Pelestarian Lingkungan di Sekolah Surya Dharma yang Terus Berkembang
Jurnalis : Widosari Tjandra (He Qi Pusat) , Fotografer : Widosari, Sim Yoeng, Myra, Muara (He Qi Pusat)Pagi itu, sebanyak 21 relawan Tzu Chi begitu semangat memilah barang daur ulang.
Kegiatan daur ulang sampah di Sekolah Surya Dharma, Kebayoran lama, Jakarta Selatan pagi itu bertambah dengan kehadiran dua relawan kembang. “Ini pertama kali saya ikut daur ulang karena saya suka recycle. Kegiatan ini baik sekali, saya diberi info oleh Shixiong Muara waktu donor darah di Poins Square, bahwa pekan ke-3 ada daur ulang di Sekolah Surya Dharma, jadi saya usahakan datang,” kata Dian.
Sejak pukul 8.00 pagi, sebanyak 21 relawan Tzu Chi di Xie Li Selatan sudah berkumpul memilah buku, mana yang masih bisa dibaca dan tidak. Pekerjaan ini kelihatan mudah tapi membutuhkan waktu yang lama untuk mengeceknya. Tanpa terasa sampai pukul 10.30 baru selesai memilah barang-barang daur ulang yang diberikan oleh para donatur.
Sigit, yang pertama kali mengikuti pemilahan sampah daur ulang tampak begitu semangat mengikuti kegiatan ini tanpa rasa lelah. “Saya juga mendapat informasi dari Shixiong Muara ada kegiatan daur ulang waktu donor darah di Poins Square. Saya mengisi form untuk menjadi relawan, dan senang bisa ikut terlibat kegiatan hari ini,” kata Sigit.
Dian yang baru pertama kali mengikuti pemilahan barang daur ulang.
Para relawan memilah buku-buku dan mengelompokkan mana yang masih bisa digunakan dan mana yang bisa dijual.
Pemilahan bahan daur ulang ini, tambah Sigit, sangat bermanfaat dan berharap kedepannya lebih banyak lagi melibatkan masyarakat sekitar.
Pada saat kegiatan berlangsung, ada juga warga yang kebetulan sedang lewat dan bertanya tentang spanduk daur ulang yang terpampang di depan pagar. Mereka menunjukkan ketertarikannya untuk bergabung.
Selesai daur ulang, kegiatan hari itu dilanjutkan dengan bedah buku yang kali ini mengambil tema berkaitan dengan daur ulang, yaitu “gunakan sepasang tangan yang menggesek kartu kredit untuk melakukan daur ulang.” Banyak orang berbelanja untuk memuaskan keinginannya dengan kartu kredit yang bisa dibayarkan nanti, namun tanpa disadari menjadi konsumtif. Alangkah baiknya jika tangan itu digunakan untuk kegiatan daur ulang yang lebih bermanfaat.
Seorang warga membeli buku yang masih bagus yang telah dipilah para relawan.
Selesai pemilahan barang daur ulang, para relawan melanjutkan kegiatan hari itu dengan bedah buku.
Setelah membahas buku, beberapa relawan juga mendengar sharing dari relawan komite yang baru dilantik di Taiwan. Salah satunya Yuli. Yuli bercerita bagaimana keadaan di Taiwan sehingga memberi semangat untuk relawan yang belum dilantik untuk segera menyusul.
“Ini adalah ketiga kalinya saya ke sana. Kalau dulu kita hanya lihat di TV, sekarang lihat langsun. Setelah mendengar Master Cheng Yen berbicara tentang pelestarian lingkungan, saya baru menyadari dan mulai mengikuti kegiatan daur ulang,” tutur Yuli.
Dengan selesainya acara pada pukul 11.30 WIB, semua relawan yang hadir merasa bahagia telah berbuat baik kepada lingkungan serta menambah ilmu dan wawasan.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Memberikan Edukasi Sejak Usia Dini
29 Juni 2015 Di antara 29 orang peserta yang hadir, nampak juga tangan-tangan mungil indah yang cekatan turut melakukan pemilahan barang daur ulang. Sesekali terlihat senyum polos di wajah Feden, seorang balita yang turut bergiat dalam kegiatan tersebut.Berita Internasional: Gaya Hidup Pelestarian Lingkungan di Griya Jing Si
19 Oktober 2021Kebiasaan berhemat dan melestarikan lingkungan terjalin dalam kehidupan sehari-hari di Griya Jing Si. Sudah ada sejak pertama didirikan. Sumber daya sangat langka ketika Master Cheng Yen mendirikan tempat tinggal pertama di Hualien, Taiwan.
Menumbuhkan Semangat Melestarikan Lingkungan
26 Agustus 2016Minggu, 7 Agustus 2016, relawan Tzu Chi
berkumpul di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cengkareng untuk mengikuti
kegiatan pelestarian lingkungan. Kegiatan ini diikuti 28 orang relawan putih
biru dan putrih abu, 2 orang relawan dari kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi
Indonesia, 11 orang relawan Guru dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng dan
8 orang sukarelawan dari tunas relawan.