Pemberkahan Akhir Tahun: Menyatukan Semua Orang
Jurnalis : Yunita Margaret (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang , Teksan Luis (He Qi Utara), Rudi Darmawan (He Qi Barat)
|
| ||
Setelah melihat sekilas video tentang Tzu Chi dan mendengar sambutan dari Wen Yu Shijie, semua undangan menyaksikan Tari Kipas yang dibawakan oleh anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dilanjutkan penampilan isyarat tangan oleh anak-anak dari Sekolah Tzu Chi Indonesia, PIK, Jakarta Utara dengan judul “Lukisan Anak Kambing Bersujud”, hal ini mengingatkan kita untuk selalu berbakti kepada orang tua. Setelah itu para undangan menyaksikan video kilas balik Tzu Chi. Pada tayangan ini kita dapat mengetahui dengan sangat jelas apa saja yang telah Tzu Chi Indonesia lakukan sepanjang tahun 2013. Lalu acara dilanjutkan dengan penaburan genderang pembuka oleh beberapa staf DA AI TV dan TIMA. Suara genderang bagaikan seruan yang membangkitkan kesadaran kita untuk kembali pada sifat hakiki manusia yang murni. Setelah itu melantunkan Gatha Pembuka membuat suasana semakin khidmat dan syahdu. Dan juga penampilan isyarat tangan yang merupakan pembabaran Dharma mendalam yang sangat indah dengan tema “37 Faktor Pencapai Pencerahan”. Sharing Relawan dan Penerima Bantuan Tzu Chi
Keterangan :
Sharing dilanjutkan oleh warga Pasar Baru Lautze kelurahan Kartini yang mendapat bantuan bedah rumah pascamusibah kebakaran. “Saat rumah terbakar saya sudah putus asa benar-benar merasa tidak ada harapan tidak tahu harus bagaimana, lalu Tzu Chi datang membantu, kini rumah saya sudah bagus. Dan yang paling membuat saya terharu Tzu Chi tidak hanya membantu bedah rumah, tetapi juga selalu mendampingi kami. Ada seorang relawan yang begitu baik, bagi saya sudah seperti guru dan orang tua, selama ini menjadi panutan tapi kini ia sudah tiada,” ucap Mur terbata-bata penuh haru. Relawan yang dimaksud adalah Ameng Shixiong yang selalu bersungguh hati dalam bersumbangih. Bahkan hingga menjelang akhir hayat ia berpesan kepada istrinya untuk terus melanjutkan misi Tzu Chi. “Semua seperti mimpi, pada zaman sekarang ini masih ada yang peduli kepada orang lain, tapi ini nyata, dan saya merasakan sendiri. Saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi, Master Cheng Yen dan semua donatur,” ucap Bahar dengan semangat. Selain sharing dari penerima bantuan Tzu Chi, juga ada sharing dari Hing Kok Shixiong dan Linda Shijie yang merupakan relawan Tzu Chi. Linda Shijie telah kehilangan pendengaran sejak 3 tahun yang lalu karena tumor otak, tapi ia berhasil mengubah hambatan menjadi cinta kasih. Kini Hing Kok Shixiong menjadi telinganya dan selalu setia mendampingi. “Saya beruntung telah mengenal Tzu Chi sebelum keadaan tersebut terjadi, saya selalu membaca artikel Master Cheng Yen, sehingga kuat menghadapi musibah ini, kalau tidak mungkin saya sudah depresi dan terganggu secara psikologi,” ungkap Hing Kok Shixiong. Linda Shijie mengatakan sangat bersyukur dapat belajar di Tzu Chi. “Tahun 2010 saya bertemu Master Cheng Yen dan Master mengatakan apabila karma buruk datang hendaknya menerima dengan sukacita. Jika ada hal baik yang dapat dilakukan jalankan saja. Setiap kesempatan adalah ladang berkah, ladang pelatihan Bodhisatwa untuk meningkatkan kebijaksanaan. Kebahagiaan datang jika tidak membanding-bandingkan, tidak perhitungan dan tidak melekat. Mendengar perkataan Master saya menjadi lebih lega,” ucap Linda Shijie. Sungguh suatu kisah yang mengharukan dan mengingatkan hendaknya suami-istri saling menjaga. Kemudian acara dilanjutkan dengan pelantikan komisaris kehormatan (Rong Dong) yang merupakan donatur pembangunan sekolah dan rumah sakit Tzu Chi yang akan datang. Hardiman Tiang Shixiong yang merupakan relawan komite dan juga komisaris kehormatan (Rong Dong) yang dilantik pada acara ini mengatakan sangat bersyukur. Ia telah 9 tahun menjadi relawan sudah melihat, merasakan dan bekerja secara langsung di Tzu Chi maka begitu yakin bersumbangsih melalui Tzu Chi sesuai kemampuannya dan dana yang diberikan pasti seratus persen akan sampai kepada masyarakat yang membutuhkan serta digunakan dengan baik. “Ini juga merupakan cara belajar untuk tidak melekat, memberi dengan kerelaan hati, karena kita hidup di dunia ini tidak selamanya dan saat pergi nanti juga tidak membawa apa-apa,” ucap Hardiman Shixiong. Liu Su Mei Shijie selaku Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengucapkan gan en (terima kasih) kepada seluruh relawan Tzu Chi, pada donatur dan juga semuanya. Kemudian semua tamu mendengar pemberkahan dari Master Cheng Yen. Master berkata kita sepantasnya bersyukur dapat menikmati ketentraman dan kenyamanan juga melewati hari demi hari dengan baik tapi kita jangan sampai lalai. Sekarang ini kondisi iklim begitu tak menentu. Dengan melihat bencana kita harus segera sadar dan memetik hikmah. Tutur kata harus baik dan menghilangkan kebiasaan buruk karena dapat memicu kekacauan. Master menghimbau agar kita bervegetarian, selalu mendalami Dharma dan menjaga pikiran dengan baik, selalu di jalan yang benar. Melaksanakan sila (aturan moralitas), samadhi (konsentrasi), dan panna (kebijaksanaan). Bersyukur dan berdoa sepenuh hati, semoga cahaya harapan akan terpancar, menebarkan cinta kasih universal yang melingkupi seluruh penjuru dunia.
Keterangan :
Menyatukan Semua Orang Dalam kegiatan ini, Tzu Chi juga mengundang para relawan, donatur, dan masyarakat umum. Salah satunya adalah Yuliana yang datang bersama ibu, kakak, dan putrinya. “Ini adalah pertama kalinya saya ikut pemberkahan akhir tahun Tzu Chi, saya sangat senang dan terkesan dengan ceramah master juga sharing dari penerima bantuan,” ungkapnya. Jarak yang jauh dari Bogor ke PIK, Jakarta Utara tidak menghalangi tekad Yuliana untuk menghadiri kegiatan Tzu Chi ini. Pengunjung lainnya adalah Indah Dewi Farida, yang datang bersama suami, dan putrinya. Indah yang seorang Muslimah ini bahkan rela jauh-jauh datang dari Bekasi ke Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara untuk mengikuti kegiatan ini. Meski belum bergabung menjadi relawan, tetapi Indah sudah mengikuti Sosialisasi Calon Relawan dan beberapa kegiatan Tzu Chi. “Saya sangat tergugah, inilah yang saya rindukan dan saya cari selama ini, saya sangat kagum kepada Master Cheng Yen yang dapat menyatukan semua orang, tanpa membeda-bedakan agama ataupun suku bangsa,” ungkap Indah dengan bersemangat. Menurutnya, Master Cheng Yen adalah sosok teladan yang sangat baik. “Master melakukan apa yang diucapkan dan mengucapkan apa yang dilakukannya. Kelembutan dan ajaran master yang penuh cinta kasih sesuai dengan ajaran Islam sebagai keyakinan saya. Dunia begitu luas dan kebenaran dapat datang dari mana saja untuk dipraktikkan. Saya berharap dapat segera menjadi relawan,” ucap Indah dengan penuh antusias.
| |||
Artikel Terkait
Memberi Warna Keceriaan Imlek untuk Akong dan Amah
05 Maret 2014 para murid Kelas Budi Pekerti Tzu Shao yang dibagi berkelompok mulai berdatangan. Di aula panti, relawan mengisi acara dengan menyanyi dan menari bersama akong-amah.Para Pemberita Cinta Kasih
04 April 2011 Cinta kasih inilah yang hendak ditebarkan oleh Tzu Chi ke semua orang di seluruh dunia, dengan maksud cinta kasih akan menghilangkan semua perbedaan dan membuat dunia menjadi damai. Agar jangkauan cinta kasih Tzu Chi dapat semakin luas, maka dibutuhkan sebuah pemberitaan baik melalui media cetak maupun elektronik.Menanamkan Tata Krama Sejak Dini
12 Juli 2023Berpegang pada Kata Perenungan Master Cheng Yen, "Orang harus ada tata krama, penampilan baru bisa terlihat indah" He Qi Pusat kembali mengadakan Kelas Budi Pekerti, Minggu 9 Juli 2023.