Pelatihan Relawan Abu Putih He Qi Utara
Jurnalis : Yunita Margaret (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Ho (He Qi Utara)
|
|
||
Acara dimulai pukul 8:00 WIB dan dipandu oleh Amelia Devina Shijieseorang pembawa acara yang terampil juga anggun. Pertama kami memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen, lalu menyanyikan lagu Mars Tzu Chi dan membaca 10 sila Tzu Chi yang menjadi pedoman bagi setiap insan Tzu Chi. Pada sesi awal kami mendapat penjelasan tentang kisah Tzu Chi. Tzu Chi didirikan di Hualien, Taiwan pada tahun 1966 oleh seorang bhiksuni yang bernama Master Cheng Yen. Tzu Chi merupakan organisasi kemanusiaan yang berlandaskan cinta kasih tanpa membeda-bedakan agama, ras, dan suku bangsa. Tzu Chi saat ini tersebar di 54 negara, terdiri dari banyak orang dengan berbagai karakter sehingga juga menjadi wadah bagi pembinaan diri. Awal jodoh baik master mendirikan Tzu Chi adalah (1) Saat terjadi pembahasan masalah agama dan kehidupan antara master dengan tiga suster Katholik. Dari hasil diskusi master merasakan selain berbuat baik kita juga perlu menginspirasi orang lain. (2) Master melihat bercak darah di lantai salah satu rumah sakit di Feng Lin yang ternyata adalah milik seorang wanita yang mengalami keguguran, tapi tidak mendapat pertolongan hanya karena tidak mampu membayar deposit rumah sakit. Hati master sangat tersentak dan merasa tidak tega. (3) Adanya jalinan jodoh dengan tiga puluh ibu rumah tangga yang bersedia mengikuti perkataan master, menyisihkan 50 sen uang belanja mereka untuk ditabung setiap hari pada celengan bambu. Hasil tabungan tersebut digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan. Kisah ini sangat menggugah hati dan menginpirasi orang lain sehingga lama kelamaan semakin banyak orang yang ingin ikut bersumbangsih. Tzu Chi memiliki 4 misi dan 8 jejak, yaitu: misi amal sosial, misi pengobatan, misi pendidikan, misi budaya humanis, bantuan international, donor sumsum tulang, pelestarian lingkungan dan relawan komunitas. Tzu Chi masuk ke Indonesia bermula sejak tahun 1993 yang dibawa oleh beberapa istri pengusaha Taiwan yang datang ke Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pesat Tzu Chi Indonesia adalah saat banjir tahun 2002 dengan normalisasi kali angke, pembangunan Rusun Cinta Kasih, pembagian bantuan beras sebanyak 50,000 ton pada tahun 2004. Visi Tzu Chi adalah menyucikan hati manusia, masyarakat hidup aman tentram dan dunia bebas bencana.Untuk mewujudkan visi dan misi Tzu Chi tidaklah mudah tapi Master tetap menjalankannya. Master berkata, “Saya yakin bahwa tujuan saya benar, saya percaya di hati setiap orang terdapat cinta kasih yang menunggu untuk dibangkitkan”. Semangat celengan bambu: dana kecil amal besar Struktur 4 in 1 dan budaya humanis Tzu Chi Begitu banyak hal penting yang perlu dilaksanakan, tapi Master Cheng Yen juga berpesan dalam berkegiatan harus selesaikan kewajiban sendiri terlebih dahulu, mengatur waktu dengan baik, mulai dari lingkungan sendiri dan dapat mandiri (menjaga/mengurus diri dengan baik). Dengan demikian kita akan dapat mewariskan ajaran jing si dan mengembangkan mahzab Tzu Chi.
Keterangan :
Langkahmenujubarisanbiruputih Sharing Kemudian Sudarno Shixiongmelanjutkan, kita sebagai murid Master Cheng Yen perlu belajar dan memahami Master dengan membaca buku-buku Master, sehingga dalam berkegiatan atau ketika menghadapi kesulitan kita tau kira-kira master akan berpikir dan berbuat apa. Master berharap kita dapat mengembangkan cinta kasih dan menambah kebijaksanaan. Dengan sering membaca buku Master, mendengarkan Lentera Kehidupan dan Sanubari Teduh di DAAi TV kita dapat belajar lebih banyak. disambung oleh Hok Lay Shixiongyang menjelaskan setiap orang ingin hidup bahagia, lalu dimanakah kunci kebahagiaan itu? Ternyata kebahagiaan itu ada di dalam hati, ketika kita dapat bersyukur dan belajar menerima maka kebahagiaan akan muncul dengan sendirinya. Sesuai kata perenungan Master Cheng Yen, “Kunci kebahagiaan adalah kedamaian batin”. Hok Lay Shixiong memberikan tips hidup bahagia, yaitu tidak membenci, tidak cemas, memberi lebih banyak, berharap lebih sedikit dan senyuman yang indah. Menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan Para peserta sangat bersyukur telah mengikuti training ini, karena selalu diingatkan pada hal baik yang bermanfaat. “Saya dapat merasakan hati Master yang menyatukan semua manusia dengan cinta kasih. Semakin banyak belajar saya semakin kaya dan yakin akan kebenaran jalan Tuhan. Ajaran kebenaran ini bukan hanya untuk dipelajari tapi juga dijalankan”, ungkap Indah Dewi Farida salah seorang peserta training dengan penuh haru. Ternyata inilah yang dinanti-nantikan oleh Indah, dapat bergabung menjadi relawan Tzu Chi dan segera menjalankan kebajikan.Selain Indah, Johnsen Shixiong dan Liana Shijie juga bercerita bahwa sejak mengenal Tzu Chi Johnsen Shixiongbelajar menurunkan ego, selalu melihat kelebihan orang lain. Kini ialebih bersyukur dan lebih memahami shijie, bahkan mau membantu pekerjaan rumah sehingga dalam kehidupan rumah tangga mereka menjadi lebih harmonis dan bahagia. Tidak terasa hari sudah menjelang sore dan sampai di penghujung acara, kami punpulang dengan gembira karena mendapat pelajaran berharga, semoga semua orang dapat memegang tekad awal yang baik dan selamanya berjalan di jalan Bodhisattva. |
|||
Artikel Terkait
Joyful Living
26 Oktober 2009 Bagaimanakah keadaan emosi kita setiap hari? We become what we think, dan perasaan kita terlihat dari penampilan kitaBaksos bagi Para Seniman Bangunan
24 Januari 2018Mengenal Pelestarian Lingkungan Tzu Chi
05 Juli 2022Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 mengadakan sosialisasi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Rusun Tanah Pasir Blok Mawar, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.