Pelayanan Kesehatan Tzu Chi di Waduk Jatigede
Jurnalis : M. Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : M. Galvan, Dayar, Hendra (Tzu Chi Bandung)Tim medis Tzu Chi dengan penuh kehati-hatian menangani pasien yang datang untuk berobat pada acara baksos pelayanan kesehatan yang diadakan pada tanggal 26 November 2017 di Waduk Jatigede, Kab. Sumedang.
Tzu Chi Bandung mengadakan kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan Polda Jabar dalam rangka HUT POLAIRUD (Kepolisian Air dan Udara) ke 67 tahun 2017. Kegiatan yang diadakan pada tanggal 26 November 2017 tersebut berlokasi di Waduk Jatigede, Desa Sukaratu, Kec. Darmaraja, Kab. Sumedang.
Terselenggaranya kegiatan ini merupakan wujud kepedulian sosial antara Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Polri dalam membantu masyarakat yang kurang beruntung. Di samping itu, kegiatan bakti sosial ini merupakan alat untuk memperkokoh cinta kasih dan kebersamaan Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Polri dalam mempererat tali silaturahmi.
Dalam pelayanan kesehatan ini berhasil melayani sebanyak 849 pasien dari enam kecamatan di wilayah Waduk Jatigede, diantaranya; Kec. Darmaraja, Kec. Jatigede, Kec. Wado, Kec. Jatinunggal, Kec, Cisitu, dan Kec. Situ Raja. Sementara itu pada setiap baksos merupakan wadah untuk menjaring pasien yang membutuhkan bantuan lanjutan yaitu dengan cara mendatangi masyarakat yang membutuhkan bantuan. Hal ini dilakukan karena lebih efektif dalam meghimpun pasien penerima bantuan. Dalam baksos tersebut terjaring sebanyak 22 pasien penanganan khusus (kasus).
Dengan tulus dan cinta kasihnya para relawan Tzu Chi mendampingi pasien yang datang untuk berobat, mulai dari pendaftaran, mengantarkan ke dokter hingga mendapatkan obat.
Ketua Tzu Chi Kantor Perwakilan Bandung, Herman Widjaja mendampingi Wakapolda Jabar, Brigjen Pol. Supratman (kanan) menuju lokasi pelayanan kesehatan yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung.
Kegiatan baksos ini dihadiri Wakapolda Jabar, Brigjen Pol. Supratman. Dalam sambutannya, Ia mengatakan bahwa dengan terjalinnya kerja sama ini merupakan landasan untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung maka perlu adanya peranan penting dari semua pihak untuk menanggulangi atau mengatasi permasalahan sosial khususnya di bidang kesehatan. “Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang pada kesempatan ini melibatkan diri untuk memberikan kontribusinya kepada masyarakat Waduk Jatigede dan sekitarnya,” ucapnya.
Setelah serangkaian acara pembukaan, Wakapolda pun berkesempatan untuk meninjau langsung lokasi pelayanan kesehatan yang didampingi relawan Tzu Chi. Wakapolda juga mendapat penjelasan mengenai teknis pengobatan yang ditujukan untuk warga yang mengikuti pelayanan kesehatan yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung.
“Setiap baksos memang sering berkerjasama dengan rekan-rekan dari Buddha Tzu Chi, mereka selalu membantu kita bersama-sama mengayomi masyarakat yang membutuhkan. Jadi Yayasan Tzu Chi ini sangat membantu kami dalam bidang sosial," ucap Brigjen Pol. Supratman.
Sebanyak 849 pasien dari enam kecamatan di wilayah Waduk Jatigede mengikuti kegiatan baksos pelayanan kesehatan ini. Mereka merasa terbantu dengan adanya pelayanan kesehatan ini.
TIMA Bandung sedang menjelaskan aturan obat kepada pasien yang telah mendapatkan penanganan dari dokter.
Herman Widjaja, Ketua Tzu Chi Bandung mengatakan baksos bagi warga yang tinggal di area waduk Jatigede dan sekitarnya ini sangat dinanti dan manfaatnya dirasakan dengan baik. Karena jauhnya fasilitas kesehatan yang layak dari Kota Sumedang, maka hal ini sangat dimanfaatkan oleh warga sekitar. Faktor ekonomi pun menjadi alasan kenapa warga sekitar berbondong-bondong mengikuti baksos pelayanan kesehatan ini.
"Sudah lama kita tidak
mengadakan bakti sosial di Sumedang dan ini suatu kesempatan yang baik untuk
Tzu Chi bertemu kembali beramah tamah dengan warga-warga di sini. Kebetulan
waduk ini kan termasuk waduk yang baru serta penduduk di sini juga jauh dari Kota Sumedang, hampir satu jam menuju sini,” ucap Herman Widjaja, “Selain itu,
pasien di sini sangat antusias sekali untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ini
suatu momen yang tepat dan sangat dibutuhkan oleh penduduk di sini."
Tatang Rusman (62), mendapatkan penanganan langsung dari dokter pada kegiatan baksos pelayanan kesehatan.
Relawan memberikan roti dan air kepada pasien setelah dilayani oleh tim medis Tzu Chi.
Pelayanan kesehatan ini tentu dirasakan oleh warga yang datang untuk berobat, salah satunya adalah Tatang Rusman (62), warga Desa Sirnasari, Kec. Jatinunggal. Ia menuturkan baksos ini sangat membantu warga yang ingin berobat, karena saat ini biaya pengobatan cukup mahal. Selain itu harus memikirkan biaya untuk pergi ke rumah sakit atau faslitas kesehatan yang lengkap. Sementara klinik terdekat dinilainya tidak cukup memadai baik dari segi fasilitas serta tenaga ahli.
"Alhamdulillah sebagai warga OTD (Orang Terkena Dampak), dengan diadakan bakti sosial ini khususnya warga OTD sangat mengharapkan. Karena sampai-sampai untuk berobat juga agak kewalahan untuk memikirkan berobat, jadi dengan adanya kegiatan ini sangat diharapkan dan membantu sekali mudah-mudahan bisa berkelanjutan ke depannya,” ucap Tatang berharap. “Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi mudah-mudahn Allah membalas kebaikan bapak-bapak di sini yang terlibat dalam kegiatan ini,” ungkapnya.
Semoga manfaat dari bakti sosial pelayanan kesehatan yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung ini dapat meringankan beban masyarakat yang datang untuk berobat, ditopang dengan niat yang tulus untuk membantu sesama demi kemanusiaan melalui misi kesehatan Tzu Chi.
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Pelayanan Kesehatan Tzu Chi di Waduk Jatigede
28 November 2017Tzu Chi Bandung mengadakan kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan pada tanggal 26 November 2017 berlokasi di Waduk Jatigede, Kab. Sumedang. Selain berhasil melayani sebanyak 849 pasien, Tzu Chi Bandung juga menerima sebanyak 22 pasien penanganan khusus.
Kebersamaan Antarsesama di Misi Kesehatan Tzu Chi
22 Februari 2017Menyatukan Tali Persaudaraan Melalui Misi Kesehatan Tzu Chi
23 September 2014Penyakit bisa menyerang siapa saja dan tak pernah pandang bulu. Bagi golongan masyarakat berpendapatan rendah, terserang penyakit dapat menjadi masalah besar. Kesulitan biaya pengobatan sering kali menjadi alasan banyak masyarakat tidak periksa kedokter sehingga penyakitnya kian hari kian memburuk. Jangankan untuk berobat, biaya untuk kehidupan sehari-hari saja terkadang sulit dipenuhi.