Pelatihan Relawan Zhen Shan Mei di Medan
Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)Pelatihan Zhen Shan Mei Tzu Chi Medan digelar selama dua hari yakni pada 22-23 Oktober 2016. Para relawan begitu antusias untuk meningkatkan skill mereka.
Relawan Zhen Shan Mei adalah relawan yang bertugas mengabadikan, merekam seluruh kegiatan para relawan Tzu Chi dalam menyebarkan cinta kasih. Dengan dokumentasi baik dalam bentuk foto, tulisan maupun video, Master Cheng Yen bisa mengetahui apa yang telah dilakukan insan Tzu Chi di 56 negara di seluruh dunia.
Karena itu pelatihan Zhen Shan Mei mutlak diperlukan. Seperti pelatihan yang digelar oleh Tzu Chi Medan pada 22-23 Oktober 2016. Pelatihan ini diikuti 65 orang relawan dari beberapa kota seperti Tebing Tinggi, Kisaran, Binjai dan Medan. Pelatihan ini dibimbing langsung oleh para relawan Zhen Shan Mei Jakarta.
Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto menjelaskan pentingnya pelatihan ini digelar. "Relawan Zhen Shan Mei Medan belum begitu banyak , sedangkan kegiatan Tzu Chi Medan semakin hari semakin bertambah, sangat disayangkan karena banyak kegiatan yang berlalu begitu saja tanpa ada yang mencatatnya. Dan hari ini Tzu Chi Medan mendapat berkah, karena hari ini kita mengadakan pelatihan Zhen Shan Mei untuk pertama kalinya dan dibimbing langsung oleh relawan Zhen Shan Mei dari Jakarta,” kata Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto.
Henry Tando membawakan Materi filosofi Tzu Chi sebagai dasar penting bagi relawan dalam mengambil foto maupun video. Bahwa semua harus diambil berdasarkan budaya Humanis Tzu Chi.
Para relawan semangat mempraktekkan ilmu yang didapat.
"Relawan Zhen Shan Mei Medan belum begitu banyak, sedangkan kegiatan Tzu Chi Medan semakin hari semakin bertambah, sangat disayangkan karena banyak kegiatan yang berlalu begitu saja tanpa ada yang mencatatnya. Dan hari ini Tzu Chi Medan mendapat berkah, karena hari ini kita mengadakan pelatihan Zhen Shan Mei untuk pertama kalinya dan dibimbing langsung oleh relawan Zhen Shan Mei dari Jakarta,” kata Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto.
Dalam pelatihan yang digelar di kantor Tzu Chi Medan ini, relawan dibimbing sesuai dengan bidangnya masing-masing yaitu foto, video, artikel dan script. Koordinator pelatihan, Amir mengatakan para relawan sungguh-sungguh dalam belajar. “Pelatihan ini sungguh luar biasa, ternyata Tzu Chi Medan banyak bibit Zhen Shan Mei dan selama dua hari pelatihan, relawan benar-benar fokus belajar,” tutur Amir.
Tan menjelaskan bagaimana cara mendapatkan kisah yang lebih lengkap dan mendalam.
Djohar Djaja membawakan materi bagaimana meliput kegiatan besar. Ia menjelaskan bagaimana koordinasi liputan dan komunikasi antar relawan.
Selain mendapatkan ilmu tentang jurnalistik, para relawan mendapat banyak materi seperti filosofi Tzu Chi sebagai dasar penting bagaimana mengambil sudut pandang dalam menyusun tulisan. Penulisan artikel dan juga pengambilan foto maupun video juga harus sesuai dengan budaya humanis Tzu Chi dan harus mengandung unsur Kebenaran (Zhen), Kebajikan (Shan) dan Keindahan (Mei).
Relawan Zhen Shan Mei dalam sebuah kegiatan besar tidak bekerja sendirian tetapi kadang beberapa fotografer dan beberapa jurnalis ataupun beberapa kameramen. Untuk itu perlu diketahui bagaimana caranya koordinasi liputan dan komunikasi antar relawan. Materi ini dibawakan Djohar Djaja dengan penuh canda tawa.
Ketika menemukan nara sumber, kita harus tahu bagaimana cara mendapatkan kisah yang lebih lengkap dan mendalam. Erli Tan menerangkan dengan begitu detail dan peserta mengikutinya dengan begitu serius. Ini terlihat dari materi yang diberikan pada hari pertama berhasil dipraktekkan pada hari kedua.
Pelatihan ini diikuti sebanyak 65 relawan dari berbagai daerah seperti Tebing Tinggi, Kisaran, Binjai dan Medan
Relawan dari Kota Kisaran, Ardi Chandra dan Andi Chandra bertugas menulis dan memotret. Saudara kembar ini merasakan manfaat dari pelatihan ini. “Pengalaman menjadi relawan Zhen Shan Mei selama dua hari sangat berharga, terutama bagi kami yang dari kota kecil Kisaran, kami bisa tahu bagaimana menjadi seorang jurnalis dan bagaimana menjadi reporter. Dan saya yang belajar jurnalistik baru tahu bahwa menulis artikel itu tidak gampang, perlu mengasah otak untuk mencari bahasa yang tepat agar bisa menggambarkan suasana dan inti cerita,” kata Ardi Chandra.
Hal yang sama dirasakan Andi Chandra yang belajar fotografi. “Setelah ikut pelatihan, saya jadi tahu bagaimana cara mengambil foto yang banar, sudut pengambilan foto dan situasi bagaimana yang harus kita ambil supaya foto kita bisa bercerita bagi orang yang melihatnya,” ujarnya.
Ketua tim pengembangan Zhen Shan Mei Indonesia Henry Tando terkesan dengan kesungguhan para relawan Tzu Chi Medan. “Sambutan relawan Medan benar-benar membuat saya terharu, saya merasa seperti pulang ke rumah sendiri. Sewaktu saya memberikan materi, kesungguhan hati relawan Medan benar-benar fokus mau belajar dan saya merasa pelatihan ini sukses sekali untuk Zhen Shan Mei Medan,” kata Ketua tim pengembangan Zhen Shan Mei Indonesia Henry Tando.
Dengan pelatihan ini, para pengurus Tzu Chi Medan berharap semua kegiatan Tzu Chi Medan ke depannya bisa semuanya tercatat sehingga dapat menginspirasi semua orang untuk bersumbangsih dan menjadi Bodhisatwa dunia.
Artikel Terkait
Merekam Sejarah Tzu Chi
20 Oktober 2014 Minggu, 12 Oktober 2014, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan pelatihan khusus untuk membekali relawan yang berminat pada bidang dokumentasi dengan menjadi relawan Zhen Shan Mei. Relawan berkumpul di Coastal area, yang merupakan tempat wisata bagi penduduk sekitar, pukul 07.30 WIB.Jejak Bodhisatwa Menebar Cinta Kasih
21 Oktober 2014 Pelatihan Zhen Shan Mei ke-8 kembali diadakan dan diikuti oleh puluhan relawan Tzu Chi pada 18 Oktober 2014 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk.Memperpanjang Barisan Pencatat Sejarah Tzu Chi
09 Juli 2019Pelatihan video bagi relawan Zhen Shan Mei (ZSM) diadakan di Gedung Tzu Chi Kompleks Jati Junction, Medan, diikuti oleh 11 relawan. Tujuannya agar para relawan ZSM bisa meliput sebuah kegiatan dengan menggunakan kamera Dslr dan mirroles, yang hasilnya dapat menjadi sebuah tayangan bergerak (video).