Pemberkahan Akhir Tahun: Mengumpulkan Niat Baik dari Setiap Orang
Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Bali), Fotografer : Sony Wong (Tzu Chi Bali)
|
| ||
Minggu, 19 Januari 2014, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Bali mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun 2013 di Kharisma Ballroom, Kartika Plaza Hotel, Kuta yang dihadiri oleh 165 orang. Acara pemberkahan akhir tahun menjadi sebuah momen dimana semua orang yang memiliki niat dan tekad yang baik berkumpul menjadi satu. Kilas Balik Tzu Chi Internasional 2013 ditayangkan tepat pada pukul 2 siang dan selama kurang lebih 30 menit. Hadirin merasa terharu melihat bagaimana setiap insan Tzu Chi di seluruh belahan dunia memberikan perhatian cinta kasih yang tulus kepada setiap orang yang membutuhkan. “Setiap kali ada kesempatan untuk berbuat baik. Janganlah menunggu!” itulah sepenggal kalimat yang diucapkan oleh Agus Tjuatja pada saat sharing di atas panggung. Agus Tjuatja adalah salah satu donatur yang langsung mengulurkan tangannya untuk membantu di saat Tzu Chi Bali membutuhkan transportasi pengiriman barang-barang keperluan baksos katarak kembali ke Jakarta. Niat hati yang tulus tersebut sama seperti yang Master Cheng Yen sering katakan bahwa untuk hal yang baik, lakukan saja.
Keterangan :
Sri Hartatik, seorang ibu yang pernah menerima bantuan pengobatan dari Tzu Chi mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas sumbangsih dari semua insan Tzu Chi. Sebagai wujud syukurnya, sekarang Sri Hartatik sudah menjadi donatur tetap Tzu Chi sehingga aliran cinta kasih dapat terus berlanjut kepada orang-orang yang membutuhkan. Salah seorang pasien katarak yang telah dioperasi pada saat baksos juga menyampaikan rasa syukurnya karena telah dapat melihat kembali. Kegiatan baksos katarak yang baru pertama kali dilaksanakan di Bali pada Desember 2013 lalu merupakan sebuah kesempatan yang baik bagi siapa saja yang hendak bersumbangsih langsung kepada sesama sehingga banyak tumbuh Bodhisatwa-Bodhisatwa dunia yang baru. Phei Lyn, Komang Surati, dan Prasetyawati adalah sebagian relawan-relawan baru yang merasa tergerak hatinya sewaktu mendapat ajakan menjadi relawan di kegiatan baksos. “Di situ kita belajar bagaimana melayani dengan hati, mendampingi para pasien yang usianya sudah tua. Dan dikarenakan kita melakukannya dengan hati yang tulus, hati ini merasakan kebahagiaan,” ujar Prasetyawati.
Keterangan :
Dalam kesempatan ini, relawan Tzu Chi Bali bercerita tentang awal berdirinya Tzu Chi. Dari 30 orang ibu rumah tangga yang setiap harinya memasukkan 50 sen dari uang belanjanya ke celengan bambu dan setiap bulannya ke-30 celengan tersebut dibuka dan dana yang terkumpul digunakan untuk menolong orang yang membutuhkan. Semangat celengan bambu tetap harus kita jaga karena dengan ini, setiap orang berkesempatan untuk berbuat kebajikan setiap harinya. Master Cheng Yen juga mengatakan bahwa berdana bukanlah menjadi hak bagi orang kaya semata melainkan adalah hak dari setiap orang yang memiliki batin yang kaya. Angpau berkah dari Master Cheng Yen dibagikan oleh relawan Tzu Chi Bali kepada semua hadirin sebagai wujud syukur dan terima kasih yang paling dalam dari Master Cheng Yen kepada semua pihak yang terus mendukung Tzu Chi. Acara pemberkahan akhir tahun 2013 diakhiri dengan doa bersama, berharap semua orang bertekad: semoga hati manusia dapat tersucikan, masyarakat damai dan tenteram, dan dunia bebas dari bencana. | |||
Artikel Terkait
Internasional : Kokoh Bertahan dari Gempa
15 Maret 2010Mama Yang Kusayangi, Selamat Hari Ibu
17 Mei 2024Para Bodhisatwa Cilik membawa baskom berisi air hangat untuk membasuh tangan dan kaki ibu. Yang kemudian dilanjutkan dengan menyuapi ibu semangkuk kembang tahu sambil mengutarakan isi hati ke ibu dengan hati yang tulus.
Bingkisan Natal Untuk Anak-Anak Panti Asuhan Beth Shalom
14 Desember 2021Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang menyerahkan Kado Natal untuk anak-anak Panti Asuhan Beth Shalom dalam acara press conference film Spiderman “No Way Home”.