Pelestarian Lingkungan di Bio Hok Tek Tjeng Sin

Jurnalis : Feny Dwi Ekabuari (He Qi Pusat), Fotografer : Feny Dwi Ekabuari & Ansari Kusuma (He Qi Pusat)

Sebanyak 13 relawan bersama-sama memilah barang bekas di halaman Bio Hok Tek Tjeng Sin (klenteng) Kebayoran Lama pada Minggu pagi, 24 Juli 2016.

Sebanyak 13 relawan bersama-sama memilah barang bekas di halaman Bio Hok Tek Tjeng Sin (klenteng) Kebayoran Lama pada Minggu pagi, 24 Juli 2016.

Minggu pagi,  24 Juli 2016 matahari bersinar hangat relawan Tzu Chi He Qi Pusat Xie Lie Selatan berkumpul  untuk melakukan kegiatan Pelestarian Lingkungan yang berlokasi di Sekolah Buddhis Surya Dharma, Jl. Toapekong No. 14 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Namun tak diduga penjaga sekolah yang memegang kunci gerbang ternyata pulang kampung, sehingga relawan tidak dapat memasuki halaman sekolah. Meski begitu kegiatan tidak dibatalkan, relawan terus bersemangat untuk melaksanakan kegiatan daur ulang.

Relawan mencoba menjalin jodoh baik dengan Bio Hok Tek Tjeng Sin (klenteng) yang terletak di samping sekolah Surya Dharma. Yohan Tirta, pengurus klenteng menyambut baik niat relawan yang akan mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan ini. Ijin pun diberikan. “Iya silakan pakai saja halamannya, kita semua berkegiatan untuk kemanusiaan,” tutur Yohan Tirta.

Kegiatan pun berlangsung sejak pukul 09.00-12.00 WIB. Donatur sampah pun mulai berdatangan satu persatu di halaman Bio Hok Tek Tjeng Sin mengantarkan barang daur ulangnya. Yohan dengan sigap turut membantu relawan untuk menurunkan sampah dari kendaraan para donatur.

Salah satu donatur sampah, Ratna (kiri) yang memberikan sampah bekas electronic seperti TV, Kipas Angin, Radio, Monitor Computer, Mesin Tik, Vacum Cleaner, buku-buku pelajaran dan lain-lain.

Salah satu donatur sampah, Ratna (kiri) yang memberikan sampah bekas electronic seperti TV, Kipas Angin, Radio, Monitor Computer, Mesin Tik, Vacum Cleaner, buku-buku pelajaran dan lain-lain.

Salah satu donatur sampah, Ratna yang memberikan sampah bekas electronic seperti TV, Kipas Angin, Radio, Monitor Computer, Mesin Tik, Vacum Cleaner, buku-buku pelajaran dan lain-lain mengatakan, “Kita mau pindahan rumah dari Kebayoran Lama ke BSD Serpong, jadi banyak barang bekas.” Tentu apaun jenis sampah yang diberikan diterima dengan baik oleh relawan.

Dengan semangat dan sukacita, sebanyak 13 relawan bersama-sama memilah barang bekas. “Sampah-sampah dan barang bekas yang dipilah kemudian ditimbang dan dijual. Seluruh hasil penjualan dialokasikan untuk dana kemanusiaan. Itu sebabnya saya selalu bersemangat saat berada di antara para relawan Tzu Chi, tukas Ar Rumaisha Amal (28) yang akrab disapa Icha.  “Teruslah bersumbangsih untuk bumi dan sesama,” tambahnya.

Sampah yang sudah dipilah dikumpulkan jadi satu kemudian ditimbang.

Sampah yang sudah dipilah dikumpulkan jadi satu kemudian ditimbang.

Relawan Tzu Chi terus mengajak setiap insan untuk mengasihi bumi dengan menjaganya dan melestarikan lingkungan, salah satunya dengan dau ulang sampah. Hal ini dilakukan dengan penuh sukacita seperti yang disampaikan Master Cheng Yen, “Berbuat kebajikan harus dilakukan sesegera mungkin pada setiap kesempatan yang ada, sehingga nantinya tidak ada penyesalan di dalam hidup.”

Artikel Terkait

Hari Peduli Sampah Nasional 2024

Hari Peduli Sampah Nasional 2024

01 Maret 2024

Sebanyak 8 orang relawan Tzu Chi Pekanbaru memanfaatkan momen Peringatan Hari Sampah Nasional 2024 untuk mengisi materi peduli sampah di SMA Dharma Loka Pekanbaru.

Studi Banding Pengolahan Sampah

Studi Banding Pengolahan Sampah

15 September 2014 Kunjungan para ibu-ibu dari Yasmina ini dikarenakan kepedulian mereka terhadap masalah sampah yang kian hari makin bertambah banyak. Kegiatan sosialisasi pelestarian lingkungan Tzu Chi ini dilakukan pada pukul 14.00 WIB di ruang Kelas Budi Pekerti Sekolah Cinta Kasih, Cengkareng, Jakarta Barat.
Pasukan Daur Ulang Tzu Chi di Car Free Day

Pasukan Daur Ulang Tzu Chi di Car Free Day

05 Juni 2014 Dalam rangka memperingati hariTzu Ching sedunia, 8 anak muda dari Tzu Ching bergandeng tangan bersama 21 anak-anak Tzu Shao untuk melakukan Sosialisasi Pelestarian Lingkungan yang bertemakan “Pelestarian Lingkungan bagai Mentari tak terbenam”.
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -