Pelayanan dengan Rasa Syukur
Jurnalis : Ivana, Fotografer : Anand Yahya Dengan rasa syukur yang mendalam, para dokter, perawat, staf dan relawan RSKB Cinta Kasih mengadakan syukuran atas 3 tahun beroperasinya rumah sakit ini. |
| ||
Tanggal 14 Januari 2008, untuk pertama kalinya RSKB Cinta Kasih Tzu Chi beroperasi 24 jam penuh. Dengan perubahan status ini, banyak pembenahan yang harus dilakukan seperti pengaturan shift jaga para dokter, perawat, dan staf. Pembenahan berlanjut dengan perombakan ruangan di sana-sini untuk memenuhi standar sebagai rumah sakit yang memberi pelayanan terbaik. Dan kemudian pada tahun 2009, para relawan pemerhati mulai hadir menjadi penjembatan antara paramedis dan pasien, serta memberikan ketenangan batin bagi para pasien. Setelah genap 3 tahun beroperasi dengan melampaui berbagai rintangan, sebuah acara syukuran digelar pada tanggal 16 Januari 2011 di Ruang Serbaguna RSKB Cinta Kasih Tzu Chi lantai 3. Acara ini melibatkan semua komponen dalam rumah sakit dari dokter, perawat, staf, maupun relawan. Mereka tampil dalam acara peragaan isyarat tangan, paduan suara, juga pembacaan puisi, sesuai tema yang dipilih “Bersatu Hati dalam Pelayanan Penuh Kasih”.
Keterangan :
Tempat Terbaik untuk Belajar RSKB Cinta Kasih Tzu Chi mengemban tugas mewujudkan misi kesehatan Tzu Chi. Hal ini membuat dengan sendirinya RSKB Cinta Kasih berbeda dari rumah sakit yang lain. Demikian juga yang dirasakan oleh para dokter. “Dalam sumpah kita semua sebagai dokter saat dilantik, kita melafalkan bahwa ‘Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan. Kesehatan penderita akan selalu saya utamakan. Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, kita berikrar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial.’ Saya merasakan bahwa di RSKB Cinta Kasih ini mempermudah saya menunaikan sumpah dokter ini,” demikian sharing tertulis dr. Yoke yang dibacakan oleh dr. Deasy dalam acara syukuran. Dokter Yoke tidak dapat hadir karena pagi hari sebelum acara syukuran ia mengalami kecelakaan kecil dalam perjalanan. Tak hanya para relawan pemerhati maupun dokter yang mendapat pelajaran dalam 3 tahun operasional rumah sakit. Sebagai rumah sakit yang masih berusia muda, banyak halangan yang harus diatasi, dan dr. Kurniawan yang menjabat Direktur RSKB Cinta Kasih pun memandang hal ini sebagai pelajaran. “Kita belajar sambil bekerja. Dari apa yang kita lakukan, dari situlah kita belajar,” ujarnya. Oey Hoey Leng yang merupakan relawan pendamping manajemen rumah sakit ini menuturkan hal yang serupa, “Untuk bisa menjadi pendamping mereka, saya juga harus senantiasa menjaga kerendahan hati, mengembangkan welas asih supaya saya bisa setidaknya menyatu dengan semuanya. Ini suatu proses yang punya manfaat sangat besar. Semakin banyak waktu yang saya habiskan untuk menjadi relawan di sini, semakin banyak waktu yang merupakan proses pelatihan untuk diri saya sendiri.”
Keterangan :
Memberi yang Terbaik “Bagi saya, RSKB itu seperti rumah kedua, dan teman-teman di sini dapat dikatakan lebih dari sekadar teman. Antara dokter dan perawat tidak ada jarak meski kita berbeda profesi,” kata Zr. Sulis. Bersama dr. Elke Lina dan Dwi Prasetyo, Zr Sulis menerima penghargaan sebagai dokter, perawat, dan karyawan teladan yang diumumkan dalam acara syukuran. Perawat yang telah 3 tahun bergabung di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi tersebut sedang bertugas jaga di UGD saat penghargaan diumumkan. Suster Sulis cukup terkejut saat terpilih, karena ia merasa belum memberikan sebanyak yang ia mampu pada pekerjaan yang dicintainya ini. Maka dari itu, ia berujar, “Penghargaan ini PR (tugas) untuk saya menjadi lebih baik, karena dengan adanya penghargaan ini saya merasa dituntut untuk menjadi lebih baik lagi.” “Syukur tidak hanya untuk diucapkan dalam perayaan, namun harus dipraktikkan dalam operasional sehari-hari,” kata Master Cheng Yen belum lama ini dalam perayaan ulang tahun sebuah rumah sakit Tzu Chi di Taiwan. Pelayanan dengan penuh syukur akan membawa kebahagiaan. Setelah melakukan pemotongan tumpeng sebagai wujud syukur atas 3 tahun yang telah dilalui dengan baik, dr. Kurniawan menyebutkan hal-hal yang disyukurinya, “Saya bersyukur pelayanan ini dapat terus berjalan di jalurnya. Saya bersyukur semakin banyak insan Tzu Chi yang mau mendukung kita. Saya bersyukur juga semakin banyak bibit-bibit cinta kasih timbul di rumah sakit ini. Dan yang terakhir saya bersyukur bahwa banyak jiwa yang tertolong, dan mendapatkan berkah dari adanya RSKB Cinta Kasih Tzu Chi.” | |||
Artikel Terkait
Berbagi Berkah Di Bulan Penuh Berkah
16 Juli 2014Kuntum Teratai Baru
25 September 2018Sebanyak 21 relawan baru Tzu Chi di Tangerang mengikuti sosialisasi relawan baru. Mereka sangat antusias karena bisa mengenal lebih dalam tentang Tzu Chi, seperti misi-misi Tzu Chi, budaya humanis Tzu Chi, juga tentang Master Cheng Yen.
Tzu Chi Medan dan Palang Merah Indonesia Teken MoU Soal Donor Darah
25 Oktober 2018Palang Merah Indonesia Provinsi Sumatera Utara dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Medan menandatangani MoU dalam hal donor darah. Penandatanganan MoU diadakan pada 18 Oktober 2018, di mana Palang Merah Indonesia akan mendukung Yayasan Buddha Tzu Chi dengan menyediakan tim medis dan juga bersedia memberikan sosialisasi atau edukasi tentang donor darah ke masyarakat.