Pembekalan Diri Relawan Melalui Training Relawan Abu Putih

Jurnalis : Sheila, Younatan (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Diyang Yoga W (Tzu Chi Surabaya)

Para relawan Tzu Chi Surabaya dengan khidmat mendengarkan materi “Menggalang Hati.”

Pelatihan Relawan Abu Putih Ke-2 Tzu Chi Surabaya digelar pada Minggu 23 Maret 2025 dengan tema Menggenggam Waktu untuk Menciptakan Berkah. Pelatihan ini dihadiri oleh 47 relawan. Materi pembuka dibawakan oleh Erli Tan yang menceritakan tentang Kisah Master Cheng Yen. Erli bercerita bagaiman sosok Master Cheng Yen, bagaimana awal mula Master Cheng Yen tergerak mendirikan Tzu Chi.

Yang menarik, Erli juga menampilkan beberapa cuplikan video pendek tentang masa lalu Master Cheng Yen yang membuat peserta makin paham lika-liku sejarah kehidupan Master Cheng Yen dari sebelum menjadi Bikhuni hingga sekarang menjadi seorang Bikhuni yang menginspirasi banyak orang di dunia.

Kisah tentang perjalanan misi dari Master Cheng Yen dilanjutkan oleh Ita yang berbicara tentang kesungguhan Master Cheng Yen dalam membangun rumah sakit. Membangun rumah sakit Tzu Chi bukanlah perjalanan yang mudah bagi Master Cheng Yen. Ide pembangunannya sempat mendapat penolakan, baik dari pihak luar maupun internal. Namun, Master Cheng Yen tetap teguh karena ia ingin memastikan misi kemanusiaan Tzu Chi terus berlanjut bahkan setelah dirinya tiada.

Relawan Tzu Chi Surabaya dengan suka cita mengangkat tangan ketika menyapa pemateri.

Ita mengibaratkan semangat Tzu Chi seperti bendungan yang terus mengalirkan air ke lahan pertanian, menyalurkan cinta kasih para donatur kepada mereka yang membutuhkan. Dalam upaya menggalang dana, Master Cheng Yen tidak menyerah meskipun menghadapi banyak kendala. Ia mengadakan Dharma keliling dan bazar amal, serta menolak tawaran dari pengusaha Jepang karena ingin rumah sakit ini berdiri atas cinta kasih semua orang, bukan hanya dari segelintir pihak.

Perjuangan semakin berat ketika lahan yang telah direncanakan justru diambil alih oleh militer, sehingga pembangunan harus tertunda. Namun dengan ketulusan, keuletan, dan keberanian, Master Cheng Yen bersama para relawan akhirnya berhasil mendirikan rumah sakit Tzu Chi pertama. Rumah sakit ini bukan sekadar tempat penyembuhan fisik, tetapi juga pusat pelayanan penuh kasih yang mencerminkan semangat kemanusiaan Tzu Chi, yakni melayani dengan hati dan mengobati dengan cinta.

Dalam menjalankan setiap misi Tzu Chi, Master Cheng Yen membutuhkan dukungan penuh dari para muridnya. Oleh karena itu, Johnny membawakan materi ketiga dengan tema Galang Hati & Galang Dana. Johnny menjelaskan bahwa dalam proses menggalang dana, para relawan seringkali menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah rasa sungkan atau malu karena kurangnya pemahaman mengenai alokasi dana amal Tzu Chi.

Kho Ang Gie dan Ambarwulan, relawan yang baru dilantik menerima suvenir.

Namun menurut Johnny, penggalangan dana bukan hanya sekadar mencari donasi, melainkan juga melatih kesabaran dan membangun jalinan kebajikan dengan sesama. "Kita bisa mulai dari orang terdekat, seperti saudara atau kerabat. Ceritakan tentang kegiatan Tzu Chi dan ajak mereka untuk ikut serta dalam aksi nyata membantu sesama," ungkap Johnny.

Selain itu, banyak orang memiliki niat baik untuk membantu tetapi terbatas oleh kesibukan pekerjaan. Di sinilah relawan berperan untuk menghubungkan mereka dengan peluang beramal. Inti dari penggalangan dana bukan pada nominalnya, melainkan pada ketulusan hati dan niat baik dalam berbagi.

Johnny juga membagikan kisah tentang relawan yang menghadapi tantangan dalam menggalang dana karena pandangan miring mengenai Yayasan Buddha Tzu Chi. Dalam hal ini, ia menekankan pentingnya relawan untuk turut aktif dalam misi amal. Selain agar relawan dapat melihat serta memahami penggunaan dana amal, mereka juga mampu menunjukkan bukti nyata bahwa Tzu Chi membantu siapapun tanpa memandang latar belakang. Dengan menggalang hati dan dana, kita bukan hanya mengumpulkan bantuan, tetapi juga menyebarkan benih cinta kasih yang akan terus tumbuh dan menginspirasi lebih banyak orang untuk berbuat baik.

