Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Cinta Kasih Universal

Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Andi. Baverly, Prawira (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Sebanyak 142 relawan dan 475 tamu undangan hadir dalam Pemberkahan Akhir Tahun 2015 yang diadakan oleh Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Antusiasme dari warga membuat relawan Tzu Chi senantiasa semangat dalam mengemban tanggung jawab membantu sesama.

Pada tanggal 17 Januari 2016, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2015 di Gedung Lansia Wihara Buddha Diepa. Kegiatan rutin yang digelar oleh Yayasan Buddha Tzu Chi ini dihadiri oleh 142 relawan dan 475 para donatur.

Pemberkahan Akhir Tahun merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu oleh para insan Tzu Chi pasalnya pada kegiatan ini relawan akan menerima angpao dari Master Cheng Yen. Angpao yang dibagikan oleh Master Cheng Yen berasal dari hasil royalti atas buku-buku, produk audio, dan video dari Master Cheng Yen. Dimana setiap tahunnya akan dibagikan untuk semua insan Tzu Chi.

Dengan bertambahnya relawan dan donatur, pembuatan angpao kerap kali tidak lagi mencukupi. Maka dari itu kita hendaknya berterima kasih kepada para Bhiksuni di Griya Jingsi yang dapat hidup mandiri dan membantu Master Cheng Yen.

Selain mendapatkan angpao, pada kesempatan tersebut Sukmawati Shijie, Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun juga membagikan sebuah kisah kala bertemu dengan Master Cheng Yen. “Master Cheng Yen pernah berkata bahwa Tanjung Balai Karimun adalah Pulau yang penuh berkah. Pulau kecil ini dapat dijadikan ladang berkah bagi para insan Tzu Chi serta masyarakat Tanjung Balai Karimun,” Ucapnya.

Dalam perjalanan untuk menggarap ladang berkah tersebut, ia terlebih dahulu mengucapkan terima kasih bagi donatur dan relawan yang telah membantu kelancaran tiap misi Tzu Chi. Kini, sudah ada lebih dari 5.000 donatur yang berpartisipasi dalam misi amal Tzu Chi. Dengan semakin banyaknya para donatur dan relawan, maka semakin banyak pula orang yang membutuhkan akan terbantu.

Sukmawati Shijie (kiri) mendampingi Kuslan (kanan) saat memberikan sharing mengenai perjalanan pengobatannya bersama Tzu Chi.

Cinta Kasih Selalu Ada

Sesuai dengan tema, “Jalan Cinta Kasih Universal Membentang Luas ke Seluruh Dunia, Jalinan Kasih Sayang Terus Bertahan Untuk Selamanya”. Sejak dulu hingga kini, relawan Tzu Chi akan siap bersumbangsih ketika menemukan penderitaan. Seperti ketika relawan bertemu dengan Kuslan (59).

Kuslan merupakan seorang seniman bangunan sekaligus penyedia jasa ojek pada Sabtu dan Minggu. Namun kecelakaan yang menimpanya membuat tulang kakinya patah. Para tetangga menyarankan untuk melakukan terapi namun kondisi kakinya masih tidak membaik. Jalinan jodoh kemudian mempertemukannya dengan Yanti, seorang relawan Tzu Chi yang menyarankannya untuk mengajukan permohonan pada Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.

Relawan Tzu Chi lalu membawanya ke RSUD Karimun untuk menjalani operasi tulang. Namun dokter bedah merujuknya ke RSOB (Rumah Sakit Otorita Batam) untuk langsung ditangani oleh dr. Juliyanto. Kini, kondisinya sudah kembali pulih dan dapat bekerja seperti biasa. Sejak mengenal dan berjodoh dengan Tzu Chi, ia juga mengajak keluarganya untuk sedikit-demi sedikit turut bersumbangsih dalam Tzu Chi.

Adaptasi Sutra

Pementasan Adaptasi Sutra merupakan salah satu dari rangkaian acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015. Ada yang berbeda pada pementasan Adaptasi Sutra pada kali ini, karena ada  beberapa Bodhisatwa cilik yang masih berumur 5 tahun tampil membawakan isyarat tangan untuk adaptasi sutra. Dengan wajah yang ceria, para Bodhisatwa cilik tampil di hadapan para penggunjung. Di akhir penampilan, tepuk tangan dari para penggunjung membanjiri para Bodhisatwa cilik.

Wiyzhien Lim Shijie dan Lissa Shijie yang telah menyiapkan penampilan mereka selama 3 bulan merasa lega karena penampilan para Bodhisatwa cilik yang memuaskan. “Saya merasa senang dan bangga melihat penampilan dari Bodhisatwa cilik yang telah membawakan Adaptasi Sutra dengan baik. Dan saya melihat mereka membawakannya dengan hati yang tulus,” ungkap Wiyzhien.

Waktu yang digunakan untuk berlatih adaptasi Sutra tidaklah singkat sehingga para Bodhisatwa cilik mampu mempersembahkan isyarat tangan ini kepada para donatur maupun tamu undangan yang hadir pada Pemberkahan Akhir Tahun 2015.

Walaupun banyak kendala yang dihadapi saat berlatih Adaptasi Sutra, namun semua anak selalu semangat dan tulus. Wilbin (11), salah satu peserta pementasan mengaku merasa kesulitan saat berlatih. Namun ia yang sudah beberapa kali mengikuti isyarat tangan tetap semangat belajar. “Saya merasa senang kalau bisa menghibur orang lain. Walaupun gerakkannya susah, saya berusaha untuk bisa. Dan pada Pemberkahan Akhir Tahun ini saya merasa gembira karena adik dan kakak saya bisa tampil isyarat tangan bersama,” ujarnya.

Di penghujung acara, para peserta diajak untuk bersama-sama berdoa di tahun 2016, semoga tahun ini akan membawakan berkah, keselamatan, dan kesejahteraan bagi semua orang. Salah satu pengunjung, Novi (24) merasa senang dapat menghadiri Pemberkahan akhir tahun kali ini.

Pemberkahan Akhir Tahun ini merupakan pengalamannya untuk pertama kali. “Saya merasa sangat terkesan dengan acara ini karena kepeduliannya terhadap masyarakat yang tinggi dan saya berharap agar terus ditingkatkan lagi kepeduliannya pada masyarakat yang kurang mampu,” ungkapnya.

Novi (jilbab) mengaku terkesan dengan Yayasan Buddha Tzu Chi karena tidak membedakan dan kepedulian terhadap masyarakat.

Jurman Shixiong, koordinator kegiatan juga merasa senang atas kelancaran pemberkahan Akhir tahun pada malam itu. “Terima kasih pada para relawan dan para simpatisan yang telah membantu menyukseskan acara ini, semoga kedepannya kita dapat bersama, bersatu sehingga dalam setiap event Tzu Chi dapat terlaksana dengan sebaik mungkin,” Ungkap Jurman Shixiong. Ia juga bersyukut karena masyarakat Tanjung Balai Karimun bisa mendukung Tzu Chi, hal tersebut terbukti dari semakin meningkatnya donatur yang baru bergabung di Tzu Chi. Semoga dengan bertambah banyaknya masyarakat yang mengenal Tzu Chi, jalan cinta kasih universal semakin membentang luas ke seluruh dunia.


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Membantu Saudara Yang Membutuhkan

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Membantu Saudara Yang Membutuhkan

05 Februari 2016 acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 Tzu Chi Makassar pada tanggal 31 Januari 2016
Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Teratai Pembawa Harapan

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Teratai Pembawa Harapan

18 Januari 2016
Pemberkahan Akhir Tahun 2015 diisi dengan sharing dari anak asuh Tzu Chi, salah satunya Rezaldy Christanto. ia menceritakan bagaimana semangat dan harapannya bisa tumbuh kembali setelah bertemu Tzu Chi.
Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Kehangatan Keluarga

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Kehangatan Keluarga

17 Januari 2016 Guo Qing Niang, ibu dari Lim Xiau Hun mengatakan itu adalah kali ketiganya mengikuti acara yang diselenggarakan Tzu Chi. Meski terkadang kakinya merasa pegal karena harus duduk lama, tetapi wanita berusia 80 tahun ini tetap dengan semangat mengikuti acara yang berlangsung selama 2 jam ini. 
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -