Pembagian Kupon Beras di Kapuk Muara

Jurnalis : Lisda (He Qi Utara), Fotografer : Aris Widjaja, Lisda ( He Qi Utara )
 
 

fotoSebelum membagikan kupon relawan terlebih dahulu melakukan briefing agar pembagian kupon beras ini bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang diterapkan Tzu Chi.

“Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan ini, berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.” Kata Perenungan Master Cheng Yen ini tercantum pada lembaran kupon beras yang dibagikan kepada warga yang kurang mampu. Kupon yang berlogo Tzu Chi ini terdiri dari 2 bagian, yaitu lembar atas untuk dikembalikan kepada yayasan dan lembar bawah untuk penerima bantuan yang nantinya harus dibawa saat pengambilan beras cinta kasih .

Sabtu 30  Agustus 2011 pukul O7.OO WIB,  bertempat  di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, relawan  Tzu Chi dari He Qi Utara mulai  berdatangan, begitu pula para warga yang telah mendapat undangan pada minggu lalu. Ada 110 relawan yang hadir, kemudian dibentuk menjadi 26 Kelompok. Pada kegiatan  kali ini, semua relawan bersatu hati turun ke lapangan    mendatangi rumah  warga penerima  bantuan dari rumah ke rumah.

Kami  mendapat  tugas  di wilayah   RT 05/RW 01.   Di sana  terdapat  112  keluarga,  jumlah yang cukup banyak untuk didatangi. Tetapi  hal itu  tidak menyurutkan semangat kami, bagi kami  kupon  ini harus  diberikan tepat sasaran pada setiap penerima  bantuan.

Kami  memulai   berjalan  kaki melewati lahan kosong dan kering karena tidak ada tumbuhan yang hidup di sana. Salah satu rumah yang kami kunjungi yaitu rumah kontrakan Rochman. Ia sudah berusia lanjut, matanya sudah tidak bisa melihat dengan jelas. Dengan meraba-raba pada dinding kayu, ia mempersilahkan kami masuk ke dalam rumahnya. Ia bersyukur mendapat pembagian kupon ini, sebelumnya tak pernah terpikirkan  masih ada yang peduli pada  dirinya yang sudah tua ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Nenek Oman yang hanya bisa duduk karena sudah tidak dapat berdiri lagi tampak meneteskan air mata ketika mendapat kupon beras cinta kasih ini. (kiri)
  • Rocham bersyukur karena masih ada yang peduli pada ia dan keluarganya. (kanan)

Keluarga lain yang kami kunjungi yaitu Sutinah yang saat itu sedang  menggendong anaknya. “Di rumah, kami tidak punya simpanan beras apalagi satu karung, biasanya membeli eceran di warung, itu pun  utang,” ucap ibu dari 5 orang  anak ini. Suaminya  tidak  mempunyai  pekerjaan  tetap, sehingga saat tidak memiliki uang, keluarga mereka pun kesulitan membeli beras. Ia sangat terharu mendapat kupon hari itu. Bagi ia dan anak-anaknya beras ini sudah sangat bernilai meski dimakannya hanya dengan ditemani lauk kecap manis dan kerupuk. Kebanyakan warga yang kami kunjungi sudah lama menetap di Jakarta. Kondisi mereka sangat memprihatinkan karena banyak di antara mereka yang tidak memiliki mata pencaharian yang tetap.

Bertemu Pasien Kasus Tzu Chi
Akhir  perjalanan, kami menelusuri lorong-lorong kecil dan sempit untuk sampai ke tanggul Kali Angke. Kami tiba di sebuah rumah berdinding papan kayu  yang sangat sederhana. Ada seorang gadis kecil yang sudah berdiri di muka pintu, seakan ia tahu  hari ini kami akan  mendatangi rumahnya. Gadis ini  menarik  perhatian  kami, karena  pada sebagian  kepalanya terdapat tanda bekas luka  yang cukup besar hingga tidak bisa lagi  ditumbuhi rambut. Neneknya menghampiri kami. “Tzu Chi,” sebutnya perlahan sambil memandang ke arah kami. Usianya sudah menua, tetapi ingatannya masih kuat. Matanya berkaca-kaca menceritakan masa lalu yang kelam tentang peristiwa naas yang menimpa cucunya. Kala itu cucunya baru berusia  3 tahun dan sedang bermain-main  di dalam rumah, tak di sangka kuali yang berisi minyak panas  tumpah mengenai tepat di kepalanya. Lukanya cukup parah dan memerlukan biaya yang cukup mahal. Karena bantuan  Yayasan  Buddha Tzu Chi, kini cucunya sudah tumbuh besar dan sehat. Afrika nama gadis kecil itu, mengingatkan kami pada nama sebuah negara. Ia sudah menginjak usia 8 tahun dan duduk di kelas 3 SD. Wajahnya cantik dan bermata bulat.

foto  foto

Keterangan :

  • Kupon sembako ini diberikan kepada warga yang memang benar-benar layak untuk mendapatkannya. (kiri)
  • Usai membagikan kupon, para relawan mencocokkan kembali jumlah kupon yang telah terbagi dan jumlah kupon yang tersisa. (kanan)

Pembagian kupon ke rumah warga akhirnya selesai juga. Kami berkumpul kembali ke kelurahan, disana sudah banyak  ketua kelompok yang mencatat laporan jumlah kupon  yang  diberikan dan jumlah kupon yang tersisa. Menurut  Suryadi  Shixiong, sebanyak  2.651  keluarga dari 6 RW mendapatkan kupon beras cinta kasih ini. Pada tanggal 6 Agustus ini, setiap warga yang memiliki kupon dapat mengambil beras di Taman Segi Tiga, Villa Kapuk Mas, Kelurahan Kapuk Muara pada pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. “Jadi yang sudah menerima  kupon  harus  datang  pada tanggal  dan  jam yang sudah ditentukan,” kata Suryadi Shixiong kepada perwakilan warga. Hari ini kami bersyukur karena sudah diberi kesempatan menggarap sebuah ladang berkah, terutama diberi lagi kesempatan bertemu  seorang pasien penanganan khusus Tzu Chi yang kini telah menjadi gadis yang cantik dan cerdas.

  
 

Artikel Terkait

Membuka Mata Membantu Sesama

Membuka Mata Membantu Sesama

20 Desember 2011 Relawan harus melawan terik sinar matahari dan melewati kondisi jalanan yang berlumpur dan tergenang air limbah agar dapat menyurvei kondisi calon penerima beras yang terlampir dalam daftar yang telah disediakan oleh otoritas setempat.       
Keikhlasan Dalam Membantu Sesama

Keikhlasan Dalam Membantu Sesama

09 Oktober 2014 Celengan bambu SMAT sudah menyebar dikenal dan dimiliki oleh masyarakat luas. Pada 3 Oktober 2014, celengan yang telah diisi uang dituangkan bersama relawan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung.
Tim Medis di Medan Bersiap Menjadi Relawan TIMA

Tim Medis di Medan Bersiap Menjadi Relawan TIMA

11 Agustus 2023

Sebanyak 73 relawan Medan turut serta menyimak Sosialisasi calon anggota Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia ke-1 melalui sambungan daring.

Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -