Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Bahu-Membahu Berbagi Cinta Kasih dalam Keharmonisan
Jurnalis : Agus DS (He Qi Barat 2), Metta Wulandari, Fotografer : Arimami Suryo A, Agus DS (He Qi Barat 2), Halim Kusin (He Qi Barat 1), James Yip (He Qi Barat 2), Yusniaty (He Qi Utara 1)Relawan Komite Tzu Chi yang baru saja dilantik
pada November 2019 lalu membagikan kisah inspirasi mereka kepada para staf
badan misi, relawan, donatur, dan masyarakat umum yang hadir dalam Pemberkahan
Akhir Tahun Tzu Chi 2019.
Pemberkahan Akhir Tahun 2019 di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara telah terlaksana dengan khidmat hari ini, 12 Januari 2020. Sebanyak 4.338 peserta yang terdiri dari staf badan misi, relawan, donatur, dan masyarakat umum larut dalam setiap penampilan maupun kisah yang dibawakan oleh relawan.
Mengangkat tema Ketulusan, Kebenaran, Keyakinan, dan Kesungguhan Laksana Tanah yang Subur. Cinta Kasih, Welas Asih, Sukacita, dan Keseimbangan Batin Laksana Angin yang Sejuk. Master Cheng Yen berharap semua saling memperhatikan antarsaudara yang hidup berdampingan di masyarakat dan bekerja sama karena hal itu adalah sumber keharmonisan bagi masyarakat.
“Insan Tzu Chi harus terlebih dahulu bekerja sama dengan harmonis dan tulus demi menciptakan keharmonisan masyarakat, menyucikan hati manusia, dan menyebarkan benih kasih ke seluruh dunia,” ungkap Master dalam ceramahnya.
Master juga mengimbau semua orang untuk tidak melupakan momen saat ini, juga berdoa bersama bagi Bumi.
Relawan Tzu Chi membawakan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas Bab Penutup. Penampilan mereka memukau para peserta Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019.
“Menghadapi perubahan iklim, kita semua harus lebih mawas diri dan tulus. Setiap orang harus mengembangkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan yang bagaikan tanah yang subur serta cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin yang bagaikan angin sejuk. Agar empat unsur alam selaras dan iklim senantiasa bersahabat, kita harus membangkitkan ketulusan. Semua ini dimulai dari hati manusia,” lanjut Master.
Master Cheng Yen menjelaskan bahwa ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan adalah landasan bagi manusia. Sudah seharusnya manusia memiliki landasan untuk berpijak dan menapakkan setiap langkah dengan mantap. “Langkah kaki kanan berarti menciptakan berkah di dunia. Langkah kaki kiri berarti menumbuhkan jiwa kebijaksanaan,” lengkap Master Cheng Yen.
Mantap Berbuat Kebajikan
Dengan memiliki landasan yang mantap untuk berpijak, relawan Tzu Chi bergerak setiap saat untuk berbagi cinta kasih. Seperti yang tengah dilakukan oleh para relawan Tzu Chi Indonesia saat ini dalam proyek pembangunan hunian tetap (Huntap) – Perumahan Cinta Kasih Tadulako dan Pombewe di Palu dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Di hadapan donatur dan masyarakat yang hadir dalam pemberkahan, video mengenai perkembangan pembangunan perumahan tersebut ditampilkan dengan apik dan jelas bahwa, nantinya akan berdiri 1.500 unit rumah di Palu dan 1.000 unit rumah di Sigi. Setiap rumah memiliki tanah seluas 150 meter persegi dan bangunan barukuran 36 meter persegi. Lingkungan perumahan juga akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung, yakni: klinik, rumah ibadah, sekolah, gedung olahraga, pusat ekonomi masyarakat.
Hari ini (12/1/20), di Palu juga tengah berlangsung serah terima 250 unit rumah untuk masyarakat. Sementara itu, penyerahan unit rumah akan dilakukan secara bertahap. Rencananya sebelum Hari Raya Idul Fitri 2020, sebanyak 1.500 unit rumah di Palu sudah selesai dibangun dan dapat dihuni oleh masyarakat.
Di hadapan donatur dan masyarakat yang hadir dalam pemberkahan, video mengenai perkembangan pembangunan perumahan tersebut ditampilkan dengan apik dan jelas bahwa, nantinya akan berdiri 1.500 unit rumah di Palu dan 1.000 unit rumah di Sigi.
Dengan landasan dan langkah yang mantap tersebut, kehadiran relawan diharapkan bisa menenteramkan raga, menenteramkan jiwa, dan memulihkan kehidupan warga Palu dan Sigi.
Dalam ceramah Master Cheng Yen lainnya, Master mengungkapkan satu hal: “Di mana pun terjadi bencana di Indonesia, relawan Tzu Chi Indonesia akan pergi ke pulau itu dan TNI AU akan mengangkut barang bantuan dengan pesawat. Untuk barang bantuan bencana yang harus dikirim melalui laut, akan dibantu oleh TNI AL. Untuk bantuan bencana melalui darat, akan dibantu oleh TNI AD, dan lainnya. Tzu Chi selalu bekerja sama dengan pihak TNI.”
Sehingga Master berkata, “Relawan Tzu Chi memiliki satu kekuatan lebih dalam menjalankan misi Tzu Chi karena bisa bersinergi dengan pemerintah. Relawan Tzu Chi Indonesia berusaha untuk menyucikan hati manusia dan membuat masyarakat harmonis agar negara bisa damai dan makmur. Berhubung mereka telah berkontribusi bagi masyarakat, maka semangat Tzu Chi dapat tersebar di negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam itu.”
Barisan relawan bersiap membagikan lilin serta Angpao Berkah dan Kebijaksanaan. Angpao tersebut merupakan angpao dari Master Cheng Yen yang merupakan hasil dari royalti buku-buku Master Cheng Yen.
Terus Menyemai Benih Cinta Kasih
Mewakili Master Cheng Yen dan Tzu Chi Indonesia, pada kesempatan ini, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Franky O. Widjaja membungkukkan badan untuk menyampaikan terima kasih kepada staf badan misi, relawan, donatur, maupun masyarakat umum. Cinta kasih serta dukungan yang besar telah mereka berikan sepanjang perjalanan Tzu Chi Indonesia. Seperti kata Master Cheng Yen, kebhinnekaan dan keterbukaan masyarakat membuat semangat Tzu Chi dapat mudah diterima dan tersebar di Indonesia.
“Tzu Chi bisa ada sampai hari ini, saya betul-betul sangat terima kasih, gan en kepada Master Cheng Yen, seluruh shixiong shijie, dan bapak ibu semua yang telah memberikan cinta kasihnya,” ungkap Franky.
Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Franky O. Widjaja dalam pesan cinta kasihnya mengingatkan setiap orang untuk terus menyebarkan dan menjadi bibit cinta kasih bagi sesama dan lingkungan sekitar.
Dalam pesan cinta kasihnya pula, Franky mengulas beberapa kejadian yang menggemparkan terjadi di dunia belakangan ini. Kebakaran di Australia, Siberia, maupun California yang menghanguskan kurang lebih 10 juta hektar lahan. Maupun banjir yang baru saja melanda Jakarta dan sekitarnya. Relawan Tzu Chi di mana pun berada, bergerak sebisa mungkin untuk membantu mereka yang terdampak bencana. Seperti bantuan banjir yang telah disalurkan oleh para relawan Tzu Chi sejak 2 Januari 2020 di berbagai wilayah Jabodetabek.
Belum lagi untuk menghadapi masa depan yang penuh kecanggihan teknologi, yang seakan membuat dunia berputar lebih cepat tanpa campur tangan manusia. Mungkin nantinya manusia tidak berbicara lagi dengan manusia, melainkan dengan mesin.
“Dengan kecanggihan teknologi masa depan, kita pun harus mentransfer cinta kasih kita lebih besar pula. Seperti yang Master Cheng Yen katakan bahwa, benih-benih cinta kasih dari kita semua lah yang membuat suatu tempat itu menjadi aman, nyaman, dan terhindar dari bencana. Semoga demikian adanya,” harap Franky.
Ribuan staf badan misi, relawan, donatur, dan masyarakat umum memanjatkan doa dengan khidmat agar dunia bebas dari bencana.
Tahun Demi Tahun Bersama Tzu Chi
Melihat berbagai perkembangan Tzu Chi dari tahun ke tahun yang terus konsisten dan semakin berkembang, Yanti, seorang peserta turut merasakan haru dan bersukacita. Ia yang tinggal cukup jauh di daerah Curug Tangerang, bersama ke 2 anak dan keluarga adiknya datang untuk mengikuti acara PAT 2019 ini karena terkesan dengan Dharma Master Cheng Yen. Tahun ini merupakan tahun ke empatnya hadir dalam pemberkahan.
Walaupun belum bergabung dan terjun langsung menjadi relawan, ia tak pernah tertinggal untuk mendengarkan ceramah Master Cheng Yen di program Lentera Kehidupan DAAI TV. Ibu dua anak ini juga mengungkapkan kesannya ketika hadir pada Pemberkahan Akhir Tahun 2017, dimana saat itu ditampilkan tentang Drama Sutra Bakti Seorang Anak. “Saya dan anak-anak saya sampai menangis saat menyaksikan acara tersebut,” ucapnya. Hal itulah yang menjadi keinginan Yanti agar ke depannya dia dapat terus belajar dan suatu saat nanti dapat terjun langsung sebagai relawan Tzu Chi.
Yanti (kiri), seorang peserta turut merasakan haru dan bersukacita atas apa yang telah Tzu Chi lakukan. Berbagai hal yang dilakukan Tzu Chi pada 2019 telah ditampilkan melalui foto dan video yang dibagikan dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi.
Berbeda dengan Yanti, drg. Delidanti telah 15 tahun bekerja sebagai dokter gigi di Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi. Lebih dari sepuluh kali pula ia sudah mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi. Walaupun begitu, kesannya mengikuti pemberkahan selalu mendalam karena berbagai kisah inspiratif selalu tercipta di dunia Tzu Chi.
Dokter Deli, yang juga merupakan seorang Manajer Penunjang Klinis di RSCK Tzu Chi ini dulunya bergabung menjadi relawan karena baksos kesehatan umum dan gigi Tzu Chi. “Baksos yang diadakan Tzu Chi sangat rapi dan teratur. Relawan penuh perhatian, baik kepada pasien yang ingin mendapatkan pengobatan, maupun kepada sesama relawan dan dokter-dokter yang saat itu sedang membantu mengobati para pasien,” ceritanya. Hal itulah yang membuat drg. Deli tertarik pada Tzu Chi dan bergabung di RSCK pada 2003.
Setiap Pemberkahan Akhir Tahun yang ia ikuti, drg. Delidanti (tengah, belakang) selalu mempunyai kesan yang mendalam karena berbagai kisah inspiratif selalu tercipta di dunia Tzu Chi.
Dari tahun ke tahun, harapan drg. Deli untuk Tzu Chi dan dirinya pribadi masih sama, yakni dapat terus bersumbangsih dan berkontribusi dalam kegiatan sosial masyarakat dan menjadi lebih baik dalam melakukan kebajikan.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Menggenggam Jalinan Jodoh dengan Para Penerima Bantuan
16 Desember 2019Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi mengadakan kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun 2019 bagi penerima bantuan Tzu Chi Minggu, 8 Desember 2019. Kegiatan dihadiri sekitar 30 orang penerima bantuan beserta keluarga yang mendampinginya.
Jangan Lupakan Tahun itu, Orang yang Ada Saat Itu, Dan Tekad Saat Itu
15 Januari 2020November 2019, sebanyak 117 relawan Tzu Chi Indonesia telah dilantik oleh Master Cheng Yen untuk menjadi komite di Tzu Chi Taiwan, 55 di antaranya merupakan relawan yang berasal dari Jakarta. Beberapa dari mereka membagikan kisahnya di Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019.
Keluarga-Keluarga Bahagia di Tzu Chi
15 Januari 2020Sharing pengalaman dan kesan mendalam yang dirasakan beberapa pasangan relawan di acara Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019. Semenjak bergabung menjadi satu keluarga dalam Tzu Chi, mereka mengalami banyak perubahan yang baik dan mendalam.