhirnya dirinya pun terbiasa belajar berpikir baik, belajar berpikir benar, berbuat baik, berbuat benar.
“Belajar berhati lapang, tidak melukai orang lain. Belajar tidak mengecewakan hati orang, tidak membuat orang lain khawatir dan resah. Berpikiran murni hingga tidak melukai diri sendiri,” ujarnya.
Master Cheng Yen mengatakan, setiap orang adalah Bodhisatwa hidup, kita sendiri berhati Bodhisatwa, dan tinggal di lingkungan Bodhisatwa. Langkah awal Bodhisatwa dunia saat ini karena waktu tidak menunggu orang, sudah tidak ada waktu lagi. Karena itu semua orang harus selalu menggenggam jalinan jodoh baik dan benar di mana saja, dengan siapa saja, kapan saja.
“Dan yang terpenting menggenggam jalinan jodoh dengan Master Cheng Yen. Maka, sudah sepantasnyalah kita selalu berpikiran benar, membangun welas asih di dalam diri, hidup harmonis, bersatu hati, memaklumi orang lain, mengasihi orang yang Master kasihi, melakukan yang Master lakukan, menjadi murid yang dekat di hati Master,” pungkasnya.
Editor : Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Episode Hidup Tak Terlupakan Bagi Zainah
23 November 2017Jiwa Kebijaksanaan yang Terus Dibina
20 Maret 2017Melihat insan Tzu Chi Batam yang bersukacita dalam Dharma usai mengikuti Pelatihan Relawan Komite dan Calon Komite 2017, Ketua Hu Ai Batam, Diana Loe mengajak insan Tzu Chi Batam berkumpul. Para relawan diajak mendengarkan pengalaman para calon komite selama mengikuti pelatihan di Jakarta.