Pemberkahan Awal Tahun 2021: Diselenggarakan Secara Virtual, Esensi Pemberkahan Tak Luntur
Jurnalis : Metta Wulandari, Dok. Tzu Chi Indonesia, Fotografer : Dok. Tzu Chi Indonesia, Dok. PribadiPemberkahan Awal Tahun 2021 yang diadakan oleh Tzu Chi Indonesia tahun ini digelar sangat berbeda karena pandemi Covid-19 belum juga usai. Walaupun begitu, esensi dari pemberkahan tidaklah berkurang.
Jika menilik sejarah, Pemberkahan Awal Tahun berawal sejak tahun 1969. Saat itu, Tzu Chi Taiwan pertama kali mengadakan pembagian bantuan musim dingin sebelum tahun baru Imlek tiba. Bantuan tersebut diperuntukkan kepada penerima bantuan Tzu Chi atau penduduk lansia yang hidup sebatang kara. Sehari sebelum pembagian bantuan dimulai, relawan dan staf karyawan Tzu Chi bersama para Shifu (Biksuni) di Griya Jing Si mengadakan pertemuan. Pertemuan seperti itu bertujuan untuk memberikan perhatian kepada relawan dan staf yang telah bersedia menyiapkan barang bantuan bagi para penerima bantuan dan mempersiapkan makanan yang akan disajikan saat perayaan Imlek.
Dalam pertemuan yang melibatkan seluruh insan Tzu Chi itu, mereka saling berbagi pengalaman dan perasaan yang mereka rasakan setelah berdedikasi di Tzu Chi selama sepanjang tahun. Mereka juga saling mengintropeksi diri dan melupakan semua ketidaksenangan yang dirasakan. Bukan hanya itu, mereka juga berikrar akan terus melangkah di jalan Tzu Chi untuk lebih maju dan terus bersumbangsih kepada orang lain. Dari kegiatan yang berawal hanya sebuah pertemuan inilah yang menjadi semakin berkembang menjadi rangkaian acara pemberkahan akhir tahun pada zaman sekarang.
Nah, untuk itu, walaupun di masa sekarang relawan harus berkumpul dengan cara lain, yakni melalui dunia maya, hakikat dan inti Pemberkahan tetap sama, bahkan saat ini semakin kuat karena rasa saling menguatkan dan saling dukung antar relawan dalam menghadapi pandemi. Buktinya ada lebih dari 1.150 relawan berkumpul secara virtual, Minggu 21 Februari 2021 untuk mengikuti pemberkahan dengan tema Memetik Pelajaran Besar Demi Manfaat Semua Makhluk, Mempraktikkan Kebajikan di Dunia Demi Tercapainya Keharmonisan ini.
Sutra Bhaisajyaguru, Mengusung Semangat Pengobatan
Selain berbagi kisah dan doa serta harapan untuk tahun yang lebih baik, yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap acara pemberkahan adalah penampilan isyarat tangan. Kali ini total ada 74 relawan dari lima He Qi menampilkan isyarat tangan Bab Penutup Sutra Bhaisajyaguru.
Sutra Bhaisajyaguru adalah Sutra yang memiliki kekuatan kebajikan. Secara harfiah, Bhaisajyaguru berarti pengobatan. Dengan membaca Sutra ini, seseorang akan mendapatkan kekuatan dan jalan keluar dalam menghadapi masalah dalam hidupnya.
Lim Ai Ru, tim penanggung jawab isyarat tangan menuturkan bahwa Sutra Bhaisajyaguru yang dipilih merupakan perwujudan dan dukungan untuk Tzu Chi Hospital akan beroperasi pada pertengahan tahun 2021 ini.
“Dari makna Sutra Bhaisajyaguru, semua ada kaitan dengan pengobatan, sehingga Sutra ini kami lafalkan sebagai dukungan bagi Tzu Chi Hospital yang akan dibuka. Jadi kami pun harus mempraktikkan cinta kasih, seperti seorang dokter yang mencari cara mengobati pasien dengan sepenuh hatinya,” tutur Lim Ai Ru.
Ditampilkan secara virtual, ke-74 relawan merekam video masing-masing terlebih dahulu sebelum hari-H. Tujuannya tentu untuk meminimalisir kesalahan teknis ketika penampilan dilakukan seperti koneksi internet yang lambat maupun delay atau siaran tertunda. Demi keselarasan, rekaman setiap relawan juga tidak main-main. Mereka harus rapi dan harmoni sehingga memberikan penampilan yang maksimal.
“Kendalanya sangat berat karena rekaman di rumah sangat berbeda dengan penampilan langsung di panggung. Banyak yang posisinya kepotong dan harus ulang lagi. Seperti tangan di posisi naik atas, eh kepotong, ulang juga. Bahkan ada shixiong shijie rekam sampai tengan malam,” cerita Ai Ru. “Jujur saya sangat terharu. Walaupun kita nggak bisa berkumpul untuk belajar, tapi mereka di rumah pun sepenuh hati supaya bisa menampilkan yang terbaik. Di sini saya ingin mengucapkan gan en kepada semua shixiong shijie yang berpartisipasi. Gan en,” imbuhnya.
Sebanyak 74 relawan dari lima He Qi menampilkan isyarat tangan Bab Penutup Sutra Bhaisajyaguru.
Lie Fie Lan, relawan He Qi Pusat yang melatih isyarat tangan untuk para relawan He Qi Pusat pun sejak awal telah menyadari bahwa untuk berpartisipasi dengan tim penampil Sutra Bhaisajyaguru bukanlah hal yang mudah. “Pandemi ini memang membuat semuanya serba susah. Kalau (belajar) di (aplikasi) Zoom begitu agak susah. Jadi mau kasih tahu gerakan juga ada saja yang terkendala dengan internet dan lainnya,” kata Fie Lan.
Menyiasati hal tersebut, ia terlebih dahulu membuat video mandiri berisi dirinya yang sedang melakukan isyarat tangan. Gerakan tangan pun ia sesuaikan. “Kalau gerakan aslinya ke arah kanan, saya bikin videonya dengan ubah ke kiri. Jadi nantinya untuk orang yang lihat dari layar hp, dia akan tetap ke arah kanan seperti aslinya,” jelas Fie Lan yang ingin memudahkan relawan belajar dan memahami isyarat tangan.
Lie Fie Lan, relawan He Qi Pusat melatih isyarat tangan untuk para relawan He Qi Pusat melalui aplikasi Zoom.
Melihat hasil yang maksimal, tentu perasaan senang dan bangga menyelimuti. Fie Lan juga berharap walaupun sedang susah, relawan tetap teguh di Jalan Bodhisatwa dan giat mendalami Dharma. “Semoga juga nantinya bisa ikut menjadi relawan pemerhati di Tzu Chi Hospital,” doanya.
Tzu Chi Hospital yang Tak Lama Lagi Akan Dibuka
Didukung oleh berbagai pihak, termasuk doa melalui lantunan Sutra Bhaisajyaguru yang ditampilkan dalam Pemberkahan Awal Tahun, Tzu Chi Hospital tak lama lagi akan dibuka.
Dalam Pemberkahan Awal Tahun 2021, Eka Tjandranegara, Ketua Tim Project Pembangunan sekaligus Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Medika Indonesia yang membawahi Misi Kesehatan berkesempatan untuk menyampaikan terima kasihnya.
“Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan gan en kepada para donatur, seluruh relawan, dan tim pembangunan, serta tim operasional nantinya,” ungkap Eka Tjandranegara.
Pembangunan Tzu Chi Hospital yang sudah berjalan enam tahun lamanya dijelaskan oleh Eka Tjandranegara akan menjadi rumah sakit yang tidak hanya bergantung pada bangunan yang megah dan alat kesehatan yang canggih. Namun juga akan didukung oleh sarana prasarana yang lengkap, SOP pelayanan, dan SDM yang profesional dan humanis.
“Ditambah lagi terus dipersiapkan sesuai tagline Tzu Chi Hospital: Compassion With Excellent. Jadi tidak hanya memberikan pelayanan yang unggul namun juga penuh welas asih,” tegas Eka Tjandranegara.
Eka Tjandranegara juga menuturkan bahwa, di masa pandemi yang tidak tahu kapan kondisinya akan berakhir, Tzu Chi Hospital memutuskan akan mengoperasikan instalasi penanganan Covid-19 terlebih dahulu. Pelayanannya berada di gedung terpisah dengan gedung utama rumah sakit. Instalasi Covid-19 tersebut nantinya akan dilengkapi dengan ICU, kamar operasi, kamar bersalin, serta sarana penunjang yang lengkap sehingga seluruh pasien dapat pelayanan yang maksimal. Rencananya instalasi tersebut akan melayani pasien pada awal Mei 2021 dengan 52 bed dan disusul dengan operasional gedung rumah sakit pada awal Juni 2021 dengan 100 bed.
“Beroperasionalnya Tzu Chi Hospital juga bukanlah akhir melainkan awal untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan bersama. Sehingga dukungan masih sangat diharapkan,” pungkas Eka Tjandranegara.
Artikel Terkait
Pemberkahan Awal Tahun 2021: Menyebarkan Cinta Kasih di Kota Singkawang
21 Februari 2021Pemberkahan Awal Tahun 2021: Diselenggarakan Secara Virtual, Esensi Pemberkahan Tak Luntur
22 Februari 2021Pemberkahan Awal Tahun 2021: Sebuah Pengakuan dan Kepercayaan dari Masyarakat dan Pemerintah
21 Februari 2021Pemberkahan Awal Tahun 2021 digelar dalam suasana yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang mana kali ini berlangsung secara virtual. Lebih dari 1.150 relawan Tzu Chi dari Aceh hingga Papua mengikuti Pemberkahan Awal Tahun melalui berbagai media sosial seperti facebook, instagram, youtube, dan aplikasi Zoom.