Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menyebarkan Cinta Kasih Tzu Chi yang Universal

Jurnalis : Fammy Kosasih (He Qi Timur), Fotografer : Halim Kusin, Gaby (He Qi Barat)

Sabtu 16 Januari 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 dengan tema “Jalan Cinta Kasih Terbentang Seluas Alam Semesta, Jalinan Kasih Bertahan Untuk Selamanya”.

“Jalan Cinta Kasih Universal Membentang Luas ke Seluruh Dunia, Jalinan Kasih Sayang Terus Bertahan untuk Selamanya” adalah tema yang diusung  Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 (penanggalan lunar) pada hari Sabtu, 16 Januari 2016. Acara bersama di awal tahun 2016 ini dibuka oleh relawan Tzu Chi, Chia Wen Yu selaku pemandu acara di Aula Jing Si lantai 4, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Sebagaimana dalam kata sambutannya Wen Yu menyampaikan ucapan syukur dan terima kasih atas kontribusi dari para relawan, donatur, dan masyarakat umum yang selalu setia mendukung kegiatan kemanusiaan Tzu Chi di Indonesia sehingga Tzu Chi bisa berkembang hingga sekarang ini.

Tzu Chi Indonesia sendiri sudah menginjak usia ke-22 tahun dan Tzu Chi Internasional telah genap berusia 50 tahun. Oleh sebab itu, dalam acara ini, Tzu Chi Indonesia mencoba menampilkan kilas balik perjalanan Tzu Chi di Indonesia. Penampilan kisah tersebut dirangkum dalam bentuk drama yang diperankan oleh 26 relawan Tzu Chi.  Diceritakan jika Tzu Chi di Indonesia dimulai dari seorang istri pengusaha Taiwan (Liang Cheung) yang mengajak sekelompok istri pengusaha Taiwan  untuk melakukan kegiatan sosial (Tzu Chi). Dengan berbagai jalinan jodoh, akhirnya Tzu Chi bisa hadir di Indonesia dan diketuai oleh Liu Su Mei.

Dalam acara ini, dihadirkan kembali perjalanan Tzu Chi Indonesia yang dirangkum dalam bentuk drama yang diperankan oleh 26 relawan Tzu Chi.

Dengan dimulai dari kegiatan sosial dalam skala kecil dan pertemuan di rumah Su Mei di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara hingga akhirnya Su Mei bertemu dengan Wen Yu, sekretaris Eka Tjipta Widjaja yang pada saat itu baru bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Dengan pertalian jodoh inilah, perlahan-lahan Tzu Chi akhirnya berjumpa dengan Franky Widjaja dan Sugianto Kusuma.

Melihat penampilan drama perjalanan Tzu Chi, membuat Liu Su Mei merasa sangat terharu dan gembira karena selama 22 tahun dalam menyebarkan cinta kasih universal Tzu Chi di Indonesia, ada dua orang yang selalu mendorong dan membantunya di kala ia gundah. “Master Cheng Yen mengatakan jika saya adalah Ketua Tzu Chi yang paling bahagia di dunia karena ada dua wakil yang luar biasa, Franky Widjaja dan Sugianto Kusuma,” ucap Liu Su Mei. Liu Su Mei juga bersyukur karena selain Franky Widjaja dan Sugianto Kusuma, ada juga relawan Tzu Chi Indonesia yang senantiasa mendukung dan menemaninya di Tzu Chi. “Juga berterima kasih kepada semua relawan, kepada semua insan Tzu Chi Indonesia, hingga merasa diri ini tidak sendirian selama 22 tahun dalam mengembangkan misi-misi Tzu Chi di Indonesia,” ucap Liu Su Mei dengan penuh haru mengingat perjalanan Tzu Chi  di Indonesia selama ini.

Liu Su Mei, (kiri) Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berterima kasih kepada semua insan Tzu Chi Indonesia, karena selama 22 tahun dalam mengembangkan misi-misi Tzu Chi di Indonesia ia selalu didukung dan didampingi.

Tidak hanya Liu Su Mei, Franky O. Widjaja pun merasa beruntung karena dengan adanya Liu Su Mei maka jalinan cinta kasih universal Tzu Chi bisa sampai ke Indonesia.”Perjalanan Tzu Chi Indonesia sudah 22 tahun, kemajuannya seperti yang sudah diungkapkan oleh ibu Su Mei dan pak Aguan juga betul-betul sangat pesat dan itu semua juga berkat shixiong shijie yang hadir di sini,” ujar Franky Widjaja kepada 1.771 hadirin yang hadir. “Tzu Chi dapat ada di Indonesia, dimulai dari Liu Su Mei,  Wen Yu, dimana awalnya titik cinta kasih hanya terdiri dari beberapa ibu rumah tangga, lalu bisa menjadi seperti hari ini. Itulah yang sangat kita syukuri. Walaupun Ibu Su Mei berasal dari Taiwan, tapi hatinya betul-betul bersama kita di sini (Indonesia), Gan En (terima kasih),” pungkas Franky penuh syukur.

Sugianto Kusuma pun menambahkan jika perjalanan Tzu Chi Indonesia bisa berkembang hingga seperti sekarang berkat adanya dukungan dari relawan dan badan misi Tzu Chi di Indonesia.“Terima kasih kepada semua relawan, badan misi Tzu Chi dan masyarakat umum. Tzu Chi bukanlah hanya orang-orang yang berdiri di panggung ini, tetapi jika tidak ada semua orang yang terlibat maka tidak mungkin Tzu Chi bisa seperti sekarang ini. Semoga kita bersama-sama bisa menciptakan masa depan yang lebih baik,” ajak Sugianto Kusuma. Apalagi kini Tzu Chi Indonesia sedang membangun sebuah rumah sakit Tzu Chi, oleh sebab  itu, Sugianto Kusuma pun mengajak para relawan Tzu Chi di seluruh Indonesia untuk bersama-sama mendukung pembangunan ini. “Pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi ini bisa menjadi satu sejarah yang lebih baik, mari bersama-sama mensukseskan rumah sakit kita bersama,” ucap Sugianto.


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menapaki Perjalanan Tzu Chi Medan

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menapaki Perjalanan Tzu Chi Medan

27 Januari 2016

Minggu, 17 Januari 2016, Tzu Chi Medan mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2015 di Selecta  ballroom lt. 5, Jl. Listrik No. 2, Medan. Kegiatan ini dihadiri oleh 1.194 tamu undangan.

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Bersungguh Hati

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Bersungguh Hati

01 Februari 2016 Sebanyak 900 orang yang terdiri dari para donatur, relawan maupun simpatisan Tzu Chi menghadiri kegiatan Acara Pemberkatan Akhir Tahun 2015 di Lancang Kuning Ball Room Hotel Furaya pada 23 Januari 2016.
Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menjadi Murid yang Sesungguhnya

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Menjadi Murid yang Sesungguhnya

16 Januari 2016
Berbagi kisah dengan Rose yang inspiratif menyadarkan kita betapa pentingnya untuk menjadi murid Master Cheng Yen yang baik. Semoga di awal tahun yang baru ini menambah semangat dan tekad kita untuk maju dan berani mengemban tanggung jawab. Agar cinta kasih dapat disebarluaskan dan dunia dapat terbebas dari bencana.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -