Pembagian Beras di Muara Angke

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Erli Tan (He Qi Utara), Teddy Lianto
 

foto
Tanggal 29 September 2013, relawan He Qi Utara melakukan pembagian kupon kepada 571 kepala keluarga di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara angke .

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali menjalin jodoh baik dengan warga Perumahan Cinta Kasih Muara Angke, Jl. Dermaga, Muara Angke, Penjaringan. Pada awalnya perumahan ini diperuntukkan bagi para nelayan yang tinggal di bantaran Kali Adem yang terkena normalisasi. Relawan Tzu Chi pun kerap mendampingi para warga di perumahan itu.

Pada Minggu 29 September 2013, relawan Tzu Chi He Qi Utara melakukan pembagian kupon beras cinta kasih di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke, Jakarta Utara.  Dan pada hari Minggu ini, 6 Oktober 2013, relawan Tzu Chi He Qi Utara membagikan lebih kurang 600 sak beras untuk warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi  Muara Angke. Sebanyak lebih kurang 50 orang relawan pun turut membantu memperlancar kegiatan. Tidak hanya membagikan beras, tetapi relawan juga melakukan sosialisasi semangat celengan bambu kepada para warga Perumahan Cinta Kasih Muara Angke. Dengan harapan para warga juga dapat menyisihkan sedikit dari uang belanja mereka untuk menolong orang lain.

Dengan dibuka oleh pesan cinta kasih dari Master Cheng Yen dan kata sambutan dari Wakil Walikota Jakarta Utara dan lurah setempat pembagian beras dilakukan. Dengan membentuk satu barisan panjang, satu persatu warga mengambil beras seberat 20 kg itu. Sambil berbaris, tampak wajah gembira para warga ketika menerima bantuan beras 20 kg dari Tzu Chi.  Bantuan beras ini terasa sangat berarti, karena beberapa bulan ini harga kebutuhan pokok melonjak naik.

foto  foto

Keterangan :

  • Tanggal 6 oktober 2013, relawan He Qi utara melakukan serah terima pembagian beras dengan wakil walikota Jakarta Utara di balai warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke (kiri).
  • Bantuan beras ini terasa sangat berarti, karena beberapa bulan ini harga kebutuhan pokok melonjak naik (kanan).

Seperti halnya yang dirasakan oleh Cahsimi, warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke.  Cahsimi yang tinggal di blok A2 lantai 4a ini terkena stroke satu tahun lalu. Dengan  langkah yang tertatih-tatih sambil di tuntun oleh tetangganya ia datang ke balai warga untuk menukarkan kupon beras yang ia dapat dari relawan Tzu Chi dengan 20 kg beras. Melihat Cahsimi yang tidak stabil dalam berjalan, relawan pun membantu membawakan beras hingga ke rumahnya. Sambil berjalan kembali ke rumah, Cahsimi bercerita kepada saya, jika dirinya merasa sangat sedih karena dirinya masih sangat muda (44), tetapi harus terkena sakit seperti ini. “Kaya orang nggak berguna, cuma bisa menerima belas kasihan dari orang aja,” ungkap Cahsimi sambil terisak kepada saya.

Sambil berjalan pun, Cahsimi menerangkan perjalanan hidupnya yang cukup pahit. Dari penggusuran rumahnya dulu hingga masuk ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke. Seolah nasib mempermainkan dirinya, karena sakit (stroke) ini pula suaminya pergi meninggalkannya. Beruntung urusan untuk menafkahi rumah tangga dapat dipikul oleh anak sulung dan menantunya. Selain itu, sanak saudara juga ada yang membantu memberikan santunan meskipun tidak begitu banyak, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sehari-hari. Setelah menceritakan kehidupan mereka, Cahsimi seolah tersadar jika dirinya sangat beruntung, karena masih begitu banyak orang yang peduli pada dirinya dan anak-anaknya juga masih berbakti merawat dirinya hingga dirinya dapat pulih seperti sekarang.

foto  foto

Keterangan :

  • Tidak hanya melakukan pembagian beras, tetapi warga juga disosialisasikan semangat celengan bambu (kiri).
  • Pada hari yang sama guru-guru dari Sekolah Tzu Chi juga turut membantu memperlancar acara (kanan).

Cahsimi juga merasa sangat bersyukur karena dengan adanya bantuan beras dari Tzu Chi, uang untuk membeli beras dapat ia gunakan untuk keperluan lain.”Dulu yang untuk beli beras perliternya hanya Rp6500 tapi sekarang bisa sampai Rp 9000. Untung ada beras dari Buddha Tzu Chi, jadi uang buat beli beras bisa dipake buat beli yang lain,” terang Cahsimi.  

Selain itu, wanita yang berusia 44 tahun ini juga sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang telah membantu dirinya dan keluarga yang terkena normalisasi Permerintah DKI Jakarta tempo lalu. Dulu ketika ia dan sekeluarga masih tinggal mengontrak di rumah yang lama, ia harus mengeluarkan biaya Rp 250.000 setiap bulan untuk sebuah rumah berdinding triplek seadanya. Tidak hanya itu, biaya untuk hidup mereka sekeluarga juga sangat kekurangan, kebutuhan makan satu hari saja belum tentu bisa terpenuhi. Beruntung Tzu Chi membantunya. Dengan menempati Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke , ia dan keluarga kini telah dapat memenuhi kebutuhan untuk makan sehari-hari dan sanggup membeli perlengkapan rumah seperti televisi, kulkas, dan kasur springbed untuk tidur. Cahsimi mengatakan bahwa iuran pengelola di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Muara Angke tidak terlalu membebankan dirinya dan keluarga jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan ketika tinggal di rumah yang lama.

Saya pun menanyakan jika sudah sembuh apa yang akan ia lakukan? “Kalau sembuh saya ingin berusaha kembali, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan keluarga,” jawab Cahsimi. Melihat semangatnya yang kuat untuk segera sembuh dan kembali membantu keluarganya sungguh membuat orang kagum. Setiap hari ia menyempatkan diri untuk turun ke bawah dan berjalan-jalan meregangkan otot kaki dan tangan bagian kanan yang telah kaku akibat stroke. Dengan usahanya tersebut, kini ia mulai bisa menanak nasi sendiri dan melakukan hal-hal yang ringan sifatnya.  

  
 

Artikel Terkait

Bertenggang Rasa Terhadap Sesama

Bertenggang Rasa Terhadap Sesama

10 Oktober 2018

Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini membahas tentang pentingnya setiap orang bertenggang rasa. Banyak sekali manfaat jika setiap orang saling bertenggang rasa terhadap sesama, seperti hidup rukun dan damai, saling peduli dan tercipta kesatuan.

Peduli Merapi : Berpindah Lokasi Pengungsian

Peduli Merapi : Berpindah Lokasi Pengungsian

02 Desember 2010 Pemerintah kabupaten Magelang Jawa Tengah semula hanya memperkirakan jumlah pengungsi sebanyak 2.260 orang sesuai daya tampung tempat pengungsian. Jumlah pengungsi kali ini lebih besar dibanding pengungsi ketika Gunung Merapi meletus bulan Mei 2006.
Bersemangat dan Tekun Dalam Kegiatan Pemilahan Barang Daur Ulang

Bersemangat dan Tekun Dalam Kegiatan Pemilahan Barang Daur Ulang

09 Oktober 2015
Sekilas mundur ke akhir tahun 2014, atas dorongan semangat dari Johnny Chandrina dan Elly Chandra  agar di setiap komunitas (He Qi) Barat dapat melakukan kegiatan pemilahan barang daur ulang maka relawan Tzu Chi di komunitas Kebon Jeruk 3 berusaha mencari lokasi tempat pemilahan.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -