Pemberkahan Akhir Tahun: Pembabaran Dharma Melalui Pameran Jing Si
Jurnalis : Indri ( He Qi Utara), Fotografer : Hadi Pranoto, Yusniaty (He Qi Utara), Binawan (Tangerang)Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun juga diadakan Pameran Jing Si yang dilaksanakan di Aula Jing Si, Lt. 1 (Xi She Ting), Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Pameran ini menampilkan berbagai macam produk Jing Si (makanan, buku karangan Master Cheng Yen, alat makan, dan perlengkapan relawan lainnya).
Tanpa terasa tahun 2014 telah berlalu, Yayasan Buddha Tzu Chi kembali mengelar acara Sui Mo Zu Fu (pemberkahan Akhir Tahun 2014) selama 2 hari berturut-turut dimulai dari 31 Januari 2015 sampai dengan 1 Februari 2015. Salah satu bagian dari acara tersebut adalah Pameran Jing Si yang dilaksanakan di Aula Jing Si, Lt. 1 (Xi She Ting), Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Ruangan yang cukup luas ini menampilkan berbagai macam produk Jing Si (makanan, buku karangan Master Cheng Yen, alat makan, dan perlengkapan relawan lainnya). Semua didekorasi dengan menampilkan budaya humanis Tzu Chi, dan dengan makna Dharma tersirat di dalamnya. Seusai acara pemberkahan akhir tahun yang telah digelar para peserta yang hadir diajak untuk mengunjungi pameran Jing Si ini.
Salah satu pengunjung, Jenny Shijie, nampak antusias melihat-lihat dan membeli produk makanan Jing Si. Jenny yang setelah menikah tinggal Kota Bandung, kebetulan hari itu dapat mengikuti acara pemberkahan akhir tahun karena sedang berkunjung ke Jakarta. Jodoh dengan Tzu Chi dimulai dari tahun 2008, karena Mamanya adalah salah seorang relawan Tzu Chi yang bernama Inga. Mamanya dulu sering membantu di bagian Sheng Huo Zu (pelayanan) di ITC Mangga dua, Jakarta. Sang Mama terkadang juga suka mengajaknya untuk membantu kegiatan Tzu Chi. Selain itu sang Mama juga meminta bantuannya untuk memberikan informasi kegiatan Tzu Chi, terutama kegiatan daur Ulang. Kali ini Jenny membeli makanan produk Jing Si. Saat ditanya alasanya ia mengatakan, “Saya sangat suka mi instan Jing Si karena selain bergizi juga sangat mudah membuatnya.”
Jenny (Memakai Bando), nampak antusias melihat-lihat dan membeli produk makanan Jing Si. Jenny yang tinggal di Bandung kebetulan hari itu dapat mengikuti acara pemberkahan akhir tahun karena sedang berkunjung ke Jakarta.
Tzu Chi memberikan edukasi yang baik
Hari itu saya juga berjumpa dengan sebuah keluarga yakni Rita Shijie berserta suaminya Jok Khian Shixiong. Mereka dikarunia dua orang anak. Anaknya yang pertama bernama Kyara (8) telah bersekolah di kelas 2 sekolah dasar, dan adiknya yang bernama Rayvin berusia 6 tahun bersekolah di TK B. Pemberkahan Akhir Tahun (Sui Mo Zu Fu) ini merupakan pemberkahan akhir tahun yang pertama kali diikutinya karena sebelumnya memang tidak tahu ada kegiatan ini. Rita Shijie sebenarnya sudah mengenal Tzu Chi sejak ia kuliah dulu, dimana teman-teman kuliahnya sering membicarakan Tzu Chi sebagai sebuah organisasi sosial yang banyak melakukan kebajikan untuk sesama. Rita Shijie dan suami juga telah beberapa kali mengikuti kegiatan Tzu Chi: Bedah Buku Mandarin dan Xun Fa Xiang (Menghirum Harumnya Dharma di Pagi Hari) di Jing Si Pluit. Karena memahami bahwa Tzu Chi juga memberikan edukasi yang baik, mereka mendaftakan anaknya untuk mengikuti pedidikan di Tzu Chi. Bulan Maret nanti Kyara akan masuk Kelas Budi Pekerti Tzu Chi, tetapi untuk Rayvin selanjutnya karena usianya belum mencukupi. “Saya paling suka membeli buku di Jing Si,” ujar Rita Shijie pada saya.
Berbagai pihak juga turut mendukung Jing Si, salah satunya adalah Drg. Linda Verniati Sp.Ot yang berasal dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia. Dokter yang sejak tahun 1999 bergabung dengan TIMA ini sempat menjabat sebagai Sekjen TIMA selama beberapa tahun yang lalu. Ia mengetahui dari Livia Shijie bahwa Jing Si pada pemberkahan ini mengadakan pameran, maka ia pun berinisiatif mendukung dengan mengajak rekan-rekan dari TIMA membantu. “Pada saat ingin membantu, hal yang terpikirkan adalah saya juga harus mengerti produk-produk tersebut,” ungkap drg. Linda. Apalagi profesinya sebagai dokter ia juga dituntut untuk rajin membaca. Dokter yang senang memiliki berbagai aktivitas ini juga sangat senang mengenalkan buku-buku Dharma Master Cheng Yen kepada setiap orang.
Rita berserta suaminya Jok Khian Shixiong bersama kedua anaknya datang
mengunjungi pameran Jing Si. Pemberkahan Akhir Tahun (Sui Mo Zu Fu) ini merupakan pemberkahan akhir tahun yang pertama
kali diikutinya.
Tim Medis Tzu Chi yang tergabung dalam Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia juga turut berpartisipasi menjaga stan pameran Jing Si.
Dharma dalam Produk Jing Si
Asal mula adanya produk Jing Si tidak terlepas dari adanya Dharma yang tekandung di dalamnya, yaitu 6 paramita (semangat). Paramita pertama “Kemurahan hati”. Produk yang termasuk di dalam ini adalah Nasi Jing Si. Nasi Jing Si telah menjadi bahan pangan untuk bantuan para korban bencana alam. Melalui produk ini diharapkan kita memiliki sikap murah hati terhadap sesama. Paramita yang kedua Sila (perbuatan). Produk yang termasuk di dalam ini adalah sereal Jing Si. Produk ini masih dikerjakan dengan menggunakan tenaga mesin dan manusia. Melalui produk ini Master Cheng Yen mengajarkan agar kita bekerja sambil melatih diri. Paramita yang ketiga adalah Kesabaran. Produk yang termasuk di dalam ini adalah produk daur ulang (Da Ai Teknologi dan sabun Jing Si), merupakan perpaduan antara misi pelestarian lingkungan dan misi amal. Proses pembuatan produk daur ulang ini membutuhkan kesabaran. Melalui produk ini diharapkan kita memiliki kesabaran dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupan kita.
Paramita yang keempat adalah Ketekunan. Produk yang termasuk di dalam ini adalah buku-buku terbitan Jing Si. Seperti yang kita ketahui Master Cheng Yen sejak muda sudah mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan Dharma (ajaran Buddha), tiada lelah dengan penuh semangat terus membabarkan Dharma, dan semua itu telah banyak dituangkan dalam bentuk buku-buku agar Dharma dapat masuk menyerap ke setiap orang. Paramita yang keenam Samadhi (konsentrasi). Produk yang termasuk di dalamnya adalah lilin. Lilin memiliki filosofi keteguhan dan tidak terpengaruh oleh kondisi apapun dan tetap memberikan cahaya penerang. Paramita yang terakhir adalah Kebijaksanaan, dimana melalui produk-produk buku yang diterbitkan Jing Si Master Cheng yen mengharapkan setiap orang yang telah membaca buku dan mempraktikkan Dharma dapat terus meningkat kebijaksanaannya. Dharma yang indah pada awalnya pada pertengahan dan indah pada akhirnya akan bertambah keindahannya melalui praktik nyata kita dalam kehidupan sehari-hari.