Pelatihan Relawan Abu Putih He Qi Utara

Jurnalis : Yunita Margaret (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Ho (He Qi Utara)

foto
Selama pelatihan abu putih, relawan diajarkan berbagai budaya Tzu Chi salah satunya adalah bahasa isyarat tangan.

Minggu pagi, tanggal 23 Februari 2014 langit tampak mendung dan diselimuti gerimis, pada hari sebelumnya bahkan beberapa daerah sempat tergenang banjir, namun tidak membuat relawan berkecil hati, saya dan relawan lainnya tetap bersemangat bersiap untuk mengikuti pelatihan relawan abu putih Tzu Chi yang bertempat di Pantai Indah Kapuk. Kami berkumpul sejak pukul 7:15 WIB kemudian melakukan registrasi ulang. Setelah proses pendataan selesai kami berbaris rapi memasuki ruangan training.

Acara dimulai pukul 8:00 WIB dan dipandu oleh Amelia Devina Shijieseorang pembawa acara yang terampil juga anggun. Pertama kami memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen, lalu menyanyikan lagu Mars Tzu Chi dan membaca 10 sila Tzu Chi yang menjadi pedoman bagi setiap insan Tzu Chi.

Pada sesi awal kami mendapat penjelasan tentang kisah Tzu Chi. Tzu Chi didirikan di Hualien, Taiwan pada tahun 1966 oleh seorang bhiksuni yang bernama Master Cheng Yen. Tzu Chi merupakan organisasi kemanusiaan yang berlandaskan cinta kasih tanpa membeda-bedakan agama, ras, dan suku bangsa. Tzu Chi saat ini tersebar di 54 negara, terdiri dari banyak orang dengan berbagai karakter sehingga juga menjadi wadah bagi pembinaan diri. Awal jodoh baik master mendirikan Tzu Chi adalah (1) Saat terjadi pembahasan masalah agama dan kehidupan antara master dengan tiga suster Katholik. Dari hasil diskusi master merasakan selain berbuat baik kita juga perlu menginspirasi orang lain. (2) Master melihat bercak darah di lantai salah satu rumah sakit di Feng Lin yang ternyata adalah milik seorang wanita yang mengalami keguguran, tapi tidak mendapat pertolongan hanya karena tidak mampu membayar deposit rumah sakit. Hati master sangat tersentak dan merasa tidak tega. (3) Adanya jalinan jodoh dengan tiga puluh ibu rumah tangga yang bersedia mengikuti perkataan master, menyisihkan 50 sen uang belanja mereka untuk ditabung setiap hari pada celengan bambu. Hasil tabungan tersebut digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan. Kisah ini sangat menggugah hati dan menginpirasi orang lain sehingga lama kelamaan semakin banyak orang yang ingin ikut bersumbangsih.

Tzu Chi memiliki 4 misi dan 8 jejak, yaitu: misi amal sosial, misi pengobatan, misi pendidikan, misi budaya humanis, bantuan international, donor sumsum tulang, pelestarian lingkungan dan relawan komunitas. Tzu Chi masuk ke Indonesia bermula sejak tahun 1993 yang dibawa oleh beberapa istri pengusaha Taiwan yang datang ke Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pesat Tzu Chi Indonesia adalah saat banjir tahun 2002 dengan normalisasi kali angke, pembangunan Rusun Cinta Kasih, pembagian bantuan beras sebanyak 50,000 ton pada tahun 2004. Visi Tzu Chi adalah menyucikan hati manusia, masyarakat hidup aman tentram dan dunia bebas bencana.Untuk mewujudkan visi dan misi Tzu Chi tidaklah mudah tapi Master tetap menjalankannya. Master berkata, “Saya yakin bahwa tujuan saya benar, saya percaya di hati setiap orang terdapat cinta kasih yang menunggu untuk dibangkitkan”.

Semangat celengan bambu: dana kecil amal besar
Menghimpun dana dan menggalang hati banyak orang, bukan terletak pada jumlah nominal dana tetapi kerelaan memberi dengan tulus dan penuh syukur, bersama-sama menggarap ladang berkah. Dilakukan setiap hari karena sangat baik jika kita setiap hari selalu mempunyai niat baik dan berbuat yang baik sehingga kita diliputi kebahagiaan dengan berdana sesuai kemampuan masing-masing. Jika setiap pagi mempunyai ikrar dan pikiran baik maka dapat mendatangkan hal baik juga. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Sebuah niat baik dapat menghapus bencana”. Prinsip menggalang hati adalah ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan.

Struktur 4 in 1 dan budaya humanis Tzu Chi
Begitu banyak hal indah yang dibagikan, kemudian kami juga mendengar tentang struktur 4 in 1 Tzu Chi, yaitu He Xin (Bersatu hati), He Qi (Ramah tamah), Hu Ai (Saling mengasihi), Xie Li (Bergotong royong). Konsep 4in1 juga berarti 4 Dharma 4 Fungsi yang tergabung menjadi satu. 4 fungsi adalah mewariskan, menyebarkan, merencanakan dan menjalankan. Sedang 4 Dharma adalah Ci (Cinta kasih), Bei (Welas asih), Xi (Sukacita), She (Keseimbangan batin). Semua ini berpusat pada satu ajaran seperti bola kristal 3D yang berpusat pada satu titik yang sama.Tzu Chi juga mempunyai 4 resep sup internal yaitu Zhi Zu (puas diri), Gan En (bersyukur), Shan Jie (pengertian), dan Bao Rong (berlapang dada). Paham yang dianut dalam struktur ini adalah paham kesetaraan, bersatu hati, kepedulian dan pendampingan.Selain itu kami juga belajar semangat budayahumanis Tzu Chi yaituGan En (bersyukur), Zun Zhong (menghormati), Ai (cintakasih). Dengan berpegang pada budaya humanis Tzu Chi akanterciptakerapian, keindahandankebersamaan.

Begitu banyak hal penting yang perlu dilaksanakan, tapi Master Cheng Yen juga berpesan dalam berkegiatan harus selesaikan kewajiban sendiri terlebih dahulu, mengatur waktu dengan baik, mulai dari lingkungan sendiri dan dapat mandiri (menjaga/mengurus diri dengan baik). Dengan demikian kita akan dapat mewariskan ajaran jing si dan mengembangkan mahzab Tzu Chi.

foto   foto

Keterangan :

  • Melalui pelatihan abu putih, relawan diharapkan bisa menyerap filosofi Tzu Chi (kiri).
  • Seorang relawan sedang mengajarkan bahasa isyarat tangan (kanan).

Langkahmenujubarisanbiruputih
Anie Shijie menjelaskan orang datangke Tzu Chi bisadikarenakaningin mencariteman, inginberbuatbaikatauinginmelatihdiri.Melaluipelatihankitamenyamakanpersepsi, mendapatinformasiterkinidanmendalamiajaranJing Si.Pada awal kita mengetahui Tzu Chi kita tertarik dan mengikuti sosialisasi menjadi relawan kembang, kemudian setelah mengikuti beberapa kegiatan dan training kita dapat menjadi relawan abu putih. Setelah belajar lebih banyak dan mengikuti semua persyaratan, langkah dan hati kita menjadi lebih mantap sehingga siap menjadi relawan biru putih. Di Tzu Chi tidak membeda-bedakan, siapa saja bisa menjadi relawan hanya perbedaan seragam menandakan bahwa seragam biru putih mengambil tanggung jawab lebih banyak dari pada relawan abu putih, begitu juga relawan komite yang telah mengambil tanggung jawab lebih banyak dari pada relawan biru putih. Sebagai insan Tzu Chi kita harus dapat menjaga sikap dan perbuatan sehari-hari. Kita selayaknya selalu mematuhi 10 sila Tzu Chi dan saat berseragam harus ber-vegetarian. Kita juga harus menjalankan budaya humanis Tzu Chi, baik ketika berseragam ataupun tidak dan dimanapun kita berada. Semua aturan Tzu Chi merupakan pelindung agar kita dapat menjauhi diri dari kesalahan dan mendekatkan diri pada hal baik yang dapat mendatangkan kebahagiaan.

Sharing Kemudian Sudarno Shixiongmelanjutkan, kita sebagai murid Master Cheng Yen perlu belajar dan memahami Master dengan membaca buku-buku Master, sehingga dalam berkegiatan atau ketika menghadapi kesulitan kita tau kira-kira master akan berpikir dan berbuat apa. Master berharap kita dapat mengembangkan cinta kasih dan menambah kebijaksanaan. Dengan sering membaca buku Master, mendengarkan Lentera Kehidupan dan Sanubari Teduh di DAAi TV kita dapat belajar lebih banyak.

disambung oleh Hok Lay Shixiongyang menjelaskan setiap orang ingin hidup bahagia, lalu dimanakah kunci kebahagiaan itu? Ternyata kebahagiaan itu ada di dalam hati, ketika kita dapat bersyukur dan belajar menerima maka kebahagiaan akan muncul dengan sendirinya. Sesuai kata perenungan Master Cheng Yen, “Kunci kebahagiaan adalah kedamaian batin”. Hok Lay Shixiong memberikan tips hidup bahagia, yaitu tidak membenci, tidak cemas, memberi lebih banyak, berharap lebih sedikit dan senyuman yang indah.

Menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan
Setelah mendapat pembekalan dari shixiong shijie, acara dilanjutkan dengan mendengar ceramah Master Cheng Yen. Master berkata, “Kita harus menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan, juga selalu mawas diri dan berhati tulus sehingga kita akan mempunyai hati yang damai dan bajik. Sebersit niat buruk dapat mendatangkan bencana. Kita harus membersihkan keserakahan, kesombongan dan keraguan karena ini merupakan kegelapan batin yang dapat merugikan diri sendiri. Kita belajar mendengar, memahami dan mempraktekkan ajaran kebenaran, mengubah jalinan jodoh buruk menjadi baik, mengubah pola pikir dan menapaki jalan bodhisatwa”.

Para peserta sangat bersyukur telah mengikuti training ini, karena selalu diingatkan pada hal baik yang bermanfaat. “Saya dapat merasakan hati Master yang menyatukan semua manusia dengan cinta kasih. Semakin banyak belajar saya semakin kaya dan yakin akan kebenaran jalan Tuhan. Ajaran kebenaran ini bukan hanya untuk dipelajari tapi juga dijalankan”, ungkap Indah Dewi Farida salah seorang peserta training dengan penuh haru. Ternyata inilah yang dinanti-nantikan oleh Indah, dapat bergabung menjadi relawan Tzu Chi dan segera menjalankan kebajikan.Selain Indah, Johnsen Shixiong dan Liana Shijie juga bercerita bahwa sejak mengenal Tzu Chi Johnsen Shixiongbelajar menurunkan ego, selalu melihat kelebihan orang lain. Kini ialebih bersyukur dan lebih memahami shijie, bahkan mau membantu pekerjaan rumah sehingga dalam kehidupan rumah tangga mereka menjadi lebih harmonis dan bahagia.

Tidak terasa hari sudah menjelang sore dan sampai di penghujung acara, kami punpulang dengan gembira karena mendapat pelajaran berharga, semoga semua orang dapat memegang tekad awal yang baik dan selamanya berjalan di jalan Bodhisattva.


Artikel Terkait

Perhatian bagi Para Korban Kebakaran di Kampung Dalam, Kota Pekanbaru

Perhatian bagi Para Korban Kebakaran di Kampung Dalam, Kota Pekanbaru

25 Maret 2022

Kebakaran terjadi di Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru pada Minggu dini hari, 13 Maret 2022. Para relawan Tzu Chi di Pekanbaru pun bergerak menyalurkan bantuan kepada warga yang rumahnya terbakar.

"Membagikan dan Menggiatkan Penggunaan Masker Kain"

14 Juli 2020

1.000 masker disalurkan relawan komunitas Serpong 1 – WIK bagi masyarakat di 4 area di sekitar Tangerang Selatan, yaitu sekitar area kantor Wisma Indah Kiat, area Pasar Tradisional Ciater, area Pasar Tradisional Lembang, Ciledug serta pemberian masker kepada Yayasan Kepedulian AIDS (Syair.org). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu 27 Juni 2020.


Belajar dan Membina Diri di Jalan Bodhisatwa

Belajar dan Membina Diri di Jalan Bodhisatwa

16 Desember 2022

Relawan Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih Pertama di Kantor Tzu Chi Medan. Pelatihan ini diikuti oleh 124 relawan yang meliputi relawan Medan, DAAI TV, dan relawan Tanjung Pura

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -