Pelita Cintakasih Menyalakan Harmoni ke Pelosok Serang

Jurnalis : Yuliawati Yohanda, SE (He Qi Barat 2), Fotografer : Yuliawati Yohanda (He Qi Barat 2)


Relawan Tzu Chi membersihkan rumah penerima bantuan Tzu Chi Tjan Werry (76), di Serang, Banten.

Sabtu pagi, 7 Desember 2019, 8 orang relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 2 berkumpul di Kantor Sekretariat Tzu Chi Tangerang di Ruko Pinangsia Blok L No.22, Lippo Karawaci, Tangerang,Banten. Relawan hari itu berencana melakukan kunjungan kasih sekaligus membersihkan rumah Tjan Werry (76), seorang penerima bantuan (Gan En Hu) Tzu Chi di Serang, Banten.

Tjan Werry adalah penerima bantuan Tzu Chi dengan riwayat penyakit stroke dan mendapatkan bantuan dari Tzu Chi berupa biaya pengobatan yang tidak ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), makanan ringan, dan diapers (popok) dewasa. Tjan Werry juga menerima bantuan kursi roda yang merupakan sumbangan dari Vihara Avokitesvara Banten.

 

Relawan juga memotong rambut dan kumis The Sun Hok, suami Tjan Werry yang kondisinya kurang terawat.

Relawan Tzu Chi secara rutin memberikan bantuan-bantuan tersebut dan juga memberikan perhatian dengan melakukan kunjungan kasih ke rumah Tjan Werry setiap bulannya. Ketika relawan Tzu Chi yang biasa mengunjungi Tjan Werry, mereka merasa heran karena suaminya yang bernama The Sun Hok (81) selalu mengurung diri di kamar yang gelap dan sangat berbau tidak sedap. Setiap kali berkunjung, relawan sudah mengimbau agar kamar Akong (kakek) dibersihkan dan dirawat, tetapi imbauan tinggal imbauan.

Sampai akhirnya atas inisiatif para relawan yang biasa mengurusi kasus istrinya, salah satunya Lannio (66) maka ditanyakanlah ke keluarganya terutama keponakannya yang bernama Rita, yang lebih terbuka, kenapa Kakek The Sun Hok mengurung diri saja? Malas makan dan malas mandi? Lalu terkuaklah cerita jika keluarga tersebut kurang harmonis, ada hambatan dalam berkomunikasi sehingga sang kakek sangat tidak terawat di usia senjanya.

 

Para relawan mengajak seluruh anggota keluarga untuk turut serta membersihkan kamar orang tua dan kakek mereka.

Akhirnya melalui pendekatan humanis yang dilakukan relawan Tzu Chi, Viona,  keluarga tersebut akhirnya mau dan terbuka menerima bantuan relawan Tzu Chi untuk membersihkan rumah mereka, khususnya kamar Kakek The Sun Hok. Ini merupakan cara relawan dalam memberikan contoh agar anak, menantu, dan cucunya tergerak untuk melakukannya sendiri nantinya.  

Relawan Tzu Chi, Lannio  memotong rambut dan kumis kakek Sun Hok. Kebetulan Lannio memang punya keahlian dalam memotong rambut. Lannio melakukannya dengan sabar dan telaten terhadap Kakek Sun Hok yang memang sangat pendiam.

Saat Kakek Sun Hok dipotong rambut dan kumisnya, relawan Tzu Chi lainnya, Edi Kamidin, Lim Chen Liang, dan dibantu cucu Kakek Sun Hok yang bernama Wilson (17) membersihkan kamar kakek.


Anak dan cucunya memakaikan baju setelah The Sun Hok selesai dimandikan.

Mereka memulai dengan mengangkat keluar kasur yang sudah lapuk dan berceceran kapuk-kapuknya di lantai, menyapunya,  menyikat lantai dengan pembersih lantai anti kuman (karbol)  mengepelnya kembali,  mengeringkannya,  melap jendela kaca, lalu mengganti kasur yang lapuk dengan kasur yang lebih baik dan bersih.

