Pemberkahan Akhir Tahun 2024: Merajut Cinta Kasih dan Harmoni

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani, Lili Hermanto, Vinson, Kamin, Soit (Tzu Chi Medan)
Relawan Tzu Chi membawakan isyarat tangan lagu Ba Zhen Dao, yang menggambarkan delapan jalan mulia: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.

Awal tahun baru 2025 dirayakan dengan penuh sukacita oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Medan melalui acara Pemberkahan Akhir Tahun 2024. Acara ini berlangsung di Aula Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Asia (STBA PIA) pada Minggu, 12 Januari 2025, sebagai wujud syukur dan rasa terima kasih atas dukungan cinta kasih yang memungkinkan nilai-nilai kemanusiaan Tzu Chi terwujud. Mengusung tema Giat Mengembangkan Perhatian Benar dan Sadar: Tekun dan Bersemangat dalam Mempraktikkan Jalan Bodhisattva, acara ini dihadiri oleh 796 orang dan berlangsung dengan baik, meriah, dipenuhi beragam ekpresi seni serta kebersamaan.

Harmoni dalam Seni dan Kebersamaan
Acara diawali dengan pementasan lonceng dan genderang yang menyampaikan semangat ajaran Jingsi melalui lagu "Qing Qing Song". Penampilan ini menghadirkan suasana damai yang menyentuh hati para hadirin. Tak hanya itu, ada juga pertunjukan Tor Tor Batak oleh DAAI TV – Sihutar Sanggul dan isyarat tangan Ba Zhen Dao yang menggambarkan delapan jalan mulia: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.

Staf DAAI TV turut menghibur tamu undangan dengan membawakan tarian Tor Tor Batak Sihotar Sanggul, menampilkan keindahan seni budaya lokal.

Selain menikmati rangkaian seni, para peserta juga diajak menyaksikan video kilas balik Tzu Chi International, Tzu Chi Indonesia, dan Tzu Chi Medan, memperlihatkan jejak langkah organisasi ini dalam menjalankan misi kemanusiaannya.

Setelah rangkaian acara utama, para tamu dipandu oleh relawan untuk mengunjungi stand-stand tematik, seperti stan Celengan Bambu, Puncak Burung Nasar, Kaligrafi, alat musik Gu Zheng, Cha Dao (seni seduh teh), produk Jingsi, serta makanan dan minuman.

Di stan Puncak Burung Nasar, para hadirin diajak menyelami ajaran Buddha yang penuh cinta kasih universal. Situs ini dikenal sebagai tempat Sang Buddha membabarkan Sutra Teratai, yang menjadi inspirasi Master Cheng Yen dalam mendirikan Tzu Chi.

Widiyani, Wakil Koordinator Kegiatan, mendampingi Pesta Manurung dari SMAS Methodist Tanjung Morawa menerima celengan bambu. Pesta mengungkapkan kekagumannya terhadap kilas balik kegiatan Tzu Chi yang mengedepankan cinta kasih tanpa memandang suku, agama, maupun ras.

Stan Kaligrafi menampilkan seni menulis indah dengan kuas bambu. Guru seni kaligrafi Hong Pau Kwok dan timnya turut berbagi keahlian, memperkenalkan kata-kata perenungan Master Cheng Yen. Seni kaligrafi tidak hanya indah tetapi juga membantu meningkatkan ketenangan, kesabaran, serta kejernihan pikiran.

Budaya humanis juga ditampilkan melalui seni seduh teh Cha Dao. Seni ini mengajarkan nilai-nilai mendalam, termasuk praktik enam paramita dalam ajaran Buddha. Tegukan pertama mengajarkan berkata baik, tegukan kedua berpikir baik, dan tegukan ketiga berbuat baik. Para tamu diajak memahami filosofi ini sambil menikmati kehangatan teh.

Kisah Inspiratif: Penerima Bantuan dan Donatur
Momen pemberkahan ini juga diwarnai dengan kisah haru dari Abidzar Akbar, penerima bantuan Tzu Chi. Abidzar yang menderita hipoplasia mandibula menjalani operasi di RS Tzu Chi Hospital Jakarta berkat dukungan penuh para relawan. “Kami sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang membantu pengobatan anak kami,” ungkap Erni Lestari Handayani, ibunda Abidzar, dengan penuh haru.

Abidzar Akbar, penerima bantuan Tzu Chi yang menderita hipoplasia mandibula, telah menjalani pengobatan di RS Tzu Chi Hospital Jakarta. Orang tua Abidzar mengungkapkan rasa syukur kepada relawan dan Yayasan Buddha Tzu Chi atas bantuan yang telah diberikan.

Abidzar Akbar salah satu penerima bantuan. Sudah berupaya ke beberapa dokter tetapi sampai Juni 2024 baru mendapatkan titik terang. Kasus Abidzar Akbar ini dinamakan Hipoplasia Mandibula dimana pertumbuhan rahang bawah yang perkembangannya tidak sempurna.Pengobatan dan tindakannya di Tzu Chi Hospital Jakarta. Dan telah dilakukan operasi pemasangan alat untuk membantu merangsang pertumbuhan rahang Abidzar Akbar di Tzu Chi Hospital Jakarta.

Tidak hanya relawan Tzu Chi Medan yang mengantar ke Jakarta selama pengobatan, namun relawan di Jakarta dan Tzu Chi Hospital juga menunjukan kepedulian yang besar kepada Abidzar Akbar dan keluarga, memberikan dukungan dengan penuh  kasih kasih. “Semoga Abidzar Akbar bisa tumbuh seperti anak anak lainnya,” kata Juniaty, relawan Tzu Chi Medan yang menangani pengobatan Abidzar Akbar.

Buyung (berbaju putih, kanan), seorang donatur setia, mengikuti doa bersama. Ia terpanggil mendukung Tzu Chi karena misi yayasan ini yang penuh welas asih dan cinta kasih universal.

Jalinan cinta kasih dan misi kemanusian Tzu Chi tidak lepas dari peran para donatur yang terus mendukung. Salah satu donatur Tzu Chi Buyung terpanggil menjadi donatur karena misi Tzu Chi yang cukup bagus.

“Karena saya melihat visi misinya Yayasan Tzu Chi cukup bagus tanpa membedakan suku dan golongan dan juga mempunyai tujuan yang sangat mulia ingin menciptakan manusia yang berkarakter dan juga mempunyai cinta kasih sehingga menjadikan bangsa Indonesia yang penuh kedamaian, penuh cinta kasih,” kata Buyung, “mudah-mudahan kita tetap bisa bersama-sama Tzu Chi melakukan kegiatan kemanusiaan demi menciptakan manusia yang lebih damai dan lebih sejahtera.”

Harapan untuk Masa Depan
Acara diakhiri dengan doa bersama agar semua hati manusia tersucikan dan dunia bebas dari bencana. Setiap tamu menerima angpau berkah dan kebijaksanaan dari Master Cheng Yen, menambah kesan mendalam bagi seluruh peserta.

Lukman, Ketua Pelaksana Yayasan Buddha Tzu Chi Medan, menyampaikan rasa syukur kepada relawan, donatur, dan masyarakat atas dukungan mereka. “Semoga barisan Tzu Chi semakin panjang dan aliran cinta kasih terus berkembang,” ujar Lukman.

Para tamu undangan menerima angpau berisi berkah dan kebijaksanaan dari Master Cheng Yen, menandai momen syukur dan harapan di penghujung acara.

Lukman, Ketua Pelaksana Yayasan Buddha Tzu Chi Medan, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara ini. “Semoga barisan Tzu Chi semakin panjang dan aliran cinta kasih ini terus berkembang,” ujarnya.

Melalui acara ini, Tzu Chi Medan kembali mengukuhkan komitmennya untuk menyebarkan cinta kasih universal dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk bergabung dalam misi kemanusiaan ini.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2024 : Giat, Sadar, Tekun dan Semangat Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa

Pemberkahan Akhir Tahun 2024 : Giat, Sadar, Tekun dan Semangat Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa

17 Januari 2025

Dihadiri 914 peserta, pemberkahan akhir tahun di Aula Jing Si Batam berlangsung dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan. Kegiatan ini juga dihadiri relawan Tzu Chi Singapura.

Pemberkahan Akhir Tahun 2024: Dua Dekade Tzu Chi Bandung

Pemberkahan Akhir Tahun 2024: Dua Dekade Tzu Chi Bandung

17 Januari 2025

Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung menggelar Pemberkahan Akhir Tahun sekaligus merayakan kiprah Tzu Chi Bandung selama 20 tahun menebar cinta kasih di Jawa Barat pada Minggu, 12 Januari 2024.

Pemberkahan Akhir Tahun 2024: Merajut Cinta Kasih dan Harmoni

Pemberkahan Akhir Tahun 2024: Merajut Cinta Kasih dan Harmoni

20 Januari 2025

Melalui Pemberkahan Akhir Tahun 2024, Tzu Chi Medan merajut harmoni cinta kasih, menghadirkan seni, kebersamaan, dan kisah nyata yang menyentuh hati. Perayaan penuh makna untuk menginspirasi kebaikan tanpa batas.

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -