Pemberkahan Awal Tahun 2017: Lebih Berbakti, Lebih Bersumbangsih
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Arimami Suryo APemberkahan Awal Tahun 2017 bagi masyarakat umum digelar pada Minggu, 12 Februari 2017. Karena jumlah peserta yang begitu banyak, pemberkahan dibagi dalam dua sesi dengan total peserta 4.220 orang.
Tabuhan tambur menggema, membuka Pemberkahan Awal Tahun 2017. Ribuan peserta dari masyarakat umum dan relawan yang memadati Aula Jing Si, Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk Jakarta terbawa keindahan bunyi yang rancak nan membahana. Para pengurus dan guru Sekolah Tzu Chi Indonesia dan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng menampilkannya sebagai penanda perjalanan Tzu Chi internasional yang telah menginjak 50 tahun.
Kegiatan pemberkahan digelar tiap tahun sebagai wujud terima kasih Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia atas sumbangsih semua donatur dan relawan. Karena itu melalui tayangan video, Tzu Chi juga memaparkan apa saja yang sudah Tzu Chi kerjakan selama satu tahun ini. Kali ini, pemberkahan mengangkat dua tema, yakni 50 tahun perjalanan Tzu Chi internasional dan tentang budi luhur orangtua seluas samudera.
Chia Wen Yu, Relawan Komite Tzu Chi sekaligus koordinator kegiatan ini mengatakan, Tzu Chi yang telah melewati tahun ke-50 akan terus bekerja keras agar lebih banyak orang yang dapat terbantu.
“Lima puluh tahun yang akan datang bagaimana kita mesti lebih lagi memberikan perhatian kepada masyarakat. Itu harapan saya, bagaimana menebarkan benih-benih cinta kasih. Semua orang ada kasih. Berilah perhatian kepada masyarakat yang kurang mampu atau yang perlu kita perhatikan,” ujarnya.
Kevin (tengah) begitu menyesal telah menyiakan kesempatan berbakti kepada orangtuanya. Drama ini dimainkan dengan apik di antaranya oleh para relawan dan murid Tzu Chi School.
Denna Haryanto (61) dan anaknya Vera Hidayat (35) berlinangan air mata saat menyaksikan drama. Keduanya mengambil pelajaran penting bahwa keluarga adalah prioritas utama.
Sementara itu budi luhur orangtua dituangkan dalam sebuah drama. Kevin, sang tokoh utama, merupakan seorang karyawan sukses. Kesibukan begitu melenakannya dari kewajiban berbakti kepada orangtua. Kevin tak sempat mencurahkan perhatian dan waktunya di hari-hari terakhir sang ibu. Penyesalan hanya tinggal penyesalan. Kini Kevin bertekad untuk mencurahkan perhatian bagi sang ayah agar tak menyesal untuk yang kedua kalinya.
Di bangku penonton, Denna Haryanto (61) dan anaknya Vera Hidayat (35) berlinangan air mata. Denna pun memeluk sang putri tercinta. Bagi Denna, drama tersebut mengingatkan agar sebagai seorang anak jangan sampai tak menggunakan waktu dan kesempatan untuk berbakti kepada orangtua.
“Ketika kita bisa berbakti, berbaktilah kepada orangtua. Sebanyak mungkin, dalam bentuk apapun. Jangan dilupakan orangtua yang sudah melahirkan. Syukurlah selama ini anak-anak saya sangat berbakti,” ujarnya.
Vera tersenyum haru mendengar ucapan sang ibu. Ia pun bertekad akan lebih berbakti lagi kepada orangtuanya agar tak timbul penyesalan di masa mendatang.
“Drama ini mengingatkan saya bahwa hidup manusia itu tidak kekal. Apalagi nenek saya juga baru meninggal 50 hari yang lalu. Saya ingat pengorbanannya hingga beliau tua, sampai 88 tahun. Nenek ingin agar keluarganya, generasi penerusnya terus rukun, damai, saling mengasihi,” kata Vera.
Sedih, haru dan rindu dirasakan Solihin Maulana (60) dan Ashary Nalasetya (59) di bangku penonton. Kakak beradik ini teringat dengan sang ayah yang telah meninggal dunia.
Asary mewakili sang ibu yang dilantik menjadi seorang komisaris kehormatan Tzu Chi. Sementara adiknya, Solihin mewakili sang ayah, almarhum Joky Nalasetya.
Wujud berbakti kepada orangtua juga ditunjukkan Solihin Maulana (60) dan Ashary Nalasetya (59). Kakak beradik ini datang ke Pemberkahan Awal Tahun untuk mewakili almarhum ayahnya Joky Nalasetya dan ibunya Lanny Tanuwijaya yang dilantik sebagai komisaris kehormatan Tzu Chi (Rong dong). Sang ayah yang telah meninggal pada Mei 2016 lalu sudah berniat untuk bersumbangsih dan menjadi seorang komisaris kehormatan Tzu Chi. Sementara sang ibu tidak bisa hadir karena sakit. Kakak beradik ini merasa lega telah menunaikan amanat orangtuanya.
“Kita sudah melaksanakan amanat, keinginan orang tua. Belum lama mama juga sudah sempat bertemu dengan Master Cheng Yen. Tadinya tidak bertemu, tapi saat mau pulang, diperpanjang lagi dua hari akhirnya bertemu juga. Mama usianya sekarang sudah 84, sedangkan papa meninggal di usia 90 lebih,” kata Ashary Nalasetya.
Ashary menambahkan, kedua orang tuanya berharap Tzu Chi Indonesia bisa terus berkembang untuk kemanusiaan.
Menyaksikan para penonton begitu terharu dengan pesan moral dari drama, Chia Wen Yu merasa sangat bersyukur. Relawan Komite Tzu Chi sekaligus koordinator kegiatan ini menilai pesan yang ingin Tzu Chi sampaikan dalam Pemberkahan Awal Tahun ini telah sampai dengan baik.
"Pemain terharu, tapi penonton juga sangat terharu. Apalagi juga ada lagu berjudul Apabila Kamu Tua. Wah saya lihat banyak yang terharu. Kita juga apresiasi banyak relawan Tzu Chi yang mempunyai keluarga yang sangat bahagia. Kita menghimbau yang belum berbakti ya berbaktilah karena masyarakat makin lama makin sibuk termasuk diri kita sendiri, baik sibuk sekolah, sibuk cari uang,” ujarnya.
Artikel Terkait
Bersukacita Dalam Pemberkahan Awal Tahun
02 Maret 2020Menutup tahun yang lama dengan rasa syukur dan menyambut tahun yang baru dengan tekad dan harapan yang baru. Insan Tzu Chi Tebing Tinggi kembali mengadakan acara Pemberkahan Awal Tahun pada hari Minggu, 20 Februari 2020 di Kantor Penghubung Tzu Chi Tebing Tinggi.
Pemberkahan Awal Tahun 2017: Bersuka Cita Memupuk Berkah
13 Februari 2017Pemberkahan Awal Tahun 2017 yang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2017 diikuti ribuan masyarakat umum. Kegiatan diadakan di Aula Jing Si lantai 4, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Acara yang diikuti ribuan orang bisa berjalan lancar tentu karena adanya koordinasi banyak insan yang terlibat dalam segala bidang.