Pembinaan Diri ke Luar

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara 2), Fotografer : Johnsen Wijaya, Lo Wahyuni, Joe Lawrance (He Qi Utara 2)


Hok Lay menjadi pembicara dalam Bedah Buku Sutra Wu Liang Yi Jing yang digelar di Clover Building, Pluit, Jakarta Kamis, 26 Juli 2018.

“Sutra Makna Tanpa Batas mengajarkan kita metode pembinaan diri ke luar,” papar Hok Lay yang menjadi pembicara acara Bedah Buku Wu Liang Yi Jing di komunitas relawan Tzu Chi tepatnya di Pluit Gan En. Bedah Buku Sutra Wu Liang Yi Jing (WLYJ) yang membahas Bab 1 (sifat Luhur) ini diadakan di Clover Building, Pluit, Jakarta Kamis, 26 Juli 2018. Bedah buku yang dimoderatori oleh Wahyuni ini dihadiri oleh 40 peserta, baik relawan maupun masyarakat umum.

Hok Lay menjelaskan, insan Tzu Chi yang sering disebut Bodhisatwa dunia oleh Master Cheng Yen hendaknya bisa menggarap ladang berkah dengan semboyan melihat dengan telinga, mendengar dengan mata. Artinya  saat dia melihat penderitaan orang yang ditolongnya, ia turut mendengar dan merasakan keluh kesah mereka. Relawan juga harus siap menjadi relawan pemerhati yang mendengar dengan seksama dan melihat semua persoalan yang ditemui secara bijaksana sehingga menginspirasi orang lain untuk terus berbuat kebajikan.


Bedah buku yang dimoderatori oleh Wahyuni (kiri) ini dihadiri oleh 40 peserta.

Setiap insan manusia pada dasarnya memiliki hakikat keBuddhaan, tetapi sering tertutup oleh banyak noda-noda batin. Dengan terus giat berlatih diri ke dalam dan keluar, maka akan dapat mengikis noda-noda batin berupa keserakahan, kebencian, kegelapan batin, kesombongan dan berprasangka buruk.

“Noda-noda ini dapat dikikis perlahan-lahan tapi pasti oleh Dhamma, yang bagaikan air mampu membersihkan kekotoran yang melekat di batin. Dhamma yang dibabarkan dalam sutra makna tanpa batas (WLYJ) adalah Air dengan aliran jernih yang mengikis noda-noda batin,” terang Hok Lay.


Para peserta sangat antusias menyimak penjelasan Hok Lay.

Sang Buddha mengajarkan setiap manusia untuk selalu mengembangkan Empat sifat Luhur, Metta (Cinta Kasih),  Karuna (Welas Asih), Mudita (Turut berbahagia atas kebahagiaan orang lain) dan  dan Upekkha (keseimbangan batin) agar dapat hidup berbahagia. Essensi mengembangkan 4 sifat luhur ini terdapat di dalam  Dhamma Sutra Makna Tanpa batas. Menyebarkan kebaikan yang hendaknya direalisasikan oleh insan Tzu Chi secara  nyata dalam hidup sehari-hari,  dan  bukan hanya sekedar wacana belaka.

“Essensi dari bab sifat luhur adalah praktik nyata cinta kasih, welas asih kepada semua orang  tanpa membeda-bedakan status sosial, pendidikan, ekonomi dan lainnya. Untuk selalu giat bersumbangsih tanpa pamrih dan bukan demi kepentingan diri atau lainnya,” kata Hok Lay.

   

Joey Lawrance sangat terkesan dan terinspirasi untuk lebih banyak berbuat kebajikan.

Di bangku peserta ada Joey Lawrance (22) yang baru pertama kali mengikuti bedah buku. Ia mengaku sangat antusias.

“Antusias ya ikut bedah buku bisa kenal Tzu Chi lebih mendalam. Ternyata selain sebagai relawan juga harus membimbing orang lain agar berbuat kebaikan,” kata Joey Lawrance.

Bagi Sinta Sanusi yang sering mengikuti kegiatan bedah buku, kegiatan ini makin membuatnya semangat untuk melatih diri ke luar, melakukan praktik nyata welas kasih kepada orang lain dan bersumbangsih tanpa pamrih. Sinta juga bersyukur berkesempatan mengajarkan ibu Nurhayati, salah seorang gan en hu atau penerima bantuan Tzu Chi membuat pisang salju.


Para peserta tak hanya relawan namun juga dari masyarakat umum.

“Sejak jualan pisangnya laku, ibu Nurhayati bisa membayar cicilan utangnya yang sudah lama menumpuk,” ungkapnya.

Relawan calon komite Tzu Chi ini juga berharap bisa bervegetaris. “Saya bertekad mau jadi seorang vegetaris, meskipun bukan Buddhis (ia adalah pemeluk Katolik), karena vegetarian bisa mengikis ego dan  bisa lebih sehat,” sembari tersenyum.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Merayakan Satu Tahun Bedah Buku

Merayakan Satu Tahun Bedah Buku

15 Agustus 2019

Bedah Buku di komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Barat 2 tepatnya di Xie Lie TKS 1 telah berjalan secara konsisten yang ke-13 kalinya dan genap memasuki usia satu tahun. Bedah Buku kali ini, 22 Juli 2019 pun terasa sangat spesial, dihadiri lebih banyak relawan, yang biasanya sekitar 30-an orang, hari itu hadir 57 orang.

Mendalami Bab Sifat Luhur dalam Wu Liang Yi Jing

Mendalami Bab Sifat Luhur dalam Wu Liang Yi Jing

02 Juli 2018
Untuk lebih memaknai ajaran Master Cheng Yen, para relawan mengadakan bedah buku Sutra Makna Tanpa Batas pada 28 Juni 2018. Kegiatan yang bertempat di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng ini dihadiri oleh 50 relawan Tzu Chi.
Bedah Buku Kebon Jeruk 3

Bedah Buku Kebon Jeruk 3

10 Maret 2014 Pertemuan kali ini membahas mengenai “Merenungkan bahwa Pikiran Tidak Kekal (Guan Xin Wu Chang ).“ Acara ini juga dihadiri oleh 2 orang Shifu (bikkhuni).
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -