Pelita Harapan Masa Depan
Jurnalis : Beby Chen, Lydia Tjan (Tzu Chi Aceh), Fotografer : Dinarwaty, Tanjung Lim (Tzu Chi Aceh)
|
| ||
Berawal dari jodoh mengikuti sosialisasi relawan Tzu Chi di Banda Aceh tahun 2011 dan kemudian menjadi donatur celengan bambu, 7 orang donatur celengan bambu Tzu Chi Lhokseumawe sekarang sudah berkembang menjadi dua ratusan donatur tetap. Selama ini, jodoh untuk menjadi relawan Tzu Chi masih belum begitu dalam. Ini dikarenakan belum adanya waktu untuk melakukan kegiatan Tzu Chi. Master Cheng Yen mengatakan bahwa dalam kehidupan ini kita harus senantiasa beraktivitas, jangan menyia-nyiakan waktu dengan hidup tanpa tujuan dan kita harus mengembangkan kebijaksanaan dan kemampuan untuk menciptakan berkah bagi masyarakat. Jodoh pun matang, pada bulan Januari 2013, sebagian donatur Tzu Chi Lhokseumawe bertekad untuk menjadi relawan dan aktif berkegiatan Tzu Chi. Tekad di hati pun diwujudkan pada bulan Februari 2013, dimana relawan Tzu Chi Medan mendampingi relawan Lhokseumawe dalam sebuah kegiatan bakti sosial sebagai wujud sumbangsih kepada masyarakat. Benih itu Mulai Tumbuh Subur
Keterangan :
Dengan hadirnya 227 murid maka relawan Tzu Chi harus membuat beberapa kelompok yakni kelompok pemeriksaan mata, kelompok sosialisasi pelestarian lingkungan, kelompok kerajinan tangan yang terbuat dari bahan daur ulang dan kelompok permainan di lapangan. “Sudah hampir satu tahun saya mengalami masalah sewaktu belajar. Begitu saya belajar lama maka kepala saya sakit dan mata menjadi kabur,” ujar Ivan Pratama, salah satu murid. “Saya tidak berani beritahu ke bibi karena saya tahu ekonomi keluarga yang kurang mampu. Ayah saya sudah meninggal saat saya berusia 9 bulan, dan ibu meninggalkan saya sudah hampir 5 tahun. Saya rindu ibu,” tambahnya dengan mata yang berkaca kaca. Melihat suasana hati Ivan yang sedih, para relawan kemudian menghibur Ivan sehingga menjadi ceria kembali. Ivan sendiri adalah salah satu dari sekian banyak murid yang tidak begitu leluasa dalam mengungkapkan isi hatinya. Ini dikarenakan mereka sangat mengetahui kondisi ekonomi keluarga mereka yang sangat terbatas. Meski dengan kondisi kesehatan matanya yang terganggu, prestasi belajarnya cukup mengesankan. Ivan mendapat ranking ke-12 di kelasnya. “ Saya sangat bersyukur hari ini saya mendapatkan bantuan kacamata sehingga saya bisa belajar terus tanpa ada kendala dan bisa menggapai cita cita saya menjadi seorang tentara,” ujarnya.
Keterangan :
Sebagai Teladan Kegiatan ini pun dapat berlangsung dengan baik karena adanya dukungan dari Mira Nurmatias beserta staf dari Optik Tias Lhokseumawe. Dengan sepenuh hati dan tak kenal lelah, mereka terus memeriksa mata setiap murid dan guru. Mira, selaku pemilik dari Optik Tias mengungkapkan, “Saya sangat suka berkegiatan sosial. Sewaktu ditawarkan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi untuk bekerja sama dalam baksos kacamata gratis, saya merasa bangga diberikan kepercayaan . Begitu banyak optik di Lhokseumawe, tetapi saya yang berjodoh. Saya memiliki alat optik dan tenaga, kenapa tidak? Asalkan hati mau ikhlas dan kuat, apa saja pasti bisa”. Kemudian proses pembuatan kacamata akan dilanjutkan oleh Optik Surya di Medan, Sumatera Utara. Murid-murid terlihat begitu senang karena diberi keleluasaan dalam memilih frame kacamatanya sendiri. Waktu pun berlalu dengan cepat. Kegiatan baksos pemeriksaan dan pembagian kacamata dapat diselesaikan dengan baik. Raut penuh kebahagiaan senantiasa tersirat di wajah setiap guru, relawan, dan staf optik dalam memberikan pelayanan kepada setiap murid. Setelah didata, hanya 87 murid dan 18 orang guru yang memiliki masalah dengan penglihatannya dan harus memakai kacamata. Semoga jalinan cinta kasih ini tidak berhenti sampai di sini saja, karena Master Cheng Yen mengatakan, bila semua orang dapat bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus dan murni maka pelita harapan akan menerangi berbagai pelosok gelap di dunia. | |||
Artikel Terkait
He Qi Tangerang Memperpanjang Barisan Bodhisatwa Dunia
15 Desember 2021He Qi Tangerang mengadakan Pelatihan relawan Abu Putih (AP) 1 secara offline yang pertama dimasa pandemic. Kegiatan pelatihan relawan Tzu Chi ini diikuti oleh 101 peserta.