Pemberkahan Akhir Tahun merupakan salah satu sarana untuk menginformasikan kepada para relawan, donatur, dan masyarakat luas terkait apa saja yang telah Tzu Chi lakukan selama setahun.
Pemberkahan Akhir Tahun 2021 yang digelar Tzu Chi Indonesia pada Minggu 23 Januari 2022 tak kehilangan nuansa kidmatnya meski dengan peserta yang terbatas, juga waktu yang singkat sesuai protokol kesehatan. Sebanyak 331 relawan dan 38 panitia hadir langsung di Aula Jing Si, Tzu Chi Center PIK, sementara peserta yang terhubung secara daring ada 1.061 peserta.
Pemberkahan kali ini bertema Bervegetaris, Melindungi Kehidupan, dan Giat Menciptakan Berkah. Bersama Menebarkan Kebajikan Serta Cinta Kasih Dengan Keyakinan, Ikrar, Dan Praktik. Penjabarannya, saat ini dunia dilanda banyak bencana, banyak orang menderita. Pandemi Covid-19 yang belum usai ini merupakan pelajaran besar. Master Cheng Yen berharap semua orang tulus bertobat, bervegetaris dan dengan cinta kasih melindungi kehidupan, yakni menghimpun kebajikan bersama dari setiap orang sehingga energi berkah ini dapat menjadi selaput pelindung bagi dunia.
Sementara itu, video kilas balik yang ditampilkan, juga sharing para relawan yang di masa pandemi tak berhenti bersumbangsih sungguh menggugah hati. Misalnya saja program Tzu Chi Peduli Tzu Chi Berbagi yang membantu pemilik warung nasi skala kecil, pendampingan anak-anak di Rusun Cinta Kasih 2 Tzu Chi, Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh yang mengajak masyarakat berpola makan sehat, serta kiprah Tzu Chi Hospital melayani masyarakat.
Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei berpesan agar relawan senior harus mewariskan semangat dan memberi pendampingan. Lalu kepada relawan baru harus belajar dengan penuh semangat.
“Terima kasih kepada Shixiong-Shijie sekalian. Baik dalam misi amal, bantuan bencana, pengobatan, pendidikan, maupun budaya humanis. Terdapat jejak sumbangsih Shixiong-Shijie semua. Terima kasih juga kepada para pimpinan empat badan misi yang telah memimpin para staf untuk tetap menjalankan tugas dengan semangat misi. Selama masa pandemi dua tahun ini, ada banyak kisah mengharukan yang tak habis diceritakan. Terima kasih juga kepada para donatur yang selalu mendukung Tzu Chi. Berkat kepercayaan dan dukungan Anda sekalian, barulah Tzu Chi bisa menjalankan misi bantuan bencana, serta membantu warga yang membutuhkan,” pesan Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei.
Liu Su Mei juga mengajak para relawan, staf, dan donator untuk terus menumbuhkan kebijaksanaan lewat setiap tantangan, salah satunya tantangan menghadapi pandemi Covid-19 yang belum juga usai ini. Tzu Chi Indonesia yang juga akan memasuki usia ke-30 tahun, juga mengharuskan para relawan Tzu Chi tidak melupakan tekad awal.
“Agar Tzu Chi dapat berkelanjutan, kita semua harus berlapang dada dan berniat murni. Relawan senior harus mewariskan semangat dan memberi pendampingan. Relawan lama harus berani memikul tanggung jawab. Relawan baru harus belajar dengan penuh semangat. Kita semua harus mewujudkan semangat bersyukur, menghormati, dan mengasihi,” tambahnya.
Kerinduan para relawan untuk berkumpul bersama terobati dengan acara Pemberkahan Akhir Tahun 2021 meski terbatas karena harus menjalankan protokol kesehatan. Kegiatan yang dilakukan di Auditorium Konferensi Internasional, Aula Jing Si, Tzu Chi Center ini hanya bisa diisi 50 persen peserta.
Pendampingan di Rusun Cinta Kasih 2 Muara Angke
Salah satu kegiatan yang dibagikan kisahnya adalah pendampingan tim relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi 2 Muara Angke yang dimulai sejak 2014. Namun secara rutin relawan mendampingi anak-anak di sini sejak 2017 hingga sekarang. Kegiatan dilaksanakan sebulan sekali, di hari Minggu yang menitikberatkan pembelajaran Budi Pekerti dan Budaya Humanis Tzu Chi.
Salah satu momen haru adalah saat tim relawan mengajak anak-anak merayakan Hari Ibu. Para orang tua terharu saat dipeluk oleh buah hati mereka. Kehangatan terpancar dari wajah orang tua dan juga anak-anak.
Sementara itu mengenalkan Budaya Humanis Tzu Chi juga merupakan salah satu bagian dari kelas budi pekerti. Mengambil momen Hari Ibu relawan mengajak anak didik untuk merangkai bunga bersama dengan orang tua mereka.
“Kami juga ajarkan anak-anak untuk mengucap syukur sebelum mulai merangkai bunga, bersyukur atas kebaikan orang tua, bersyukur atas kebaikan guru dan bersyukur atas semua makhluk. Dengan ini dapat mengajarkan anak-anak untuk senantiasa bersyukur walaupun hanya melalui setangkai bunga,” kata Streisand, berbagi pengalamannya selama mendampingi anak-anak yang tinggal di Rusun Cinta Kasih 2 Muara Angke.
Karena pandemi Covid-19, pendampingan di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi 2 Muara Angke sempat terhenti di tahun 2020. Namun komunikasi dengan anak-anak dan orang tua tetap berjalan melalui grup Whatsapp. Awal tahun 2021, tim relawan pun mulai menjalankan kelas online.
Anak-anak bergiliran untuk menuang beras ke dalam wadah yang telah disediakan. Salah satu sharing yang disampaikan Streisand, salah satu relawan yang mendampingi anak-anak yang tinggal di Rusun Cinta Kasih 2 Muara Angke.
Pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi orang tua anak didik di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi 2 Muara Angke. Mereka bukan hanya kehilangan pekerjaan, tapi ada satu anak didik yang harus membantu orang tuanya mencari nafkah. Terinsipirasi dari Celengan Beras para relawan di Myanmar, tim relawan pun mengajak para relawan lainnya di komunitas He Qi Utara 1, siswa-siswi Tzu Chi School, bahkan anak didik di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi 2 Muara Angke pun turut serta dalam gerakan “Semangat Sesendok Beras Menyebarkan Cinta Kasih”.
“Awalnya kami berpikir untuk membantu keluarga anak didik kami, namun tak disangka anak-anak pun tergerak hatinya untuk menolong orang lain,” terang Streisand.
Di bulan November 2021, tim relawan pun membagikan beras yang dikumpulkan, kurang lebih 100 kg kepada anak didik dan warga rusun lansia yang hidup sendiri.
Seperti Ajang Reuni
Yopie Budiyanto bahagia bisa berkumpul lagi dengan para relawan dalam Pemberkahan Akhir Tahun 2021.
Pemberkahan Akhir Tahun 2021 ini memunculkan haru di hati para relawan yang hadir seakan-akan menghadiri ajang reuni. Mereka dapat berkumpul kembali, saling menyemangati untuk terus bersumbangsih. Seperti yang dirasakan Yopie Budiyanto, salah satu relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat.
“Saya sangat bahagia bisa berkumpul kembali lagi dengan banyak relawan, yang mana ada yang sudah dua tahun nggak pernah ketemu. Sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk berkumpul lagi,” ujarnya.
Sebagai relawan Tim Tanggap Darurat (TTD), hampir setiap bulan Yopie tetap turun ke lokasi memberi bantuan kepada warga yang tertimpa bencana. Tahun ini tekadnya tetap sama, yakni selalu siap siaga bergerak ke lokasi bencana guna memberikan bantuan.
Sementara drg. Laksmi Widiastuti yang kali ini bertugas sebagai tim yang menyambut para peserta juga merasa bahagia dapat berkumpul lagi dengan banyak relawan. Pemberkahan Akhir Tahun 2021 juga menambah semangatnya, karena sebentar lagi ia dan anggota TIMA Indonesia bersiap untuk mulai mengadakan bakti sosial kesehatan kembali.
“Setelah hampir dua tahun ini kami vakum (TIMA tak mengadakan bakti sosial kesehatan), mudah-mudahan kami bisa menjalankan lagi tapi pastinya melihat situasi pandemi seperti apa, karena kami sudah mulai akan baksos lagi nanti tanggal 12 Februari 2022 untuk screening,” katanya.
Drg. Laksmi Widiastuti (kanan) yang kali ini bertugas sebagai tim yang menyambut para peserta juga merasa bahagia dapat berkumpul lagi dengan banyak relawan.
Sebagai informasi, saat ini TIMA Indonesia bersama Tzu Chi Hospital tengah menyiapkan bakti sosial pengobatan katarak yang akan digelar pada 19 Februari 2022 mendatang. Baksos akan diawali dengan pemeriksaan awal atau screening pada 12 Februari 2022.
Kebahagian juga dirasakan Dr. Haryo Suparmun, relawan yang kali ini turut menampilkan isyarat tangan Ling Jiu Shan Shang. Isyarat tangan yang ditampilkannya bersama puluhan relawan lainnya sungguh membuat para peserta terkesan.
Baginya, rangkaian acara pada Pemberkahan Akhir Tahun 2021 ini sekali lagi memperlihatkan betapa kiprah Tzu Chi Indonesia di masyarakat tak pernah surut, tak pernah berhenti untuk peduli, tak pernah berhenti untuk membantu.
“Dunia Tzu Chi itu tidak pernah tidur ya, walaupun di masa pandemi selama dua tahun ini tetap saja ada kisah-kisah menarik, kisah-kisah haru dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para relawan. Tentu tidak semua bisa turun ke lapangan ya, tapi ya itulah Tzu Chi, tidak pernah tidur,” tuturnya haru.
Di akhir acara para relawan yang hadir kemudian menerima angpao berkah dan kebijaksanaan dari Master Cheng Yen yang dibagikan oleh Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei. Angpao dari Master Cheng Yen adalah suatu berkah dan juga doa. Para peserta juga mendapat suvenir yang dibagikan oleh dr. Gunawan Susanto, Direktur Utama Tzu Chi Hospital.
Editor: Arimami Suryo A.