Peletakan Batu Pertama Dormitory Rumah Sakit Tzu Chi
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Ong Tjandra, Halim Kusin, Rudy Darmawan (He Qi Barat)
Penyekopan sebagai tanda
dimulainya prosesi peletakan batu asrama perawat Rumah Sakit Tzu Chi.
Tanggal 18 Mei 2014, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan acara peletakan batu pertama Dormitory (asrama) Rumah Sakit Tzu Chi. Acara yang diadakan pada pukul 09.00 WIB, di depan pelataran Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat ini dihadiri oleh lebih kurang 209 orang: relawan Tzu Chi, Tim medis Tzu Chi, para murid dan guru dari sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, pemuka agama, dan tamu undangan. Mereka datang untuk memberikan semangat dan dukungan agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Mengawali acara, Jia Wen Yu, selaku MC mengumumkan jika lahan seluas 9.500 meter persegi tersebut akan digunakan untuk pembangunan asrama bagi para perawat Rumah Sakit Tzu Chi. Selanjutnya para tamu undangan dihibur dengan pementasan isyarat tangan “You ni Zhen Hao” oleh murid-murid dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. Lalu dilanjutkan dengan kata sambutan dari Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaya, Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia.
Seusai itu, acara dilanjutkan dengan melakukan pementasan isyarat tangan dari tim medis dari RSKB Cinta Kasih dan dilanjutkan dengan sepatah kata dari Stephen Huang, CEO Tzu Chi Internasional. Setelah itu dilanjutkan dengan prosesi peletakkan batu pertama.
Sebanyak 50 orang relawan biru putih membentuk 2 buah barisan, berjalan sambil menggenggam sebuah sekop di depan dada mereka. Mereka berjalan mengelilingi sebuah lingkaran, tempat pencanangan batu pertama.
Franky O. Widjaya
Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menerangkan agar budi pekerti dan nilai budaya humanis Tzu Chi
dapat meresap di diri perawat maka
diperlukan pembinaan yang total.
Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengatakan “Jika mengingat Kota Jakarta sangatlah besar tentunya jika ingin membangun sebuah rumah sakit memerlukan tenaga medis yang tinggalnya dekat dengan rumah sakit. Karena dengan berada dekat dari rumah sakit, tenaga medis dapat menjadi lebih tenang dan stabil dalam bekerja. Selain itu juga apabila ada keadaan darurat, perawat bisa langsung datang membantu dengan cepat. Meskipun bangunan rumah sakit belum jadi, kita harapkan perawat dan dokter sudah harus siap. Karena bagi kami yang penting adalah softwarenya bukan hardwarenya,”ujar Sugianto Kusuma.
Sugianto Kusuma juga berharap dengan adanya bangunan dormitory nanti, para perawat dapat berkesinambungan dengan sesama perawat dan orang lain di tempat tinggal mereka. Selain itu, berharap setelah mendapat pelatihan, perawat bisa bekerja secara profesional, punya hati dan jiwa sosial yang mantap. “Jika ini bisa dijalankan, saya yakin rumah sakit yang nantinya berdiri akan menjadi sebuah rumah sakit yang penuh cinta kasih,” terang Sugianto Kusuma penuh harap.
Memberikan Pengobatan dengan Cinta Kasih
Dalam kegiatan itu, Franky
O. Widjaya, Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia juga memberikan beberapa kata,“Hari ini peletakan batu pertama untuk asrama perawat
berarti kita pasti akan membangun sebuah rumah sakit Tzu Chi. Kita harapkan
rumah sakit itu bukan hanya memberikan pengobatan, tetapi bagaimana kita bisa
memberikan pengobatan dengan cinta kasih. Misalnya after carenya untuk pasien.”
Sugianto
Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menjelaskan maksud dari didirikannya asrama ini
adalah agar tenaga medis dapat
menjadi lebih tenang dan stabil dalam bekerja. Selain itu juga apabila ada
keadaan darurat, perawat bisa langsung datang membantu dengan cepat.
Selanjutnya Franky O. Widjaya pun menuturkan di Tzu Chi Taiwan, para perawat dididik dulu di sekolah keperawatan di Hualien. Agar budi pekerti dan nilai budaya humanis Tzu Chi dapat meresap di dalam diri mereka. Setelah mereka lulus ternyata banyak pihak rumah sakit di Taiwan yang memuji kinerja para perawat tersebut. Hasilnya banyak permintaan untuk tenaga keperawatan dari rumah sakit-rumah sakit lain di Taiwan. “Mudah-mudahan kita berdoa, dalam waktu yang dekat kita (Tzu Chi Indonesia) bisa membangun sebuah sekolah keperawatan seperti yang ada di Hualien,” harap Franky O.Widjaya.
Neneng, salah seorang perawat di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi merasa keputusan untuk membangun sebuah asrama bagi perawat rumah sakit Tzu Chi, sangatlah tepat. Karena mengingat banyak perawat di Jakarta yang tempat tinggalnya jauh dari lokasi rumah sakit, tempatnya bekerja. “Sangat mendukung sekali. Karena membuat kita bekerja juga ada motivasi tersendiri. Karena kadang kita pulang malam tidak tepat waktu. Harusnya sudah pulang, tapi karena keadaan pasien belum baik, kita harus pulang lebih lama. Kalau kita dapat asrama, bisa merasa lebih aman dan lebih tenang,” terang ibu dari 2 anak ini.