Anak, cucu, dan keponakan Kakek Sun Hok juga tergerak untuk bersih-bersih. Relawan juga menasihati menantunya untuk selalu bersabar, “Anggap saja kecerewetan mama mertua sebagai lagu yang sumbang saja, anggaplah mama mertua seperti mama kandung sendiri.” Menantunya terdiam dan berkaca-kaca, lalu pergi membeli pepaya supaya mertuanya bisa lancar pencernaannya, karena sudah beberapa hari tidak BAB. Dan untuk Menetralisir bau yg belum hilang sepenuhnya karena sudah terlalu lama kamarnya tidak dirawat, dipetiklah bunga kenanga dari kebun.

Setelah Akong selesai digunting rambut dan dicukur kumisnya, anak dan cucunya diajak untuk memandikan kakek sambil diselipi kata-kata bijak oleh relawan, Edi Kamidin, bahwa beliau saja rela meluangkan waktu dan meninggalkan usahanya sebentar untuk bersumbangsih di sini. “Karena merawat orang tua seperti merawat Buddha hidup, orang tua adalah dewa dirumah,” kata Edi. Anak dan cucu kakek pun semakin terbuka hatinya dan dengan telaten memandikan dan memakaikan baju ke kakeknya, lalu memapahnya ke kursi sambil dihidangkan teh hangat.

 

Tjan Werry pun dipakaikan kaos yang sama dengan suaminya.

“Waduh saya nggak bisa membalas kebaikan kalian semua, hanya Tuhan yang bisa membalasnya,” kata Tjan Werry, istri Kakek The Sun Hok. “Kami tidak minta dibalas, kami sudah sangat senang bisa bersumbangsih disini,” kata Lannio, relawan Tzu Chi.

Lalu setelah semua tugas bersih-bersih selesai, dilakukan foto bersama sebagai dokumentasi dan kenang-kenangan. Mula-mula kakek dan istrinya duduk berdampingan, hal yang telah lama terlewatkan dan terlupakan. Karena masa lalu yang kurang mengenakkan terus terbawa sampai membuat hubungan menjadi tidak harmonis. Berkat kehangatan dan cinta kasih para relawanlah suasana mencair dan penuh dengan kehangatan cinta kasih Tzu Chi.

Motivasi, Kesan, dan Harapan
Lannio, relawan Tzu Chi mengemukakan motivasinya ingin melakukan apa yang sering Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi) katakan yaitu, Lakukan Saja. “Dengan kita terjun langsung ikut membersihkan dan memandikan pasien, saya melihat keluarga, terutama anak dan cucunya ternyata mereka cukup antusias, bersemangat dan senang,” ungkap Lannio. Ia berharap keluarga ini, terutama anaknya bisa lebih memperhatikan orang tuanya sehingga hubungan keluarga ini menjadi lebih harmonis.

 

Kehangatan dan cinta kasih telah kembali bersemi di keluarga ini. Relawan berharap cinta kasih ini bisa terus bertahan dan hadir di keluarga ini.

Sementara Viona Angelia, yang baru bergabung menjadi relawan Tzu Chi mengatakan, “Saya sangat bahagia bisa berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan ini, akhirnya saya bisa turut berpartisipasi di Tzu Chi. Harapan saya setelah peristiwa ini adalah mohon jangan berhenti menerima kasus yang ada di Serang, karena di Serang banyak sekali yang membutuhkan bantuan Tzu Chi.”

Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan anggota keluarga Kakek The Sun Hok, tetapi juga memberi kebahagiaan bagi para relawan Tzu Chi. “Sangat senang dan bahagia kegiatan hari ini bisa sukses, bisa membuat keluarga  tersebut bahagia dan harmonis kembali dan ke depannya semoga mereka melanjutkan apa yang sudah dicontohkan para relawan hari ini,” kata Edi Kamidin, dan diamini para relawan lainnya.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Pelita Cintakasih Menyalakan Harmoni ke Pelosok Serang

Pelita Cintakasih Menyalakan Harmoni ke Pelosok Serang

23 Desember 2019

Bodhisatta  Xieli TKS2 Tangerang Melakukan Bersih Bersih Kamar Gan En Hu di Serang-Banten.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -