Pelestarian Lingkungan: Bersatu Hati Mengurangi Beban Bumi

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat)

Susan, sedang menyerahkan celengan cinta kasih kepada Eric (relawan), selaku koordinator kegiatan pelestarian lingkungan.

Apa yang dapat kita bersama lakukan untuk mengurangi beban bumi? Inilah yang senantiasa ada dalam benak relawan Tzu Chi yang terus mensosialisasikan untaian kalimat: Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengitari dunia. Relawan mengajak dengan penerapan 5 R – Rethink (berpikir ulang), Reduse (mengurangi), Repair (memperbaiki), Reuse (memakai ulang), Recycle (mendaur ulang) dalam kegiatan pelestarian lingkungan.

Seperti yang dilakukan oleh 7 relawan He Qi Pusat wilayah Sunter, menyemangati diri untuk hadir di Taman Kantor Sekretariat RW. 04, Sunter Metro sejak pukul 07.30 Pagi. Bulan Oktober, sebagian Jakarta mulai rutin diguyur hujan, tetapi pada Minggu pagi, 16 Oktober 2022 serasa alam pun mendukung kegiatan pelestarian lingkungan dengan memberikan cuaca yang cerah hingga berakhirnya kegiatan di waktu pukul 11.30 siang.

Elisabeth, Tai Kim In (ke kanan) menyemangati diri menggunakan waktu, tenaga untuk bersumbangsih bagi pelestarian lingkungan.

Relawan Tzu Chi, dengan dilengkapi sarung tangan dan masker bersama-sama memilah botol plastik agar lebih bernilai jual dengan memisahkan label, tutup, dan leher botol. Menerapkan langkah mengubah sampah menjadi emas, dalam artian diolah untuk dijual kembali dan dana penjualannya digunakan untuk membantu masyarakat prasejahtera.

Barang lainnya seperti elektronik bekas akan dipelajari dahulu apakah masih dapat diperbaiki. Sementara itu sepatu, boneka, atau baju bekas yang layak pakai akan diperuntukan kembali untuk masyarakat parsejahtera yang membutuhkan. Terlihat sesekali canda tawa relawan saat sedang berbincang satu sama lainnya, mereka mengerjakan dengan hati yang bersyukur dan sukacita.

Linawati (kanan), sedang mencatat data warga yang menyumbangkan barang daur ulang.

Barang-barang daur ulang yang terkumpul merupakan sumbangan dari beberapa warga Sunter Metro dan sekitarnya, terdiri dari botol plastik kemasan, botol atau barang terbuat dari kaca, kardus, buku pelajaran bekas, boneka, baju layak pakai dan sepatu bekas, serta elektronik bekas.

“Ya, mendukung dan menyemangati. Kegiatan pelestarian lingkungan ini bagus, jadi bisa berbagi apa yang ada,” ujar Lia (63) yang turut menjadi donatur barang daur. Ia menyumbangkan televisi bekas dan buku-buku bekas sekolah anaknya.

Sementara Susan (47), warga lainnya menuturkan, “Saya pada dasarnya tidak menyukai menumpuk barang-barang yang tidak terpakai. Biasanya saya sumbangkan pakaian untuk korban kebakaran. Pas lihat spanduk ada lagi pelestarian lingkungan Tzu Chi, jadi saya kumpulkan dan rapikan barang-barang yang sudah tidak terpakai: baju, botol-botol bekas, baju bekas yang sudah lewat dari 2 tahun, juga buku-buku bekas pelajaran anak.”

Susan pun mulai bersama-sama menjadi bagian dari penyelamat bumi dengan mendonasikan bukan hanya barang-barang daur ulang, juga menyisihkan uangnya ke dalam celengan cinta kasih. Tak berhenti di sana, Susan telah menerapkan rethink, reduse, recycle dalam kesehariannya. “Harapannya, semoga lebih banyak orang lagi yang dapat memperpanjang usia barang, membeli barang-barang yang dibutuhkan dan yang memang mau digunakan saja,” pesannya.

Vivi (54), selain menyumbangkan buku-buku juga celengan cinta kasih Tzu Chi.

Ada lagi Vivi (54) yang menghampiri relawan Tzu Chi sekitar pukul 8.35 pagi. Ia datang membawakan barang dan celengan cinta kasih Tzu Chi yang ingin disumbangkan. Jalinan jodohnya mengenal Tzu Chi dari project pembuatan celengan cinta kasih, “Ya, sudah mengenal Tzu Chi. Dahulu Saya ada buatkan juga celengan yang dari kardus dengan bergambar. Tadi ada berikan buku-buku pelajaran bekas, dan celengan Tzu Chi,”ujarnya.

“Perasaan saya senang bisa ikut sedikit berbagi. Biasanya 1 tahun sekali ada bereskan buku anak jadi barang tersebut bisa didaur ulang lebih bermanfaat,” lanjut Vivi, “saya sisihkan dari uang kembalian belanjaan buat di masukan ke celengannya. Kegiatan ini bagus, jadi tidak buang sembarangan barang-barang yang ternyata bisa diolah, bisa dikumpulkan dahulu.”

Ngiau Mau Lan, Sugikhs Siuling, Elisabeth (dari kiri ke kanan) sedang melakukan pemilahan dengan sepenuh hati dan sukacita.

Pada Minggu tersebut, banyak warga Sunter yang terlibat bersama menjadi donatur barang daur ulang telah turut bersama-sama membangkitkan dan menyebarkan cinta kasih.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Ramah Tamah di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan

Ramah Tamah di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan

19 Februari 2021

Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Taman Kenten Palembang Senin sore, 8 Februari 2021 kedatangan tamu spesial, Dandim 0418/Palembang, Kolonel Heny Setyono, S.psi beserta rombongan. Pada kunjungan ini, para relawan mengenalkan tentang Tzu Chi dan jejak cinta kasih Tzu Chi Palembang selama ini.

Bakti Sosial Cinta Kasih di Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning Medan

Bakti Sosial Cinta Kasih di Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning Medan

11 September 2019
Bakti sosial kesehatan bagi Gan En Hu atau penerima bantuan Tzu Chi merupakan salah satu program dari relawan tim medis Tzu Chi atau TIMA Medan. Akhir pekan kemarin, Minggu 8 September 2019, baksos diadakan di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Titi Kuning Medan. 
Mengajak Generasi Muda Cinta Lingkungan

Mengajak Generasi Muda Cinta Lingkungan

08 Mei 2024

Depo Pendidikan Pelestarian lingkungan Tzu Chi Medan di Cemara Asri dikunjungi siswa-siswi SMP Sekolah Bangun Insan Mandiri. Mereka ingin belajar tentang pelestarian lingkungan guna bisa diterapkan di lingkungan sekolah dan rumah.

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -