Pemberkahan Akhir Tahun 2023 di Medan: Inspirasi Datang dari Berbagai Kisah

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani, Leo Rianto, Kamin, Soit (Tzu Chi Medan)

Yayasan Buddha Tzu Chi Medan merayakan Pemberkahan Akhir Tahun 2023 dengan para donatur, simpatisan Tzu Chi di gedung STBA-PIA Medan. Acara dibuka dengan pementasan Zong Gu dengan lagu Ketekunan. Relawan juga menampilkan drama Semangat Celengan Bambu.

Yayasan Buddha Tzu Chi Medan mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2023 (21/1/24) dengan para donatur, simpatisan, masyarakat umum, dan relawan sebagai wujud syukur dan terima kasih atas dukungan sehingga misi kemanusiaan Tzu Chi dapat terwujud berkat cinta kasih dari semua donatur dan relawan di Indonesia.

“Dari Kegiatan ini, kami mengenalkan misi Tzu Chi kepada para donatur dan masyarakat luas tentang sumbangsih apa saja yang sudah relawan Tzu Chi lakukan selama ini. Juga sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada para donatur Tzu Chi yang telah bersama sama dengan Tzu Chi bersumbangsih tenaga ataupun dana kepada masyarakat yang susah dan perlu dibantu,” tutur Zerry, kordinator kegiatan. “Semoga mereka bisa tersentuh dan ikut bersumbangsih bersama kita di masyarakat dalam banyak hal. Semoga penerima bantuan Tzu Chi juga terus bersyukur dan dapat turut bersumbangsih,” lanjutnya.

Siswanto Tam, seorang donatur bercerita tentang bagaimana ia mengenal dan akhirnya menjadi donatur Tzu Chi dari seorang relawan. Setelah itu, ia mulai mendengar Ceramah Master Cheng Yen dan merasa terpanggil untuk menjadi donatur Tzu Chi, melanjutkan estafet cinta kasih Tzu Chi.

“Saya memilih menjadi donatur Tzu Chi karena melihat sikap para relawan yang melayani dengan sangat tulus dan ikhlas. Kami terinspirasi mau belajar dari Master, agar bisa memberi cinta kasih yang lebih kepada semua makhluk hidup. Semoga Tzu Chi bisa menjadi organisasi kemanusiaan yang lebih berkembang maju dan banyak membantu mereka yang pra sejahtera dan sebagai teladan pemberi cinta kasih kepada sesama,” ungkap Siswanto Tam.

Zerry (kiri) kordinator kegiatan kegiatan sangat mengharapkan kegiatan PAT 2023 ini dapat menginspirasi banyak orang untuk bergabung dalam menjalankan misi Tzu Chi

Tri Dewi Sukma Sari, guru Sekolah Putra Bangsa Berbudi juga ikut hadir bersama dengan rekan guru beserta Kepala Yayasan Sekolah Putra Bangsa Berbudi. “Yayasan Buddha Tzu Chi ini sangat luar biasa. Bisa menjadi panutan untuk saya, walaupun kita memberi sedikit demi sedikit yang akan menjadi bukit dan ini sangat berpengaruh bagi kehidupan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Tri Dewi Sukma Sari.

“Tzu Chi juga tidak memandang suku agama. Saya pribadi sangat kagum. ketika sekolah kami mengalami banjir yang besar, relawan bersama sama datang ke sekolah membantu kita membersihkan sekolah kita yang terdampak banjir. Kita murid dan guru juga diajarkan cara melestarikan lingkungan. Master Cheng Yen bisa dijadikan panutan untuk kita semua walaupun beda agama. Sangat menjadi inspirasi,” lengkapnya

Mereka Bersyukur Dengan Bantuan dan Jalinan Jodoh Dengan Tzu Chi
Misi amal adalah misi utama Tzu Chi. Orang yang sakit adalah orang yang paling menderita. Relawan Tzu Chi terus bersumbangsih dan menolong mereka yang sedang menderita dan membutuhkan bantuan. Kisah para penerima bantuan ini pun dibagikan kepada para peserta PAT 2023. Salah satunya adalah kisah seorang anak asuh Agnes Pordasi, yatim piatu.

Ada tiga kasus Inspiratif yang dibawakan, kasus Ibu Agustin Nasution (kedua dari kanan), Putri Nadhira (tengah) dan kisah anak asuh Agnes Pordasi (ketiga dari kiri). Mereka menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada para relawan dan Tzu Chi yang telah membantu mereka ketika kondisi mereka sedang terpuruk hingga membaik.

Agnes Pordasi adalah anak ke 2 dari 6 bersaudara dari keluarga buruh tani di Desa Paluh Gelombang. Tahun 2018, ibu meninggal dunia, kehidupan menjadi sulit. Agnes dibantu, menjadi anak asuh Tzu Chi. kehidupan keluarga di perhatikan. Adik Agnes, Monika yang kakinya terpaksa diamputasi karena kecelakaan juga dibantu kaki palsu agar bisa menjalani hari depan dengan semangat dan percaya diri. Monika juga dibantu biaya pendidikannya.

Sejak dibantu, kedua bersaudara semangat belajar. Agnes bahkan selalu menjadi juara 1 dikelas. Tamat SMK, dibantu relawan Tzu Chi, Agnes diberi kesempatan kerja magang diperusahaan besar di Medan. Pada akhirnya, diterima sebagai staff tetap perusahaan berkat dedikasi, semangat dan kemampuan Agnes yang terus berkembang. Agnes yang awalnya terpuruk, dibantu dan perhatian, pendampingan relawan menjadikan Agnes seorang yang mandiri. Saat ini, Agnes sudah bisa membantu kehidupan keluarga, membiayai sekolah adik adiknya. Juga Agnes tidak lagi menjadi seorang penerima bantuan. Niat dan ketulusan mendorong Agnes menjadi donatur Tzu Chi juga aktif di kegiatan Tzu Ching dan Tzu Chi.

“Master dan Tzu Chi telah menginspirasi kehidupan Agnes dan keluarga. Agnes akan memberi kebaikan, membantu mereka yang kesulitan. Mengutip kata perenungan Master, ‘Tidak ada yang tidak bisa dilakukan, yang penting ada niat dan kesungguhan hati’,” tutur Agnes Pordasi.

Alung (paling kanan) mengikuti rangkaian acara PAT2023, ia nya terpanggil menjadi donatur Tzu Chi karena melihat sikap para relawan dan Master Cheng Yen yang melayani dengan sangat tulus dan penuh cinta kasih.

Ada pula kisah Putri Nadhira yang mengalami masalah pendengaran sejak lahir dan setelah berusia 2 tahun baru diketahui adanya kelainan karena belum bisa berbicara sama sekali. Orang tuanya segera membawa berobat ke Puskesmas dan RSU Adam Malik untuk membeli alat bantu dengar hingga dua kali namun hasilnya tetap sama. Dan orang tua terus mencari informasi sampai berbagai pihak dan melihat tayangan DAAI TV mengenai implan Koklea dan kemudian meminta bantuan ke Yayasan Buddha Tzu Chi.

Saat ini operasi implan untuk kedua telinga sudah selesai. Alat berfungsi dengan sangat baik. Putri Nadhira masih menjalani therapi dan sudah mulai bisa mendengar suara. Orang tuanya berharap semoga di pembukaan ajaran baru di bulan Juli ini sudah bisa bersekolah di sekolah biasa. Dimana awalnya tidak pernah terpikirkan sama sekali.

Sebelum pulang relawan membagikan suvenir kepada 500 peserta yang hadir dalam PAT 2023.

“Perasaan kami sebagai orang tua Putri Nadhira merasa sangat bahagia sekali karena mendapatkan bantuan Operasi implan koklea dari Tzu Chi, dan kami sangat bersyukur Tzu Chi mau membantu anak kami yang mengalami gangguan pendengaran tanpa memandang agama dan menganggap kami semuanya adalah keluarga. Kami tetap berusaha dan setiap hari selalu menyisihkan dana ke celengan bambu sehingga dapat membantu orang banyak. Terima kasih Master dan relawan Tzu Chi,” ungkap Novalina ibu Putri Nadhira.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

PAT 2023: Merenung Kembali dan Memandang ke Depan Bersama

PAT 2023: Merenung Kembali dan Memandang ke Depan Bersama

01 Februari 2024

Minggu 28 Januari 2024, merupakan hari yang istimewa bagi para relawan dan donatur Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar. Di Kantor Tzu Chi Makassar, mereka berkumpul menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun 2023. 

Menyatukan Hati dan Tekad dalam Persamuhan Sutra Makna Tanpa Batas

Menyatukan Hati dan Tekad dalam Persamuhan Sutra Makna Tanpa Batas

25 Januari 2024

Pada Pemberkahan Akhir Tahun 2023, insan Tzu Chi Pekanbaru bersama-sama menyatukan kembali tekad untuk terus mendalami ajaran Buddha dan menelusuri jalan Tzu Chi lewat Persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas.

Menciptakan Berkah Bagi Diri Sendiri Dan Orang Lain

Menciptakan Berkah Bagi Diri Sendiri Dan Orang Lain

05 Februari 2024

Tzu Chi Aceh menggelar acara Pemberkahan Akhir Tahun 2023, Kegiatan ini diisi dengan pemutaran video kilas balik Tzu Chi 2023 dan sharing dari penerima bantuan Tzu Chi.

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -