Pemberkahan Akhir Tahun: Berpadu Dalam Cinta Kasih
Jurnalis : Nopianto, Agus Lee (Tzu Chi Batam), Fotografer : Djaya Iskandar, Smailly, Aciao, Kevin Giovanni (Tzu Chi Batam)Pemberkahan Akhir Tahun diawali dengan pementasan genta dan genderang “Hymne Ajaran Jing Si” yang dipersembahkan oleh sekumpulan muda-mudi Tzu Chi dan TIMA Batam pada 21 Januari 2018.
Setelah menyelenggarakan acara Pemberkahan Akhir Tahun untuk sesi internal komunitas di Aula Jing Si Batam pada minggu pertama Januari, relawan Tzu Chi Batam melanjutkan kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun untuk sesi umum, tepatnya pada tanggal 21 Januari 2018 dan dihadiri oleh 1.069 orang.
Acara tahunan ini dimulai pada pukul 19.00 WIB. Setelah melantunkan Gatha Pembuka Sutra, acara pemberkahan diawali dengan pementasan genta dan genderang “Hymne Ajaran Jing Si” yang berisikan semangat ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Kemudian, relawan mengajak para peserta bersama-sama menyaksikan jejak cinta kasih Tzu Chi melalui video Kilas Balik Tzu Chi Internasional.
Giat dan Tekun Menyelami Sutra
Pada pemberkahan kali
ini, tim isyarat tangan mempersembahkan Ikrar agung pertama hingga keempat
Buddha Bhaisajyaguru. Agar penyelaman sutra
bisa berlangsung dengan baik, latihan merupakan kewajiban bagi setiap penyelam
sutra. Mereka mesti meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka. Meskipun
capek, namun bagi mereka ini merupakan pengalaman yang berharga. Seperti
yang dirasakan Dewi
Ana Puji
Rahayu.
Pada pemberkahan kali ini, tim isyarat tangan mempersembahkan Ikrar agung pertama hingga keempat Buddha Bhaisajyaguru.
Menurut Elly Tan (kacamata), penyelaman sutra selain membawakan manfaat bagi sendiri juga dapat menyebarkan Dharma kepada para penonton.
“Salah satu hal yang saya sukai adalah belajar Dharmanya dan makna Sutra Bhaisajyaguru,” ujar relawan yang bergabung di penyelaman sutra untuk pertama kalinya ini. “Selain itu kami banyak saudara di sini, jadi kami menganggap semuanya shixiong-shijie ini keluarga kami,” lanjutnya.
Selain Dewi, Elly Tan yang merupakan anggota TIMA Tzu Chi Batam juga giat mengikuti penyelaman sutra tahun ini. Tidak hanya berhenti isyarat tangan, tetapi ia juga mengambil peran di grup genta dan genderang Tzu Chi Batam. Menurutnya, penyelaman sutra selain membawa manfaat bagi diri sendiri juga dapat menyebarkan Dharma kepada para penonton, sehingga ia giat dalam mengikuti setiap latihan isyarat tangan maupun genta dan genderang. “Baik zhonggu ataupun shou yu itu, kita membabarkan Dharma. jadi dari situ saya lebih mengenal apa itu Dharma dan sutra yang selama ini tidak mengerti sama sekali,” ucap Elly, “Meskipun capek terkadang, tapi senang, makanya saya tetap bertahan sampai hari ini.”
Ribuan peserta yang hadir dalam Pemberkahan Akhir Tahun bersama-sama melantunkan doa.
Soetidjah Koh berbagi jodoh awal meminjamkan Ballroom Pacific Palace Hotel pertama kalinya pada tahun 2009 untuk Acara Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi Batam.
Tidak terasa tahun ini
sudah memasuki tahun ke-10 Tzu Chi Batam mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun di
Pacific Palace Hotel, Batam. Jodoh yang berlangsung selama satu dasawarsa ini
menghantarkan banyak kenangan bagi Soetidjah Koh, pemilik Pacific Hotel. Relawan
Tzu Chi mengundang Soetidjah dan anaknya untuk menerima sebuah apresiasi
sebagai ucapan terima kasih atas dukungan yang diberikan Pacific Palace Hotel kepada
Tzu Chi Batam selama 10 tahun ini. Soetidjah pun meneteskan
air mata haru ketika menonton video singkat acara pemberkahan di Pacific Palace
Hotel.
Para peserta pemberkahan juga menuangkan celengan bambu yang sudah terisi penuh untuk didanakan ke Tzu Chi.
“Sepuluh tahun yang lalu bermula dari suami saya (Alm. Eddy Hendry), katanya banyak relawan Tzu Chi adalah teman lamanya. Jadi dia ingin bersumbangsih dengan meminjamkan ballroom untuk Tzu Chi,” tuturnya.
Di penghujung acara, seluruh insan Tzu Chi berkumpul di tengah panggung mengungkapkan terima kasihnya kepada seluruh tamu undangan yang hadir sebagai wujud syukur dan terima kasih. Foto-foto pembangunan Aula Jing Si sejak peletakan batu pertama hingga sekarang yang sudah hampir rampung juga ditampilkan dan diiringi lagu Harapan bagi masa depan yang cerah. Berpilarkan cinta kasih dan bertembok kebijaksanaan, Aula Jing Si Batam diharapkan dapat menjadi sarana untuk menggalang lebih banyak Bodhisatwa dan menjadi ladang pelatihan bagi relawan dan masyarakat sekitar.
Editor: Yuliati