Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

Jurnalis : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya)
 
 

foto
Melalui pemeriksaan mata dan pemberian kacamata diharapkan dapat mengembalikan penglihatan para manula.

Suasana desa Pule yang biasanya sepi dan tenteram, pada hari Minggu tanggal 6 Mei 2012 tampak ramai. Barisan baliho dan bendera Tzu Chi di sepanjang pinggir jalan berkibar-kibar menyemarakkan suasana. Barisan prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD) dan relawan Tzu Chi juga hilir mudik mempersiapkan segala sesuatu. Di desa yang letaknya cukup terpencil ini dilaksanakan acara Bakti Sosial Pengobatan Umum-Gigi dan Pembagian sembako bagi warga kurang mampu di Kecamatan Modo. Kecamatan ini sebelumnya belum pernah tersentuh oleh bantuan dari pihak luar, dengan adanya bantuan dari Tzu Chi,  jalinan jodoh baik dengan warga setempat pun mulai terjalin.

Acara bakti sosial kesehatan ini diselenggarakan berkat  kerja sama Yayasan Buddha Tzu Chi dan KOSTRAD. Kegiatan ini selain untuk memperingati hari Waisak juga dilaksanakan untuk menyambut ulang tahun DIVIF II KOSTRAD Singosari Malang. Kemanunggalan TNI dan rakyat melalui Tzu Chi dan KOSTRAD ini sebelumnya telah diwujudkan dalam bebagai kegiatan bersama. Jalinan jodoh yang harmonis ini akan terus terjalin dalam misi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi warga yang kurang mampu. Pemusatan kegiatan di Kecamatan Modo ini juga dengan pertimbangan khusus. “Tempat ini dijadikan pertimbangan karena lokasinya yang cukup terpencil di daerah perbukitan Lamongan dan jarang sekali tempat ini mendapat program bantuan. Masyarakatnya juga kebanyakan hidup sangat sederhana dan hidup dengan bertani,” kata Dandim Lamongan Letkol Yudha Fitri. Setelah berbagai kordinasi dan persiapan akhirnya ditetapkanlah Lapangan SD Negeri Pule 02 sebagai tempat Bakti Sosial ini. Untuk pembagian sembako akhirnya ditetapkan sejumlah 1100 paket akan dibagikan kepada 1100 Kepala Keluarga di 4 Desa di Kecamatan Modo meliputi Desa Pule, Yungyang, Mojorejo dan Sidodowo.

Pembagian kupon sembako pun dilangsungkan pada hari Jumat 27 April 2012. Sebanyak 30 orang relawan Tzu Chi dengan bantuan aparat desa setempat turut membantu untuk membagikan kupon sembako. Meskipun medan yang dihadapi cukup sulit namun relawan dengan semangat datang satu persatu berjalan ke rumah warga dan menjelaskan mengenai hari pembagian sembako. “Saya menghadapi medan yang cukup sulit sampai harus turun naik bukit dan keluar masuk ke hutan jati. Kondisi warga rata rata cukup memprihatinkan dan memang sangat layak untuk mendapatkan bantuan,” kata Tan Junita shijie, salah seorang relawan Tzu Chi yang turun membagikan kupon. Meskipun akhirnya pembagian kupon baru selesai pada petang hari namun semua berjalan lancar dan sukses.

Cinta Kasih Untuk Warga Pule
Acara seremonial pun diadakan untuk mengawali kegiatan Bakti Sosial ini. Dihadiri pejabat pejabat KOSTRAD yaitu Aster KOSTRAD Letkol INF Junaidi dan DanYonKes Divisi II Letkol CKM Dr. Azhari serta aparat Muspika kecamatan Modo serta para relawan Tzu Chi Surabaya. Dalam sambutannya Aster KOSTRAD menyampaikan penghargaannya kepada Tzu Chi, “Kami mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi yang selama ini telah bekerja sama dengan kami dalam kegiatan sosial seperti ini. Kami berharap kerjasama seperti ini bisa terus kita pertahankan demi memberikan pelayanan bagi masyarakat,” kata Letkol Inf. Junaidi.

Dalam sambutan lainnya mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bapak Edwin Suryalaksana juga menyampaikan salam Master Cheng Yen untuk masyarakat Modo, “Meskipun kita berlainan tempat dan darah, namun kita semua bersaudara dan semoga bingkisan kecil ini lebih memperert jalinan persaudaraan diantara kita semua,” ucapnya dalam sambutannya. Setelah penyerahan sembako secara simbolis maka acara bakti sosial ini pun segera dimulai.

foto   foto

Keterangan :

  • Acara bakti sosial kesehatan ini diselenggarakan berkat kerja sama Yayasan Buddha Tzu Chi dan KOSTRAD (kiri).
  • Pemeriksaan mata secara cuma-cuma diberikan pada masyarakat umum, mengingat letak desa yang jauh dari perkotaan dan kebanyakan kendala yang dihadapi adalah masalah penglihatan (kanan).

Meskipun matahari bersinar cukup terik namun tak mengurangi semangat warga yang akan mengambil sembako. Dengan sabar mereka pun mengantri untuk mengambil sembako sehingga suasana pembagian tetap berjalan dengan tertib dan aman serta terkendali. Beberapa warga yang datang dari desa yang cukup jauh pun dengan sabar mengantri seperti yang dilakukan oleh Ibu Karti yang berasal dusun Kalipang yang bejarak agak jauh dengan dusun Pule. Meskipun sudah berusia lanjut tapi beliau tetap menyempatkan diri untuk mengambil sendiri paket sembako yang menjadi haknya. “Saya berterima kasih atas pemberian sembako ini, cuma Tuhan yang bisa membalas kebaikan bapak bapak semuanya” ujarnya dalam logat jawa yang kental.

Ia hidup sederhana di sebuah rumah bambu dan sehari-harinya mencari nafkah dengan bertanam palawija di ladang  suaminya. Selain itu dia juga memelihara ayam dan kambing, merupakan potret khas keluarga sederhana di kawasan ini. Selain ibu Karti juga ada Ibu Sopyan warga dusun Ledok. Seorang janda sederhana yang juga tinggal di rumah yang sangat sederhana dan bekerja sebagai petani ini juga datang langsung ke lokasi pembagian. “Terima kasih atas sembakonya, semoga dilain waktu kami bisa mendapat bantuan lagi” ujarnya dengan polos. Harapan tulus yang sepertinya menjadi harapan bagi banyak orang yang hidup serba berkekurangan.

Selain pembagian sembako,kegiatan ini juga menyediakan pelayanan kesehatan umum, gigi dan pemeriksaan mata untuk manula. Yang rata-rata menjadi keluhan bagi warga adalah penyakit saluran nafas (ISPA) dan rematik karena kebanyakan adalah pasien berusia lanjut. Karena jarak dan faktor ekonomi, mereka sangat jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan setempat, oleh karena itu kesempatan ini juga dimanfaatkan warga dengan baik. Bagi warga manula keberadaan pelayanan kacamata gratis menjadi sarana agar memiliki penglihatan yang lebih baik seperti yang dialami oleh bapak Suyono warga dusun Jimus. “Wah saya terima kasih sekali jadinya sekarang bisa membaca lebih jelas,” katanya sambil tersenyum lebar saat menerima kacamata yang diberikan oleh relawan Tzu Chi.

Tak hanya jalinan jodoh baik dengan warga, Tzu Chi juga menjalin jalinan jodoh dengan relawan baru. Di acara ini juga mendapatkan dukungan dari relawan Starbucks dan Paguyuban Sinar Mas. Beberapa hari sebelumnya mereka telah mengikuti kegiatan Daur Ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi serta mengikuti sosialisasi Tzu Chi. Semoga jalinan jodoh ini semakin erat karena dunia ini sungguh membutuhkan barisan para Bodhisatwa dunia untuk menolongnya dari bencana dan derita

  
 

Artikel Terkait

Menghimpun Berkah di Pulau Lebuh

Menghimpun Berkah di Pulau Lebuh

23 Februari 2017
Minggu, 19 Februari 2017 sejumlah relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan survei bedah rumah di Pulau Lebuh. Kedatangan 7 relawan ini untuk mengukur dan merencanakan pembedahan rumah Dji Pong, salah satu warga Pulau Lebuh.
Kasih Ibu Tiada Batasnya

Kasih Ibu Tiada Batasnya

08 Juli 2015

Minggu pagi, 24 Mei 2015 terdengar alunan lagu “Lukisan Anak Kambing Berlutut”.  Pagi yang spesial karena sebanyak 95 relawan berkumpul di Aula lantai 2 SMK Sekolah Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka berkumpul pada acara Kunjungan Kasih Pasien Kasus (KKPK) yang bertema  “Hari Ibu”.

Jatuhnya Pesawat Hercules C-130: Cinta Kasih yang Tak Terputus

Jatuhnya Pesawat Hercules C-130: Cinta Kasih yang Tak Terputus

29 Juli 2015 Yayasan Buddha Tzu Chi kembali menunjukkan rasa empati dan ungkapan dukacita kepada keluarga korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 dengan memberikan santuan sebesar 610 juta rupiah untuk 122 korban.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -