Pemberkahan Akhir Tahun Yayasan Buddha Tzu Chi Medan
Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Ryanto Budiputra, Hasan Tiopan, Lukman, Lily Hermanto (Tzu Chi Medan)Sebanyak 55 relawan mengadakan pementasan adaptasi "Sutra Makna Tanpa Batas" (Ananta Nirdesa Sutra) Bab "Sepuluh Pahala Kebajikan".
Pemberkahan Akhir Tahun merupakan wujud apresiasi Yayasan Buddha
Tzu Chi kepada para relawan, donatur dan masyarakat umum atas cinta kasihnya
dalam mendukung misi-misi Tzu Chi. Minggu,
21 Januari 2018, Tzu Chi Medan mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun yang bertempat
di Tiara Convention Centre, Medan. Pemberkahan Akhir Tahun ini turut dihadiri
Wakil Gubernur Sumatera Utara, Nurhajizah
Marpaung,
sebanyak 26 pemuka agama dan
tokoh masyarakat, serta
dihadiri 1.250 tamu undangan.
Tema Acara Pemberkahan Akhir Tahun kali ini adalah “Berpadu
dalam cinta kasih untuk mewujudkan dunia yang penuh kasih sayang. Selangkah
demi selangkah membentangkan jalan untuk melindungi bumi. Berpadu dalam cinta
kasih untuk mewujudkan dunia yang penuh kasih sayang”. Ketua Tzu Chi Medan,
Mujianto
mengatakan, dengan menghimpun
kekuatan cinta kasih dari setiap orang, akan bisa mengurai berbagai ketidakharmonisan
di antara sesama.
“Jadi setiap orang hendaknya ikut memikul tanggung jawab,
sama-sama menyumbangkan cinta kasih yang tulus dengan berkontribusi kepada
masyarakat dan bumi ini.
Setapak demi setapak membentangkan cinta kasih
ke setiap pelosok guna menghimpun niat kebajikan dari semua orang agar bumi ini
terselamatkan dan manusia terbebas dari bencana,” tutur Ketua Tzu Chi Medan,
Mujianto.
Sebanyak 14 relawan beserta 33 muda-mudi Tzu Chi Medan mempersembahkan
pementasan Zhong
Gu (genta dan genderang).
Suara Li Gu (genderang besar) menggema membahana ke seluruh ruangan
membawakan 12 ikrar agung Guru Tathagata yaitu setiap ikrar
berharap agar semua makhluk hidup bebas dari penderitaan jasmani dan mendapatkan
ketenangan rohani.
Sebelum acara dimulai, para tamu undangan yang datang bisa menyaksikan penulisan kaligrafi Cina oleh Wu Wen Ik, Hong Pao Guo yang dipadu dengan seni melukis oleh Endra Kong seorang pelukis dan perupa dari Silau Laut Asahan.
Pemberkahan Akhir Tahun ini turut dihadiri Wakil Gubernur Sumatera Utara, Nurhajizah Marpaung, sebanyak 26 pemuka agama dan tokoh masyarakat, serta dihadiri 1.250 tamu undangan.
Salah satu relawan yang ikut dalam pementasan Zhong Gu adalah seorang
dokter TIMA, Dr Leo Hartono (74) yang sudah 16
tahun ikut bersumbangsih di
Tzu Chi Medan. Ketika diajak untuk ikut pementasan Zhong Gu, beliau tertarik karena kedua belas ikrar agung ini sesuai
dengan profesinya sebagai dokter. Saat
latihan dan beberapa hari menjelang acara, Dr Leo harus membawa istrinya yang juga relawan komite,
Wong Poh Joek ke
Singapura
untuk
operasi akibat syaraf tulang belakang terjepit.
“Ketika dokter mengatakan isteri saya harus menjalankan operasi,
saya sudah beritahukan ke Sylvia selaku koordinator team Zhong Gu bahwa saya tidak bisa ikut pementasan. Namun
ternyata sebelum operasi, istri saya harus menjalani beberapa pemeriksaan kesehatan
dan dokter mengatakan bahwa operasi akan dilakukan pada Kamis 25 Januari 2018. Bagaikan
mendapat sebuah kekuatan baru, saya kemudian kembali ke Medan dan akhirnya bisa
ikut pementasan 12 Ikrar Agung Guru Tathagata,” kata Dr Leo Hartono.”
Team Zhong Gu sendiri sangat mendukung Dr Leo Hartono ikut pementasan. Mereka memberikan latihan khusus kepada Dr Leo. Dan
sebelum pementasan, semua team Zhong Gu
berdoa agar pementasan ini juga sebagai doa untuk isteri dokter agar kuat dalam
menjalani operasi dan semoga operasi berjalan dengan lancar. Ketika
ditanya bagaimana perasaan Dr Leo sebagai tim
Zhong Gu, beliau dengan semangat menjawab, “Ketika
lonceng dipukul, hati kita pun ikut
bergetar, mengingatkan kepada kita akan pesan Master dalam menyebarkan Dharma
dan menjalankan ajaranNya,” jawabnya.
Agar para tamu undangan mengetahui apa yang
telah dilakukan oleh insan Tzu Chi di Indonesia dan dunia internasional
selama setahun lalu,
ditayangkanlah
video “Napak Tilas Tzu Chi Internasional 2017” dan video “Napak Tilas Tzu Chi
Medan 2017”. Para
tamu undangan pun menyaksikan bagaimana setiap kali terjadi bencana, insan Tzu
Chi selalu melangkah paling depan dan melakukan pendampingan hingga akhir. Lalu bagaimana setiap insan Tzu Chi sepenuh hati melakukan survei,
bakti sosial pembagian beras, bakti sosial pengobatan, santunan hidup,
pendampingan dan penghiburan kepada mereka yang membutuhkan, serta
kegiatan-kegiatan lainnya.
Dr Leo Hartono sangat bahagia dapat bergabung dalam pementasan Zhong Gu.
Afid, seorang Gan En Hu berbagi kisahnya ditemani sang nenek.
Selain Zhong Gu, relawan
juga tidak ketinggalan melakukan pementasan adaptasi Sutra untuk mendoakan
semua makhluk di dunia ini. Bagian Sutra yang dipentaskan kali ini adalah
“Sutra Makna Tanpa Batas” (Ananta Nirdesa Sutra) Bab “Sepuluh Pahala Kebajikan” yang
dibawakan oleh 55 orang relawan.
Dalam Kesempatan ini juga, Tzu Chi Medan mengundang Gan En Hu yang
selama ini dibantu Tzu Chi
untuk sharing bagaimana selama ini
para relawan melakukan pendampingan. Hadir
di atas panggung, Afid, siswa kelas 6 SD yg tinggal bersama kakek neneknya karena ibunya merupakan orang
tua tunggal yang harus bekerja di kota Bogor untuk menghidupi keluarganya.
Afid mengalami nasib naas disenggol truk yang mengakibatkan patah tulang
dan retak di kaki sebelah kiri. Karena
faktor biaya, akhirnya meminta bantuan ke Tzu Chi.
Sekarang Afid sudah bisa berdiri di panggung ditemani neneknya
walaupun masih dengan bantuan tongkat. Dengan berlinang air mata nenek Afid
mengungkapkan perasaannya. “Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Yayasan
Buddha Tzu Chi dan juga kepada relawan yang sudah membantu dan mendampingi Afid
sehingga sekarang bisa berdiri di sini dan semoga ke depannya Afid bisa berjalan
dengan normal kembali,” harap sang nenek.
Lain halnya dengan Radit, bocah enam tahun yang menderita
penyakit paru-paru TB kelenjar. Setelah minum obat selama dua bulan, orang tua
Radit yang bermata pencaharian sebagai tukang becak tidak sanggup membiayai
pengobatannya lagi. Radit
semakin hari semakin lemas dan akhirnya koma tak sadarkan diri dibawa ke rumah
sakit dan akhirnya dibantu Tzu Chi.
Para tamu undangan menerima angpau.
Sebelum acara berakhir, seluruh hadirin dengan cahaya pelita di kedua telapak tangannya bersama-sama menyanyikan lagu “Berdoa”.
“Saya sangat berterima kasih kepada semua relawan dan juga
terima kasih kepada Master Cheng Yen yang telah mendirikan yayasan ini. Karena
bantuan Tzu Chi ini pulalah anak saya sekarang sudah kembali,” kata Ibunda Radit dengan berlinang air mata.
Setelah menyaksikan acara demi acara dan setelah mendengarkan
kisah-kisah para penerima bantuan, Wakil Gubernur Sumatera Utara Nurhajizah
Marpaung mengaku
sangat terharu.
“Hari ini kita semua berkumpul di acara Pemberkahan Akhir Tahun
Yayasan Buddha Tzu Chi. Dengan
melihat semua acara hari ini saya sangat terharu. Dan mewakili Bapak
Gubernur Sumatera Utara, saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha
Tzu Chi yang telah melakukan misi kemanusiaan bukan hanya di Sumatera Utara
tetapi juga di seluruh dunia. Semoga ke depannya
bantuan kemanusiaan ini sampai ke seluruh pelosok. Tuhan memberkati karena ada
yayasan yang begitu peduli di dalam membantu sesama manusia,” kata Wakil Gubernur Sumatera Utara Nurhajizah Marpaung.
Setelah kata-kata pemberkatan dari Master Cheng Yen, tibalah
waktu yang ditunggu-tunggu yaitu pembagian angpau
dari Master Cheng Yen. Setiap tahunnya, Master Cheng Yen mempergunakan royalti
dari buku-bukunya untuk membuat angpau
sebagai ungkapan terima kasih kepada para donatur dan relawan. Sekali pun rancangan
angpau ini berbeda setiap tahunnya, tetapi maksud hati yang terkandung di
dalamnya tidak pernah berubah, berharap setiap orang yang menerimanya dapat
merasakan pemberkatan dari Master Cheng Yen.
Dalam angpau tahun
ini, secara khusus ditambahkan kata perenungan Master Cheng Yen
dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa
Inggris.
Di mana angpau
yang diterima setiap orangnya mungkin kata perenungannya berbeda-beda.
Sebelum acara berakhir, seluruh hadirin dengan cahaya
pelita di kedua telapak tangannya bersama-sama menyanyikan lagu “Berdoa”,
berharap niat kebajikan dan pemberkatan dalam batin setiap orang dapat
mendatangkan berkah keselamatan bagi seluruh dunia. Pada
saat bersamaan juga memohon berkah keselamatan bagi keluarga masing-masing.
Semoga hati manusia tersucikan, masyarakat damai sejahtera dan dunia terbebas
dari bencana.
Artikel Terkait
Syukuran Akhir Tahun Menyongsong Tahun Yang Baru
11 Januari 2018Pemberkahan Akhir Tahun 2017 untuk Gan En Hu
18 Januari 2018Pemberkahan Akhir Tahun Yayasan Buddha Tzu Chi Medan
24 Januari 2018Pemberkahan Akhir Tahun merupakan wujud apresiasi Yayasan Buddha Tzu Chi kepada para relawan, donatur dan masyarakat umum atas cinta kasihnya dalam mendukung misi-misi Tzu Chi. Minggu, 21 Januari 2018, Tzu Chi Medan mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun yang bertempat di Tiara Convention Centre, Medan.