Pelestarian Lingkungan di Pulau Gusung
Jurnalis : Sutriani Nasiruddin (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Desrianti, Sutriani Nasiruddin (Tzu Chi Makassar)Tzu Ching (muda mudi Tzu Chi) Makassar menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Gusung, 8 dan 9 Oktober 2016. Kegiatan yang mengusung tema Mengubah Sampah Menjadi Emas, Emas Menjadi Cinta Kasih ini diikuti sebanyak 47 relawan dari berbagai universitas yang ada di Makassar.
Sebagai salah satu bentuk kepedulian kepada lingkungan, Tzu Ching (muda mudi Tzu Chi) Makassar menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Gusung, 8 dan 9 Oktober 2016. Kegiatan yang mengusung tema Mengubah Sampah Menjadi Emas, Emas Menjadi Cinta Kasih ini diikuti sebanyak 47 relawan dari berbagai universitas yang ada di Makassar.
Untuk memulai kegiatan, peserta berkumpul di dermaga untuk berangkat ke Pulau Gusung pada pukul 16:00 Wita. Meski cuaca sedikit mendung dan gerimis, tapi tidak menyurutkan niat peserta dan panitia untuk melaksanakan kegiatan ini. Tepat pukul 16:30 Wita, peserta dan panitia sudah tiba di lokasi dan segera melakukan pembersihan pulau selama satu jam dengan cara menyisir pinggir pantai dan menyapu halaman beberapa rumah. “Kami membagi peserta dalam empat kelompok, jadi setiap sudut pulau tidak ada yang tertinggal untuk dibersihkan,” kata PIC pelestarian lingkungan, Surahmat.
Setiba di Pulau Gusung, daerah pantai dipenuhi dengan sampah utamanya botol-botol dan gelas plastik. Sampah yang sudah dikumpulkan dipilah-pilah antara sampah daur ulang dan yang memang tidak bisa terpakai lagi.
Setelah memilah sampah selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penerimaan materi yaitu Perkenalan Tzu Ching dan acara api unggun di pinggir pantai bersama peserta.
Rahmat mengatakan bahwa setiba di Pulau Gusung, daerah pantai dipenuhi dengan sampah utamanya botol-botol dan gelas plastik. Sebagian besar masyarakat yang berasal dari kota yang berkunjung hanya acuh dan cuek ketika melewatinya. “Mungkin rasa peduli yang belum ada, makanya kami hadir untuk menjadikan alam bersih. Apalagi pulau gusung ini salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi mayarakat, jika tidak dirawat maka akan punah, padahal pulau ini terbilang indah,” lanjutnya.
Sampah yang sudah dikumpulkan dipilah-pilah antara sampah daur ulang dan yang memang tidak bisa terpakai lagi. Setelah memilah sampah selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penerimaan materi yaitu Perkenalan Tzu Ching dan acara api unggun di pinggir pantai bersama peserta. “Acara api unggun sengaja kami suguhkan, agar antara panitia dan peserta bisa menjalin keakraban dalam bentuk emosional, di acara ini kami lebih banyak sharing mengenai kegiatan Tzu Ching,” ujar Rahmat.
Kegiatan tersebut juga diselingi aneka permainan untuk menambah keakraban antara peserta dan panitia.
Peserta kembali mengumpulkan sampah yang berada di sekitar pulau. Seperti sebelumnya, sampah daur ulang dipisahkan. Kali ini cukup berbeda, sebab banyak pengunjung yang berdatangan dan menyaksikan kegiatan dari Tzu Ching. “Setelah membersihkan dan membakar sampah yang sudah di ambil, peserta kami ajak bermain outbond. Kami sengaja melakukan ini untuk melatih kerja sama antar mereka dan sebagai salah satu hiburan,” terang Rahmat.
Tepat matahari berada di tengah-tengah. Acarapun ditutup, panitia dan peserta bergegas kembali ke kota Makassar. “Saya senang bisa mengikuti kegitan ini, karena selain paham arti dari keindahan lingkungan. Saya juga bertemu dengan teman baru,” kata Irvan, salah satu peserta dari UIN Alauddin Makassar.