Pelestarian Lingkungan 30 Ibu Rumah tangga

Jurnalis : Rudi Santoso, Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Riani Purnamasari (He Qi Utara)
 
 

fotoAdenan, relawan Tzu Chi yang memberikan materi pelestarian lingkungan hari itu merasa gembira dan bersemangat untuk menumbuhkan bibit baik yang tumbuh di lingkungan Kompleks Perumahan Grawisa, Jakarta Barat.

“Kehidupan ini tidak kekal, namun kesadaran jiwa bersifat abadi. Dengan cinta kasih yang tak berbatas, maka semangat kita akan tetap bergelora”. (Master Cheng Yen)

 

Pentingnya pengetahuan tentang daur ulang sudah seharusnya disosialisasikan lebih gencar, karena dengan mendaur ulang sampah yang bisa di daur ulang akan mengurangi beban bumi yang semakin hari semakin berat. Contohnya plastik, jika dibiarkan plastik baru akan terurai 400 tahun kemudian, belum lagi barang-barang lainnya.

Dimulai dari Rumah Kita
Oleh karena itu pada tanggal 25 Sep 2010, jam 7 pagi diadakan ramah tamah Yayasan Buddha Tzu Chi dengan warga Kompleks Perumahan Grawisa Jakarta Barat. Dalam acara ramah tamah ini disampaikan pentingnya memilah sampah untuk didaur ulang. Pertama-tama Jenny Insan selaku Ketua Hu Ai Jelambar menyampaikan ucapan selamat berjumpa kepada para ibu rumah tangga yang kebetulan baru selesai bersenam pagi, dan memperkenalkan Yayasan Buddha Tzu Chi secara singkat. “Siapakah pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi ?” tanya Erni yang merupakan pembawa acara hari itu. “Master Cheng yen!” jawab Samantha, salah seorang Bodhisatwa kecil. Tampak peserta sangat gembira dalam kegiatan kali ini, yang tersirat dari wajah para peserta yang hadir.

Adenan, relawan Tzu Chi yang aktif di misi pelestarian lingkungan, melanjutkan dengan memberikan contoh-contoh dan masukan-masukan yang positif kepada para peserta yang intinya mengajak mereka untuk ikut serta dalam memilah sampah dan dijadikan daur ulang. “Bayangkan ibu-ibu, dalam satu hari, sampah yang dihasilkan itu 5.000 ton yang kita pindahkan dari rumah kita ke Bantar Gebang,” terang Adenan.

foto  foto

Ket : - Gerakan isyarat tangan menjalin jodoh dan menyebar cinta kasih dipersembahkan oleh para relawan.              (kiri)
        - Ibu Inge berikrar untuk memulai mendaur ulang demi melestarikan lingkungan setelah menonton video            Ceramah Master Cheng Yen yang diputar hari itu. (kanan)

Terinspirasi
Ceramah Master Cheng Yen yang diperdengarkan kepada ibu-ibu ini adalah tentang adanya posko daur ulang di Guan Yin. Sebelumnya lahan itu adalah sebuah restoran yang menyediakan menu berbagai pilihan ayam, namun karena kurang diminati, restoran ini kemudian ditutup dan selama 10 tahun terbengkalai. Berjodoh dengan Tzu Chi, kemudian lahan ini digunakan untuk menjadi Posko Daur Ulang Tzu Chi yang banyak didekorasi dengan kreasi dari bahan daur ulang.

Berkat adanya ceramah Master Cheng Yen inilah Ibu Inge turut tergerak hatinya dan berikrar untuk mulai melakukan daur ulang di rumahnya, yang akan berkembang menjadi program dan misi komunitas Grawisa. Adapun Ibu Hermiyati penyelenggara acara ini berkata, “Saya berharap teman-teman saya juga dapat lebih peduli terhadap lingkungan.”

foto  foto

Ket : - Like Hermansyah, Ketua He Qi Utara yang hadir hari itu merencanakan dibukanya kelas pelestarian               lingkungan bagi para ibu rumah tangga di Komplesk Perumahan Grawisa yang dipelopori oleh Ibu               Hermiyati. (kiri).
         - Dengan lagu dan isyarat tangan Satu Keluarga, warga Kompleks Perumahan Grawisa telah turut              menjadi satu keluarga bersama Yayasan Buddha Tzu Chi. (kanan)

Lalu acara dilanjutkan dengan hiburan khas Tzu Chi kepada para hadirin berupa lagu berikut isyarat tangan yang berjudul Cinta Kasih Menyebar ke Seluruh Dunia, dan dilanjutkan dengan bersama-sama para hadirin membawakan lagu isyarat tangan Satu Keluarga. Dengan penuh sukacita para hadirin dan relawan yang hadir dengan penuh kekeluargaan bergandengan tangan dan bernyanyi bersama.

Di akhir acara para relawan juga membagikan brosur Sekolah Tzu Chi (Tzu Chi School) di Pantai Indah Kapuk (PIK) dan membagikan kepada semua hadirin sebuah buku Kata perenungan Master Cheng Yen.

  
 
 

Artikel Terkait

Saat Terbebas dari Katarak

Saat Terbebas dari Katarak

20 Mei 2016

Kedua mata Dono (65) telah sembuh dari katarak. Setelah tahun lalu (Agustus 2015) mata kirinya dioperasi, kini giliran mata kanannya dioperasi kataraknya dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi pada 15 Mei 2016.

Internasional : Tahun Baru yang Berkesan

Internasional : Tahun Baru yang Berkesan

17 Februari 2010
Sebuah perasaan gembira setelah berbuat kebajikan. Para warga di Perumahan Cinta Kasih melakukan tahun baru pertama mereka dengan sebuah awal yang mengharukan.
Bersama-sama Menggarap Ladang Berkah

Bersama-sama Menggarap Ladang Berkah

12 Juni 2019
Tzu Chi Batam mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih yang ke-2 (26/5/2019) di tahun 2019. Pelatihan yang dimulai sejak pukul 09.00 hingga 16.00 WIB itu diharapkan bisa membangkitkan semangat relawan dalam menjalani misi Tzu Chi dengan kesatuan hati dan langkah.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -