Pemantapan Pembangunan 3.000 Rumah untuk Palu
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Anand YahyaPemerintah daerah yang terdiri dari Gubernur Sulawesi Tengah, Walikota Palu, dan Wakil Bupati Sigi melakukan kunjungan ke kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Kamis 24 Januari 2019.
Empat bulan pascatsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, para warga masih belum memiliki tempat tinggal tetap. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang sejak awal hadir memberikan perhatian bagi para korban kini akan memulihkan kehidupan mereka dengan membangun 3.000 rumah di sana.
Dalam rangka pematangan rencana tersebut, pemerintah daerah yang terdiri dari Gubernur Sulawesi Tengah, Walikota Palu, dan Wakil Bupati Sigi melakukan kunjungan ke kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Kamis 24 Januari 2019 untuk berdiskusi bersama.
“Saya datang ke sini berkonsultasi tentang pemantapannya, pematangannya, memulainya (pembangungan) kapan,” ujar Longki Djanggola, Gubernur Sulawesi Tengah.
Menurut Gubernur Sulawesi Tengah, 3.000 rumah yang akan Tzu Chi bangun nantinya diperuntukkan bagi warga korban bencana yang kehilangan tempat tinggalnya akibat likuifaksi (pencairan tanah) dan wilayahnya tidak boleh dibangun lagi. Selain itu juga bagi korban tsunami yang rumahnya terseret ombak dan wilayah payahan kerak bumi (sesar) yang rumahnya hancur dan tidak boleh bangun kembali. “Mereka inilah yang diprioritaskan,” kata Longki Djanggola.
Maka dalam
kunjungan tersebut, pemerintah daerah dan Tzu Chi pun membahas perencanaan
pembangunan mulai dari tipe bangunan, tanah, kebutuhan dasar seperti air dan
listrik di lokasi yang akan Tzu Chi bangun.
Relawan Tzu Chi, Lie Sarpin yang bertanggung jawab pada pembangunan 3.000 rumah di Palu menjelaskan bahan bangunan yang akan digunakan nantinya di rumah contoh yang dikunjungi pemda Sulawesi Tengah.
Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola (kanan) bersama Walikota Palu, Hidayat dan Wakil Bupati Sigi, Paulina menunjuk rumah contoh yang akan dibangun di sana bagi para korban tsunami.
Tzu Chi akan membangun tiga ribu rumah dengan tipe 36 yang terdiri dari ruang tamu, 2 kamar tidur, kamar mandi dalam, dan dapur. Bentuk rumah yang akan dibangun direncanakan adalah rumah conwood (kontruksi rumah tanpa kayu) yang mampu menahan guncangan gempa. Proses pembangunannya pun mudah dan cepat hanya membutuhkan waktu 7 hari.
“Warga mengharapkan sekali rumah permanen dengan kualitas yang bagus, sekarang sedng didata oleh pemerintah daerah,” ujar Lie Sarpin. “Karena ini sistem dengan gerak cepat dan bangun cepat kemungkinan lebih cepat dari perkiraan. Wakil Ketua Yayasan Tzu Chi berpesan agar pembangunan lebih cepat selesai,” lanjut relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator pembangunan ini.
Selain rumah, Tzu Chi juga akan membangun sekolah, klinik, masjid, dan pasar di dalam komplek perumahan nantinya. Tzu Chi pun menunggu kepastian lokasi untuk pembangunan rumah-rumah tersebut dari pemerintah setempat. “Masih menunggu Pemda memastikan tempat di mananya. Kami juga meminta harus memiliki ledeng PDAM dan listrik agar diutamakan dulu, baru serentak dibangun rumah,” ucap Lie Sarpin.
Longki mengatakan pemerintah daerah sedang mengurus keabsahan tanah untuk pembangunan 3.000 hunian tetap bagi warganya. Peletakan batu pertama pembanguan rumah pun direncanakan akan diadakan pada tanggal 30 Januari 2019. “Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah berkenan membantu kami, yang telah memberi contoh luar biasa membantu karena kemanusiaan bukan karena kepentingan lain,” ungkap Longki Djanggola bersyukur.
Kunjungan rombongan Gubernur Sulawesi Tengah ini pun diakhiri dengan peninjauan rumah contoh conwood yang berada di Marketing Office Pantai Indah Kapuk yang nantinya akan dibangun di Palu dan Sigi, Sulawesi Tengah.