Melatih Diri untuk Berubah Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah memasuki pergantian tahun, maka ditayangkan video kilas balik Tzu Chi Internasional selama tahun 2013 dan napak tilas Tzu Chi Medan 2013. Dalam kesempatan ini pula 2 relawan Tzu Chi Tebing Tinggi menyampaikan pengalaman mereka selama menjadi relawan dan perubahan yang terjadi setelah menjadi relawan. Seperti kata Ing Hung Shijie, “Dulu saya seorang yang emosional, baik dalam mendidik anak ataupun dalam urusan rumah tangga. Tetapi setelah menjadi relawan Tzu Chi apalagi setelah giat mengikuti bedah buku, sekarang saya merasa banyak perubahan dalam diri saya karena kata Master Cheng Yen.” Ia pun melanjutkan, “Marah-marah sesungguhnya adalah tindakan menghukum diri sendiri dengan kesalahan orang lain. Tiap kali mengingat itu saya lebih bisa mengontrol emosi saya sekarang ini.” Sementara itu Rita Shijie yang cukup aktif di kegiatan survei kasus, membawa salah seorang Zhao Gu Hu (penerima bantuan Tzu Chi) yang bernama Nurlely Nasution. Ibu Nurlely mengalami kecelakan tahun lalu, menyebabkan hampir seluruh daging kakinya dari pinggang sampai mata kaki terkelupas. “Untuk melakukan operasi, memerlukan biaya yang besar, untunglah saya ketemu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Kemudian saya dirujuk ke rumah sakit di Medan dan menjalani operasi. Selama masa penyembuhan, saya sering dihibur oleh relawan Tzu Chi yang sering bawa pasien ke rumah sakit. Para relawan sangat baik dan dengan sabar membawa pasien berobat dan memberikan semangat seperti pada saat saya menjalani masa penyembuhan,” cerita Ibu Nurlely. Keterangan : - Pelita dinyalakan dengan harapan cinta kasih universal Tzu Chi dapat menyebar hingga ke pelosok dunia (kiri).
- Nurlely Nasution, penerima bantuan Tzu Chi menceritakan kisah jalinan jodohnya dengan Tzu Chi (kanan).
Aliran Dharma Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, Master menginginkan para muridnya (insan Tzu Chi) untuk lebih mendalami Dharma. Untuk itu relawan melakukannya dengan mengadakan pementasan sutra dan mementaskannya dalam acara ini. Para relawan yang ikut pementasan sutra berikrar untuk bervegetaris selama 108 hari. Semua rangkaian acara bertujuan untuk menginspirasi seluruh hadirin turut melakukan kebajikan. Acara kemudian ditutup dengan doa bersama dengan cahaya pelita yang menerangi hati semua orang. Sebagai bentuk cinta kasih Master Cheng Yen, di penghujung acara dilakukan pembagian angpao berkah dari Master. Angpao yang dibagikan setiap tahunnya berbeda dan semua angpao merupakan hasil royalti dari penerbitan buku-buku yang ditulis Master Cheng Yen. Betapa sayangnya Master Cheng Yen kepada kita, untuk itu kita harus mengingat kata-kata Master, “Air yang jernih mengalir hening tanpa suara, air yang keruh mengalir deras bergemuruh. Bila kita ingin agar aliran air yang jernih (semangat suci) lebih besar daripada air yang keruh (pengaruh buruk) satu-satunya cara adalah dengan mengimbau lebih banyak orang untuk ikut melakukan kebajikan.” |