Pemberkahan Awal Tahun 2017: Berbaktilah, Jangan Menunda

Jurnalis : Yunita (He Qi Utara 2) , Fotografer : Yusniaty (He Qi Utara 1), Joe Suati (He Qi Utara 2), Arimami SA

doc tzu chi

Drama berjudul Budi Luhur Orang Tua Seluas Samudra dipentaskan dalam kegiatan Pemberkahan Awal Tahun di Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk Jakarta, pada Minggu, 12 Februari 2017.

Drama musikal berjudul “Budi Luhur Orang Tua Seluas Samudra” yang ditampilkan dalam Pemberkahan Awal Tahun 2017 di Tzu Chi Center meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Banyak peserta tak kuasa menahan rasa haru. Seperti Yesi yang datang bersama sang suami, Yanto. Kondisinya saat ini yang tengah mengandung, membuatnya lebih dapat memahami perasaan orang tua.

“Melihat kisah kehidupan manusia sejak kecil hingga dewasa lalu berkeluarga, mengingatkan tentang diri saya sendiri. Ibu saya sudah meninggal dan ayah saya kini berusia 75 tahun dan tinggal di Riau. Seminggu sekali saya menelepon ayah,” ungkap Yesi.

Dari drama itu, Yesi berharap dapat lebih berbakti kepada sang ayah. Ia pun berencana mengajak sang ayah untuk tinggal bersamanya di Jakarta.

Ibu dari Kevin sangat merindukan anaknya. Ayah dari Kevin pun berusaha menenangkan hatinya.

doc tzu chi

Kevin dan istrinya begitu menyesal. Keduanya meminta maaf kepada sang ayah.

Drama berjudul Budi Luhur Orang Tua Seluas Samudra berkisah tentang kasih sayang orangtua Kevin yang mendidiknya dengan penuh kasih. Kevin sebenarnya adalah anak yang baik dan pintar. Namun sebagai remaja di kota besar, Kevin juga bersinggungan dengan teman-teman dengan pergaulan yang kurang baik. Kevin pernah dikroyok teman-temannya dan membuat kedua orangtuanya begitu khawatir. Kasih sayang orangtuanya kembali membimbing Kevin untuk lebih baik dalam bergaul, baik saat di sekolah ataupun usai jam sekolah.

Singkat cerita, Kevin pun menikah dan dikaruniai dua orang anak. Karir Kevin terus meroket hingga ia duduk dalam jabatan direktur. Ia pun dipercaya oleh perusahaan tempat ia bekerja memegang tanggung jawab mengawasi kantor cabang di Surabaya. Sebenarnya sang Ibu dengan berat hati mengizinkan kepindahan Kevin beserta istri dan dua anaknya ke Surabaya. Sang ibu tak bisa membayangkan betapa berat rasa rindu yang akan ia tanggung jika berjauhan dengan anak semata wayangnya juga menantu dan kedua cucu kesayangannya.

Namun bagi orangtua, kebahagiaan anak adalah segalanya. Kevin pun pindah ke Surabaya dengan seabrek kesibukan yang menyita perhatian dan waktunya. Ia pun makin jarang memberi kabar kepada orangtuanya. Pernah suatu kali, sang ibu yang sedang sakit merasa nelangsa karena sang anak seolah melupakannya. Sang ayah mencoba menelponnya untuk sekedar menanyakan kabar, namun Kevin sedang terburu-buru karena akan mengadakan rapat.

Sampai suatu ketika kabar duka pun datang. Sang ibu meninggal dunia. Bagai petir menyambar, Kevin terkesiap menghadapi kenyataan tersebut. Ia sungguh menyesali sikapnya selama ini. Ia meminta maaf kepada sang ayah. Ia pun bertobat dan berjanji untuk sebaik-baiknya berbakti kepada sang ayah. 

Yesi yang datang bersama sang suaminya, Yanto mengaku sangat terharu dengan akhir cerita drama.


Keluarga Verry juga larut dalam alur cerita drama.

Pengunjung atau peserta lain yang mendapat pelajaran berharga dari drama tersebut adalah Verry. Verry datang bersama orang tua, istri, anak, mertua dan saudara lainnya.

“Ceritanya bagus banget, harus disosialisasikan kepada lebih banyak orang. Berbakti tidak boleh ditunda”, ucap Verry.

Selama ini Verry mengaku selalu berusaha menjadi anak yang baik. Namun setelah mengikuti Pemberkahan Awal Tahun Tzu Chi ini, ia seperti diingatkan untuk berbakti dengan cara yang paling baik yaitu mengajak orang tua berbuat kebajikan. “Ke depan saya sebisa mungkin lebih sering menemani orang tua, mengajak orang tua berbuat kebajikan. Kalau bisa sering-sering kumpul ikut kegiatan Tzu Chi”, ucap Verry.

Tak hanya itu Verry yang sudah lima tahun bervegetarian juga berharap dapat mengajak orang tuanya turut bervegetarian agar lebih sehat.

Tak hanya pengunjung umum, relawan pun datang membawa keluarga, salah satunya Rusni. Ia sudah menonton drama musikal pada sesi internal di hari sebelumnya dan sangat tersentuh. Maka di sesi umum Rusni turut mengajak sang suami, Eric dan ketiga anaknya yaitu Yesica, Violin dan Brandon.

Keluarga Rusni mendapatakan pelajaran berharga dari drama. Anak-anaknya juga bertekad untuk lebih berbakti lagi.

Rusni berharap anaknya dapat menjadi anak yang berbakti, juga memahami perasaan orang tua yang selalu mengkhawatirkan anaknya. Rusni juga memberi teladan kepada anaknya. Orang tua Rusni sudah meninggal tapi ia selalu ingat untuk berbakti dengan cara menjaga nama baik keluarga dan selalu berbuat kebajikan yang disertai doa atau pelimpahan jasa untuk orang tuanya. Rusni juga menganggap mertua seperti orang tuanya sendiri.

“Kalau mertua sedang menasehati ya didengarkan. Walau beda pendapat tapi saya menghargai. Lalu setelah suasana hati mertua baik baru saya jelaskan pendapat saya”, ucap Rusni.

Sikap bakti Rusni menjadi contoh bagi anak-anaknya. “Dari drama ini saya belajar kita harus berbakti kepada orang tua sebelum terlambat”, ucap Violin, anak kedua Rusni.

Wujud bakti Violin di antaranya dengan membantu sang ibu melakukan pekerjaan rumah, seperti mencuci piring, memanaskan sayur, merapikan baju. “Kalau mama atau papa kurang sehat saya bawakan obat dan air hangat”, tambah Violin.

Rusni sekeluarga bersyukur dapat mengikuti acara pemberkahan awal Tahun Tzu Chi. Dari drama musikal Tzu Chi, ia seolah diingatkan bahwa ada dua hal yang tidak bisa ditunda, yaitu berbakti dan berbuat kebajikan.


Artikel Terkait

Pemberkahan Awal Tahun 2017: Drama Musikal yang Menggetarkan

Pemberkahan Awal Tahun 2017: Drama Musikal yang Menggetarkan

13 Februari 2017

Minggu pagi tanggal 12 Febuari 2017, Ruang Jiang Jing Tang lantai 4, Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara penuh oleh relawan dan masyarakat umum yang hadir untuk mengikuti acara Pemberkahan Awal Tahun 2017 yang bertajuk “Budi Luhur Orang Tua Seluas Samudra”.

Pemberkahan Akhir Tahun 2016 di Tanjungpinang: Bersyukur Setiap Saat

Pemberkahan Akhir Tahun 2016 di Tanjungpinang: Bersyukur Setiap Saat

10 Februari 2017

Pemberkahan Akhir Tahun yang digelar Relawan Tzu Chi Batam bersama relawan Tzu Chi Tanjungpinang berlangsung khidmat dan penuh makna. Para relawan dan juga warga yang hadir tak lupa membawa celengan bambu mereka yang sudah terisi untuk bersumbangsih.

Pemberkahan Akhir Tahun: Berpadu Dalam Cinta Kasih

Pemberkahan Akhir Tahun: Berpadu Dalam Cinta Kasih

25 Januari 2018
Setelah menyelenggarakan acara Pemberkahan Akhir Tahun untuk sesi internal komunitas di Aula Jing Si Batam, relawan Tzu Chi Batam melanjutkan kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun untuk sesi umum, tepatnya pada tanggal 21 Januari 2018 dan dihadiri oleh 1.069 orang.
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -