Pelatihan Tim Tanggap Darurat Tzu Chi (Bag. 2)
Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Riani Purnamasari (He Qi Utara)Sebenarnya, tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih kekompakan dan kepercayaan. Di dalam suatu tim, terlebih TTD, semua anggota haruslah bergerak dengan satu misi, percaya kepada rekannya, apalagi kepada Korlapnya, dan harus selalu kompak saat membantu |
| ||
Saling Percaya di Antara Anggota “Oke, permainannya begini. Berpasangan, satu ditutup matanya, satu yang mengarahkan. Saya sudah menyebar kertas berdasarkan warna di setiap tempat. Tugas anda adalah mencari dan mengarahkan rekan anda yang tertutup matanya untuk mengambil kertas tersebut. Kertas-kertas itu adalah jumlah korban yang harus diselamatkan ketika terjadi bencana,” ujar Cerah Iskradono. Dengan antusias para ketua kelompok mengambil kain penutup mata untuk dipakaikan kepada kelompok lainnya. “Sini saya aja yang pakaikan,” canda Hok Lay kepada kelompok lawan. Permainan pun dimulai dengan gembira. Dalam waktu satu jam para relawan harus dapat menemukan korban sebanyak-banyaknya. Seperti namanya, Kelompok Si Biru harus mencari kertas berwarna biru. persaingan semakin ketat bagi kedua kelompok burung. Dengan warna yang mirip, yaitu hijau, Kelompok Elang diharuskan menyelamatkan korban dengan kertas berwarna hijau muda, sedangkan Kelompok Garuda harus menyelamatkan korban dengan kertas berwarna hijau tua.
Ket : - Membangun tenda dan melipatnya kembali dengan waktu yang cepat merupakan kemampuan yang harus dimiliki anggota Tim Tanggap Darurat. (kiri) Meeting kelompok pun dilakukan, pengaturan strategi tiap kelompok pun digalakkan. “Jangan ada yang mau jalan kalau bukan rekan kita yang kasih instruksi. Ingat, kita harus cepat,” ujar Hok Lay menyemangati anggota kelompoknya. “Lurus terus, sekarang belok kanan, jongkok, Shixiong. Luruskan tangannya ke dalam pot. Turun lagi, Shixiong,” seru Johar Chow dari Kelompok Elang kepada rekannya. Tak terasa waktu yang diberikan selama satu jam sudah habis dan para ketua kelompok diminta untuk menghitung korban yang telah diselamatkan timnya. “Tim Biru menyelamatkan 104 korban. Tim Garuda menyelamatkan 102 korban, dan pemenangnya Tim Elang dengan menyelamatkan 110 korban,” seru Cerah Iskradono. “Bagaimana nih kiat-kiatnya Tim Elang bisa menang?” tanya Cerah kepada Jhonny Chang, Ketua Kelompok Tim Elang. “Karena kami Tim Elang, dengan Mata Elang, kami sigap melihat di mana korban-korban berada,” jawab Jhonny Chang. “Sebenarnya, tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih kekompakkan dan kepercayaan. Di dalam suatu Tim, terlebih adalah Tim Tanggap Darurat, semua anggota di dalamnya haruslah bergerak dengan satu misi, percaya kepada rekannya, apalagi kepada Korlapnya, dan harus selalu kompak saat membantu para korban,” jelas Cerah Iskradono. Ikrar Tim Tanggap Darurat “Apakah Shixiong semuanya mau berikrar demi TTD?” pancing Cerah kepada para relawan. Ia pun mengajak para relawan berikrar. “Saya (sebut nama) berjanji mulai sekarang dan seterusnya akan menjadi relawan Tzu Chi yang membantu dan menyelamatkan semua orang,” kata Cerah dan diikuti relawan lainnya. Akhirnya, satu per satu relawan maju ke depan untuk mengucapkan ikrarnya.
Ket: - Sebatang cokelat yang manis menyatukan dan membentuk tim yang kokoh (kiri). Pergantian Ketua Serah terima jabatan yang ditandai dengan penyerahan ransel Tzu Chi oleh Adi Presetio dan Hong Tjhin. “Saya akan mengadakan pelatihan seperti ini 4 kali dalam setahun. Semoga Tim Tanggap Darurat semakin kompak dan maju,” ujar Joe Riadi menutup pelatihan hari itu. Tenda yang dibangun sehari sebelumnya pun mulai dirapikan dan disimpan di gudang logistik. Setiap relawan peserta pelatihan Tim Tanggap Darurat ini juga diberikan senter dan baterai yang disimbolkan sebagai penerang dalam gelap, dan sebuah jeruk yang disimbolkan sebagai buah keluarga dalam kekeluargaan Tim Tanggap Darurat Tzu Chi. | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih: Sebuah Nasihat dan Rasa Syukur
16 Juni 2010Aliran Nan Jernih yang Mencemerlangkan Dunia
28 Februari 2009 ”Mengandalkan kekuatan bicara dari mulut ke mulut tidaklah cukup, melainkan harus memanfaatkan kekuatan media massa. Menolong orang lain harus dimulai dari menjernihkan hati terlebih dahulu, dan menolong hati jauh lebih utama daripada menolong secara fisik,” demikian wejangan Master Cheng Yen.Setetes Darah Untuk Kehidupan
29 November 2018Bagi Juni Haryanto, ini adalah pengalaman pertama mendonorkan darahnya. Ia terpanggil untuk bersumbangsih bagi sesama di Biak. Walaupun sempat tegang juga akhirnya ia berhasil dalam mendonorkan darahnya.