Setelah tiga sesi terlewati, tibalah sesi break. Sebelum beristirahat, panitia meminta para relawan untuk mengisi form feedback. Para peserta diberi waktu 30 menit untuk break yang dimanfaatkan para relawan untuk saling berinteraksi, bertukar pikiran dan bahkan bersenda gurau sambil menikmati snack dan minuman yang sudah disediakan dengan suka cita.

Relawan dengan Khidmat berdoa diringi lagu cinta dan damai agar dunia terbebas dari keburukan.

Kondisi fresh setelah break membuat relawan dengan semangat lagi menuju ruang lantai atas untuk mendengarkan sesi terakhir yang dibawakan oleh Olivia tentang Budaya Humanis Tzu Chi. Ia menjelaskan tentang apa itu keindahan budaya humanis Tzu Chi, membeberkan pengertian gan en zhung chung ai. Olivia memaparkan bahwa di Tzu Chi setiap relawan harus mematuhi tata krama penampilan dan seragam, termasuk cara berjalan, duduk dan makan.

"Setelah ikut training ini baru tahu, kita harus bersikap budaya humanis, bahkan waktu duduk, waktu berjalan dan waktu makan. Jadi dalam hal ini sungguh merupakan satu pelajaran yang sangat bermanfaat bagi saya dan saya jadi menyadari pentingnya training, sebab tanpa pelatihan, relawan bisa salah jalur,” kesan Budi Bambang, salah satu peserta.

Tanpa terasa, empat sesi telah dibawakan oleh masing-masing pemateri dengan luar biasa meskipun tidak bertatap muka langsung, hanya melalui layar zoom. Kemudian tibalah saat pelantikan dan penyematan name tag relawan Abu Putih baru. Dari Surabaya ada 2 orang yang dilantik yakni Kho Ang Gie dan Ambarwulan.

"Saya sudah kenal Tzu Chi dari dulu tapi saya tidak tertarik ikut meskipun sering diajak. Tetapi ada sesuatu kejadian di mana saya begitu terharu dan mengapresiasi apa yang dilakukan Sufei kepada saya ketika kakak saya sedang sakit parah. Kata-kata penghiburan dan kekuatan yang diberikan Sufei sungguh mengena di hati saya, sehingga akhirnya saya berjanji untuk gabung di Tzu Chi setelah itu," kisah Kho Ang Gie, salah seorang relawan yang dilantik.

Foto bersama relawan setelah Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2 selesai.

Berbeda dengan Kho Ang Gie, Ambarwulan merupakan seorang gan en hu atau penerima bantuan. Namun Ambarwulan sering mengikuti kegiatan Tzu Chi seperti membantu pembagian sembako bulanan dan aktivitas daur ulang. "Saya ini sebetulnya dibantu Tzu Chi tapi saya sendiri terharu kalau ikut kegiatan Tzu Chi karena melihat ada orang lain yang lebih parah dan susah dari saya sehingga membuat saya sangat bersyukur."

Di penghujung acara, Livia yang menyampaikan pesan cinta kasih kepada seluruh peserta.  Livia memberikan semangat kepada para relawan, tidak hanya kepada yang baru dilantik tetapi semuanya untuk selalu belajar dari Dharma Master Cheng Yen. “Kita harus mempunyai keyakinan terhadap diri sendiri bahwa kita bisa menjalankan dan mempunyai keteguhan diri yang diwujudkan dalam tindakan nyata berbuat kebajikan dan kebenaran terhadap sesama,” pesannya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Belajar dan Membina Diri di Jalan Bodhisatwa

Belajar dan Membina Diri di Jalan Bodhisatwa

16 Desember 2022

Relawan Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih Pertama di Kantor Tzu Chi Medan. Pelatihan ini diikuti oleh 124 relawan yang meliputi relawan Medan, DAAI TV, dan relawan Tanjung Pura

Jangan Lupakan Tahun Itu

Jangan Lupakan Tahun Itu

11 Maret 2020

Tzu Chi Medan kembali mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih pertama di tahun 2020 pada tanggal 23 Februari 2020. Pelatihan kali ini diikuti oleh 193 relawan. Topik yang diangkat kali ini adalah Mo Wang Na Yi Nian yang artinya Jangan Lupakan Tahun Itu.

Pelatihan Relawan Abu Putih Tzu Chi Tanjung Balai Karimun

Pelatihan Relawan Abu Putih Tzu Chi Tanjung Balai Karimun

23 September 2016

Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengadakan kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih. Pada pelatihan yang digelar Minggu, 18 September 2016 ini, hadir pula beberapa relawan dari Tzu Chi Batam dan relawan dari Tanjung Batu Kecil/Kundur.

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -