Pelatihan relawan Biru Putih: Bersama melangkah di Jalan Bodhisatva

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni, Stephen Ang (He Qi Utara)
 

foto
Peserta pelatihan relawan Tzu Chi berbaris dengan rapi sebelum memasuki ruang kegiatan pada tanggal 11 - 13 Oktober 2013.

Sejak hari Jumat 11 Oktober 2013,  sekitar 800 relawan Biru Putih dan Abu Putih yang akan dilantik menjadi Biru putih dari beberapa kantor cabang Tzu Chi di Indonesia. Mereka hadir guna mengikuti pelatihan relawan biru putih dari tanggal 11 – 13 Oktober 2013 di Tzu Chi Centre, Jakarta Utara.

Gegap gempitanya para relawan yang hadir menandakan  keistimewaan training  yang mendatangkan para pembicara senior dari Tzu Chi Taiwan, seperti: Stephen Huang Shixiong, Chi Yang Shijie atau akrab dipanggil Chi mami, Ru Yin Shijie, Ping Luen Shixiong, dan lain sebagainya. “Materi training ini sangat bagus,“ puji salah seorang peserta training, Limin  Shixiong  yang tinggal di  Jakarta Barat.  Meski usianya sudah lanjut (77) namun semangatnya tetap membara sehingga calon komite ini berharap bisa selama-lamanya  berada di Jalan Bodhisatwa Tzu Chi .

Panggilan jiwa bersumbangsih di Tzu Chi telah menginspirasi seorang pembicara dari Taiwan, Ping Luen Shixiong (32) untuk bertekad bulat  melepaskan kariernya  sebagai pengacara  sukses yang hidup mewah di Perth, Australia untuk tinggal di sebuah kamar sederhana di Griya perenungan Hua Lien, Taiwan. Ping Luen Shixiong  kini telah tersadarkan bahwa kehidupan  di dunia ini tidaklah kekal, kemewahan duniawi yang  dahulu dirasakannya  bersifat sementara dan sifatnya palsu  belaka. Saat  tubuh jasmani meninggal dunia, semuanya menjadi hampa dan tidak bisa dibawa pergi.  Oleh karena itu, sejak sembilan tahun yang lalu, Ping Luen Shixiong kembali ke Taiwan dan bekerja di Tzu Chi Centre Taiwan. Keluarganya yang berasal  dari keluarga pengusaha  mendukung pilihan putra tercinta  yang memiliki tekad yang kuat untuk bekerja di Tzu Chi. Perbedaan jumlah pendapatan dan gaya hidup ini justru telah membuat  batinnya tenang, bahagia dan tekadnya teguh tak tergoyahkan  untuk selamanya berada  di Jalan Bodhisatwa. Hati yang senantiasa  Bersyukur (Gan en), Menghormati (Zhun Zhong) dan penuh Cinta kasih (Ai)  membangkitkan tindakan positif yang tanpa pamrih dan mampu membagikannya bagi orang lain. Praktik nyata Sila, Samadhi, dan Kebijaksanaan hendaknya mampu memurnikan sifat hakiki sejati manusia dari noda-noda batin seperti keserahan, kebencian, kebodohan, kesombongan dan prasangka buruk (kecurigaan). 

Kekotoran noda Batin yang dalam juga dialami oleh pembicara Fang Han Wu Shixiong, pengusaha roti sukses dari Kao Hsiung, Taiwan sehingga rumah tangganya nyaris bercerai, karena kerap  bertengkar dengan sang istri dan komunikasinya tidak harmonis. Fang Shixiong yang terlahir dari keluarga tidak mampu di daerah terpencil di pegunungan Alisan, Taiwan sehingga sejak kecil berjuang keras untuk melawan kemiskinan sehingga usia 13 tahun beliau mahir membuat roti untuk menafkahi hidupnya. Gaya hidupnya yang keras telah membentuk karakter Fang Shixiong menjadi  seorang pribadi yang keras hati dan tidak mudah percaya orang lain dan kesombongan kadang menyelimuti batinnya karena telah berhasil dengan usahanya. Namun sejak beberapa tahun terakhir menjadi komite kehormatan (Rong Tong) Tzu Chi karena  diajak  oleh sang istri yang relawan Tzu Chi, semua perangai buruk itu berubah dan hubungan rumahtangganya menjadi harmonis. Sekarang  hampir setiap hari Fang Shixiong  minta karyawannya untuk membagikan roti-rotinya  yang tidak terjual habis ke beberapa panti asuhan, sekolah. Perubahan positif ini membuahkan hal positif seperti kakak kandung & keluarga ikut  bergabung menjadi relawan Tzu Chi dan beberapa teman & kerabatnya  juga diajaknya menjadi komite kehormatan (Rong Tong).  Saat ini sudah ada Sembilan  toko rotinya tersebar di kota-kota besar , Taiwan dan Fang Shixiong selalu siap  menjadi pembicara di dalam/luar negeri untuk menginspirasi orang lain melakukan kebajikan di Tzu Chi. “Ada tekad pasti ada kekuatan” dan “ Menjalankan berkah dan kebijaksaan harus seiring sejalan” senantiasa menjadi motto pria yang murah senyum ini. 

foto   foto

Keterangan :

  • Limin Shixiong dengan semangat mengikuti kegiatan pelatihan relawan Biru Putih. Tekadnya berada di jalan Tzu Chi pun sangat besar (kiri).
  • Sonia Abd Rajab, turut serta dalam kegiatan pelatihan ini selalu menjalin komunikasi baik dengan relawan lainnya (kanan).

Sharing yang penuh inspiratif juga didapatkan dari Stephen Huang Shixiong. Pembicara  kawakan dari Tzu Chi International, USA mendapatkan pesan dari Master Cheng Yen untuk selalu membimbing Tzu Chi Indonesia sehingga memiliki akar Dharma yang kokoh dan mendalam. Beliau memberikan 20 kata kunci Dharma bagi  seluruh  relawan Tzu Chi yang juga sedang merayakan Ulang tahun Tzu Chi Indonesia yang ke dua puluh pada tanggal 13 Oktober 2013 yaitu : 1. Gan en (Bersyukur), Zhun Zhong (Saling Menghormati) & Ai (Cinta kasih),  2.   Fu zhu Wu shou chiu (bersumbangsih tanpa pamrih) 3. Xing quan nien chun (hati berlapang dada sehingga tidak melukai diri sendiri & niat/pikiran polos sehingga tidak melukai orang lain), 4. Pu Ci Jiao Pu Bi Jiao  (tidak perhitungan dan tidak membanding-bandingkan).  “Dengan mempraktikkan ke-20 kata kunci tersebut maka kita seperti pohon yang akarnya kuat dan dalam sehingga tidak mudah tumbang  apabila menemui masalah,” papar Stephen Huang Shixiong. Para relawan yang duduk  mendengarkan dan mencatat pesan beliau, salah satu relawan   Sonia Abd. Radjab (40) asal Tzu Chi Sinarmas Banjarmasin  yang baru saja dilantik menjadi biru putih beserta 340 orang relawan Tzu Chi  lainnya. “Saya tersentuh dengan kegiatan kemanusiaan Tzu Chi,” kata relawan berjilbab putih ini yang gemar mengikuti kegiatan bakti sosial kesehatan  dengan senyum penuh cinta kasih. Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, namun akan tumbuh dan berkembang karena diteruskan kepada orang lain. 

Benih-benih cinta kasih kebajikan  sudah dipupuk,  disirami dengan baik dari materi training ini dan pasti  akan makin tumbuh dan berkembang.  Dengan senantiasa bersumbangsih tanpa pamrih di Jalan Bodhisatva Tzu Chi, maka kita hendaknya mengarap ladang berkah untuk menambah jiwa kebijaksanaan. Acara training ini ditutup pada pukul 11.50 WIB dengan pesan cinta kasih dari Bapak Sugianto Kusuma: “Semoga Tzu Chi Indonesia memiliki akar yang lebih kuat dan mendalam dan dapat menginspirasi lebih banyak orang lagi bergabung di jalan Bodhisatwa.“

  
 

Artikel Terkait

Sebuah Cahaya Pelita

Sebuah Cahaya Pelita

10 Oktober 2011 Para relawan yang ingin membantu kegiatan Baksos Kesehatan di Padang ini berkumpul di Bandara Soekarno - Hatta pada jam 9 pagi lalu berangkat ke Padang pada pukul 11.20 WIB. Satu jam lima menit lamanya perjalanan untuk dapat sampai di Bandara International Minangkabau, Padang.
Baksos Tzu Chi ke-89: Sedikit Bicara banyak Bekerja

Baksos Tzu Chi ke-89: Sedikit Bicara banyak Bekerja

22 Maret 2013 Karena permasalahan inilah Yayasan Buddha Tzu Chi perwakilan Jayapura, Papua mengadakan bakti sosial pengobatan katarak bagi masyarakat tidak mampu sebagai solusi kesehatan.
Bahagia dan Sedih Keluarga Cun Nyoh

Bahagia dan Sedih Keluarga Cun Nyoh

08 Februari 2021

Relawan Tzu Chi Tangerang mengadakan syukuran atas selesainya renovasi kembali rumah Nenek Cun Nyoh demi kesehatan dan keselamatan jiwanya. 

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -