Pembagian Akhir Tahun Bagi Keluarga Penerima Berkah

Jurnalis : Dok. Tzu Chi Medan, Fotografer : Dok. Tzu Chi Medan

Setiap akhir tahun, insan Tzu Chi selalu menyelenggarakan pembagian bagi keluarga miskin yang menerima bantun Tzu Chi jangka panjang, tahun ini pembagian diadakan pada tanggal 10 Januari 2006, yang bertepatan dengan hari raya Islam ¡§Idul Adha¡¨, jadi merupakan hari besar bermakna. Pagi itu, udara sedikit berawan, entah apakah akan turun hujan? Namun lewat jam 09.00, angkasa berubah cerah terang menderang, seakan turut bersuka cita memaklumi niat baik Tzu Chi melangsungkan pembagian bagi 75 keluarga miskin, waktu jarum jam menunjukkan pukul 09.30, lebih dari 10 kendaraan insan Tzu Chi, dari berbagai jurusan berlainan beruntun memasuki Kantor Tzu Chi, di kedua sisi jalan berderet rapi Boddhisattva kecil, selain beranjali, secara khidmat dan riang mendendangkan lagu Tzu Chi bertema ¡§Selamat Datang¡¨ menyambut kedatangan mereka, yang disambut menunjukkan paras terpana penuh keharuan amat sangat diantar masuk aula; dalam ruangan berjajar teratur kursi-kursi untuk istirahat, waktu itu juga, empat orang dokter Tzu Chi serentak memeriksa kesehatan para usia lanjut, bersamaan ada 4 atau 5 wanita insan Tzu Chi menata rambut sebagian peserta perempuan, suasana cinta kasih serta kehangatan, seiring alunan lagu-lagu Tzu Chi menyelimuti seluruh ruang, paras setiap insan mencerminkan kegembiraan tiada tara disertai senjuman kepuasan!

Jam 10.30, upacara pertemuan pemberkatan dimulai, 150 tempat duduk yang disediakan di aula kebaktian terisi tanpa menyisakan satu tempatpun bahkan penuh sesak. Diawali sambutan Pak Aswin Halim dari ¡§Regu Hu-ai¡¨, dikemukakan olehnya: "Dalam satu tahun ini, pelayanan serta kepedulian Tzu Chi cuma sekedar meringankan beban hidup kalian, sebaliknya bersyukur bahwa kalian telah memberikan kesempatan kepada Tzu Chi untuk berbuat baik menyebarkan cinta kasih. Master Cheng Yen pernah berkata : Budaya Tzu Chi adalah berlandaskan pada bersyukur, menghargai dan cinta kasih. Maka dari itu kami memperlakukan para penerima bantuan sebagai anggota keluarga sendiri, kita harus mempunyai pandangan: sama derajat, saling menghargai, disertai rasa bersyukur!" Lalu dilanjutkan pertunjukkan ¡§bahasa isyarat¡¨ sebagai suatu kebudayaan khas Tzu Chi, diperagakan oleh para Boddhisattva kecil, disusul penyuguhan nyanyian berjudul ¡§Anak Penurut¡¨ yang memperoleh aplaus tepuk tangan yang meriah, kemudian Ibu Tjoa Tjit Hoen menyumbangkan suara dengan judul lagu ¡§Kehangatan Menyelimuti Dunia," dibalik kemerduan dipenuhi emosi perasaan, membuat seorang anak bermental terbelakang yang duduk di baris depan serentak mendekap orang di sampingnya, menampilkan kecintaan yang amat mesra, pada saat yang sama, tampak jelas hampir semua hadirin menitikkan air mata, suatu pemandangan yang begitu indah mengharukan! Diteruskan acara bagi pendapat atau bagi rasa dari beberapa keluarga penerima berkah, dikatakan atas kepedulian serta cinta kasih yang dilimpahkan Tzu Chi, mereka merasakan kehangatan yang tiada tara, seakan pelita dalam kegelapan, bagaikan pendamping di kesunyian hidup. Selama acara ini berlangsung, apa yang dirasakan membuat mereka tak sanggup lagi menahan haru, tiada kuasa membendung deraian air mata meleleh pada pipinya, malah ada yang sampai sukar melanjutkan kata-kata; seorang dari keluarga penerima berkah, Lin Lian-yue yang mengajak dua orang anak yatim sempat menjelaskan: ¡§Tekanan hidup yang berat, hampir saja menghilangkan gairah hidup, apa bila tidak ada Tzu Chi yang membantu, sekarang saya tidak mungkin berdiri di mimbar ini berbagi rasa bersama kalian, justru karena kegiatan pelestarian lingkungan Tzu Chi telah menggerakkan hati saya. Master berujar: ¡§Berbuat kebaikan bukanlah monopoli kaum kaya saja, kalangan miskin juga bisa membantu orang lain¡¨. Maka dia bertekad jadi relawan mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan, bersama anak-anak mengumpulkan koran bekas, botol atau kaleng bekas, kertas karton bekas serta lain sebagainya lalu diberikan kepada Tzu Chi, setelah didaur ulang dikembalikan pada orang yang membutuhkan. Uraian tersebut mendapat sambutan tepuk tangan gegap gempita. Sebelum pertemuan pemberkatan berakhir, tiap orang dari keluarga penerima berkah, membawa pelita dengan kedua belah tangan, diiringi lagu "Doa", memejamkan mata beranjali, secara khusyuk memanjatkan doa, semoga keadaan masyarakat tentram sentosa, dunia jauh dari melapetaka!

Untuk pemberkatan akhir tahun kali ini, setiap keluarga penerima berkah memperoleh hadiah serta keranjang bingkisan berisi penuh. Demikianlah dambaan insan Tzu Chi di Medan, diharapkan semua pada tahun yang baru ini hidup bahagia, sehat walafiat dan riang gembira!


Artikel Terkait

Wujud Kepedulian Terhadap Warga Kurang Mampu

Wujud Kepedulian Terhadap Warga Kurang Mampu

27 Maret 2018
Tzu Chi Bandung bekerja sama dengan Secapa AD (Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat) mengadakan bakti sosial pengobatan dan pembagian sembako kepada warga Kecamatan Cidadap, Hegarmanah, Kota Bandung.
 Berdoa Bersama dan Bermaaf-Maafan di Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah

Berdoa Bersama dan Bermaaf-Maafan di Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah

08 Agustus 2014 Perbuatan mulia dilakukan relawan Tzu Chi usai hari raya lebaran dengan mengadakan acara Gathering Gan En Hu. Para penerima bantuan antusias untuk melakukan isyarat tangan dan bernyanyi bersama.
Doa Menyambut Hari Trisuci Waisak

Doa Menyambut Hari Trisuci Waisak

05 Mei 2017

Setiap tahun menjelang Hari Trisuci Waisak, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan ritual Namaskara, atau dalam bahasa Mandarin lebih dikenal Chao Shan. Ritual ini merupakan  penghormatan kepada Sang Buddha dari para Bodhisatwa dengan melangkahkan kaki tiga langkah satu sujud atau dikenal dengan San Bu Yi Bai

Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -